Karena Menikah Bukan Sekedar Baper, Sudah Siapkah Kamu Lahir dan Batin?

Menikah, satu kata yang mampu membuat hati dan pikiran berkecamuk ria

Dear diriku dan wanita cantik di luar sana dengan segudang prestasi serta beribu kesempatan.

Advertisement

Pernahkah salah satu di antara kalian atau bahkan diriku selama ini masih sering baper ingin segera menikah karena melihat betapa indahnya potret mesra pasangan halal yang bertebaran di media sosial membuat semak beranda dan membuat perih mata. Hahaaa?

Pernah tenggelam dalam khayalan potret mesra tersebut, sampai berniat serius dengan kekasih? Balikan dengan mantan pacar? Semakin perhatian dengan gebetan? Sampai berniat hijrah agar mendapat jodoh yang terbaik? Eitss..yakin hijrah karena ingin memantaskan diri atau semata-mata ingin menikah dan cepat dapat jodohnya?

Entahlah, jawaban mana yang pantas untuk menggambarkan niat dihati karena sudah terpenuhi oleh perasaan baper sehingga semua hanya ingin yang instan. Tak perlu merasa tersinggung, diriku pun pernah terbelenggu dalam perasaan gegana tersebut.

Advertisement

Sampai suatu ketika saat sedang asyik berselancar di medsos aku menemukan sebuah postingan dan seketika menyadarkan aku bahwa menikah bukan sekedar upload foto mesra atau sekedar upload video kegiatan indah bareng pasangan halal.

Karena tersadar bahwa dibalik semua itu, pasti dan yakin akan ada episode pertengkaran, beselisih paham, tangisan, dan episode lain yang menguras emosi dan hati yang jelas tak seindah kehidupan percintaan dalam dram korea. Semua episode tersebut tentu saja tidak sempat dan bahkan tidak ada seorangpun yang mau mengabadikan dalam sebuah video atau potret untuk diumbar di media sosial.

Advertisement

Sebenarnya ada banyak hal lain yang harus dipersiapkan, terutama ilmu yang nantinya akan dibagi dan digunakan dalam mendidik anak, karena mendidik anak tak semudah membalikan telapak tangan. Dan harus siap lahir batin, sudah siapakah diriku dan kalian kehilangan waktu bermain selancar di media sosial?

Jalan jalan dan nongki bareng sahabat? Curhat dan bermanja ria dengan orangtua? Bahkan sepulang dari pekerjaan mampukah saat lelah menyapa tapi malah harus menyapa suami di rumah? Belum lagi jika nanti sudah punya anak siapakah semua itu kau tinggalkan untuk berteman akrab dengan seisi rumah dan merelakan semua masa indahmu ketika sendiri untuk mereka?

Pasti satu atau dua diantara kita berkata tidak dan belum sanggup karena merubah segala kebiasaan dan rutinitas saat ini butuh waktu dan pasangan yang nantinya bisa menuntun dan mengajari kita menuju kehidupan yang di restui Tuhan. Di samping semua itu kita juga butuh seabrek kesabaran, pertanyaan sederhana. Mampukah kau sabar saat suamimu sibuk dengan game online dan merasa cuek terhadapmu?

Di sini aku berusaha meyakinkan diri dan kalian bahwa masa menikah jauh berbeda dari masa pacaran saat ini, jika sewaktu-waktu badai pernikahan datang menghampiri, sebisa mungkin kita harus kalem dan tidak gegabah, agar tidak sampai mengeluh dan mengadu di media sosial seperti kebanyakan orang.

Dan masih banyak lagi kesiapan diri yang harus kita miliki. Serta untuk orang-orang yang selalu melontarkan pertanyaan setiap bertemu mengenai kapan nikah? Dan selalu nyiyir, udah lulus kuliah udah kerja juga kok belum nikah? Keburu berumur lho dan masih banyak pertanyaan seputar nikah yang membuat telinga ini memanas.

Taukah kamu menikah bukanlah lomba lari siapa cepat akan menang.
Tetapi menikah butuh kerelaan hati, kesiapan mental yang matang.

Karena jika aku bertanya bahagiakah kamu setelah menikah? Jawaban apa yang akan keluar dari mulut pedasmu? Yakin 86% dari orang-orang yang hobi nyinyir pasti akan tersenyum miris dan berkata lirih bahagia kok tapiiiiiiiiiii…

Tapi apa? Pasti akan banyak hal-hal yang berujung curhatan. Bukan ingin menghakimi kamu yang lebih dulu mengarungi bahtera rumah tangga tapi cobalah untuk berhenti mengomentari kehidupan ku. Atau kamu kehilangan banyak kesempatan terbuka seperti diriku yang sekarang.

“Teruntuk kamu yang suka dibanjiri pertanyaan kapan nikah, tanyakan kembali apakah dia bahagia setelah menikah? Lihat raut wajahnya ketika menjawab. Dan tersenyumlah sambil berkata aku akan menikah ketika telah siap dan semoga kamu selalu bahagia sampai lupa mengurus kehidupan orang”?

Dear diriku dan wanita cantik di luar sana. Daripada kita ngebaper, galau berkepanjangan sampai merana pengen nikah karena alasan nggak jelas dan karena omongan orang. Lebih baik kita belajar dan mempersiapkan diri.

Menyibukkan diri dalam hal-hal bermanfaat serta mencoba kesempatan demi kesempatan dalam menata karir. Sesekali belajar kepada mereka yang sudah lama menikah. Karena sejatinya menikah itu mudah, tapi mempertahankannya yang sulit. Butuh perjuangan keras dan melibatkan Tuhan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Berawal dari rasa merangkai kata berakhir cerita.

CLOSE