Sebelum Mengikuti Apa Kata Orang, Baiknya Renungkan Hal Ini dengan Matang

Pesan agar kamu tak tergesa-gesa berubah mengikuti apa yang dianggap benar oleh orang lain

Jangan dulu tergesa-gesa berubah mengikuti apa yang dianggap benar oleh orang lain. Bisa jadi, kamu sedang "digunakan" agar menjadi budak ideologi, dari para penyebar ideologi peruntuh kepercayaan diri. Ini bukan overconfident, tapi skeptis. 


Skeptisme dapat menjaga pikirmu dari arus opini spirtus -mudah membakar-


Kedewaasan ditandai salah satunya dengan tidak memaksakan diri agar dapat disukai oleh semua orang. Jika kamu menyadari hal ini, selamat! Kamu berada pada level tinggi.

Saat seseorang dengan atau tanpa alasan menilaimu buruk, kamu boleh menganalisis segala unsur yang membuat kamu "tergelitik" untuk tau jawabannya menggunakan dasar logika, ini bukan overthinking, tapi kritis.


Berpikir kritis bukanlah berpikir lebih keras, melainkan berpikir lebih baik.


Setelah melewati proses aktif dalam berpikir dan mencari tahu, kamu akan menemukan kesimpulan yang dengan sedirinya membawa kamu untuk berubah atau tidak. Dan pengambilan keputusan akan lebih bijak tanpa paksaan apalagi penyesalan.

Baik atau buruk itu soal perspektif, tidak ada ukuran kategoris yang dapat menentukan seseorang ada pada zona baik atau buruk selama setiap orang memiliki background believe yg berbeda. 


Menurut psikologi, jika hanya ada satu orang yang menganggapmu buruk dari 10 orang yang menganggapmu baik, maka dialah yang abnormal.


Tapi bukan berarti dia salah, mungkin dia sedang dalam gangguan fisik atau psikologis-

Yang tidak kalah penting dari part ini adalah, jika proses berpikir menunjukan kecenderungan bahwa kamu ada pada koridor "buruk" tersebut, maka perbaiki dan ubahlah. Bukan karena orang lain yang telah menilaimu buruk, tapi karena kamu percaya bahwa menjadi baik itu penting dan memperbaiki kesalahan adalah cara bijaksana.

Melibatkan pemikiran kritis dan skeptis dalam menyelesaikan persoalan itu penting. Agar tidak terbawa arus dan kehilangan identitas diri karena menjadi korban opini. 


Yang paling berhak untuk membentuk pribadimu adalah dirimu sendiri.


Faktor internal dan eksternal dari diri kamu bisa menjadi sebab mengapa seseorang menilaimu buruk. Faktor Internal berasal dari kebiasaan dan aktifitas yang kamu tunjukan kepada orang lain. Kembali lagi, bukan karena apa yang kamu lakukan/tunjukan itu salah (kecuali saat kamu melanggar hukum), bisa jadi apa yang kamu lakukan bukan menjadi kebiasaan dari lingkunganmu, sehingga kamu dianggap berbeda/buruk.

Hal lain yang juga menjadi sebab adalah ketidakberhasilan kamu dalam beradaptasi dengan lingkunganmu. Kamu yang cenderung egosentris membuat benteng semakin tinggi antara persepsimu dengan opini ingkunganmu. Ada baiknya, kamu mempelajari tentang unsur-unsur yang berlaku dalam ingkungan sosial dan mulai membaur.

Faktor eksternal biasanya berkaitan dengan norma, kebiasaan dan kepatutan, dalam satu lingkungan sosial ada sebuah nilai yang disepakati bersama, bisa jadi apa yang kamu lakukan/tunjukan tidak sesuai dengan nilai tersebut, lalu muncul opini "buruk" tentang dirimu.

orang lain yang gagal mempersepsi apa yang kamu tunjukan, bisa juga menjadi sebab mengapa dia menilaimu buruk. Open minded akan membantu kamu menyikapi kondisi seperti ini.

Tidak perlu jatuh mental jika menerima penilaian buruk, gunakan nalarmu untuk menganalisis apa yang terjadi sebelum mengambil keputusan dan berubah. Karena sejatinya, manusia adalah makhluk yang belajar, waktu akan memunculkan versi terbaik dari seseorang yang tidak pernah berhenti belajar.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." ― Pramoedya Ananta Toer