Kehidupan Adalah Seni Mengambar Tanpa Penghapus

Apapun yang telah terjadi tidak mungkin dapat kita revisi kemudian kita ulang lagi

Tidak sengaja saya menemukan kalimat yang sangat mengena buat saya pribadi. Kalimat yang menghentak bawah sadar saya tentang hidup yang harus berjalan maju. Bukan mundur meskipun menengok masa yang telah berlalu adalah kebijaksanaan agar kedepan lebih bermakna dan bermartabat. Kalimat dari John Gardner "Life is the art of drawing without an eraser".

Ya, saya sepakat bahwa waktu terus bergerak meninggalkan kenangan, kehidupan adalah seni mengambar tanpa penghapus. Hati yang bersih akan menemukan ruang kesadaran bahwa apapun yang telah terjadi tidak mungkin dapat kita revisi kemudian kita ulang lagi.

Memikirkan tentang masa lalu? Saya mungkin cenderung sering. Saya hanya manusia biasa yang memiliki masa lalu yang kadang tidak bisa dilupakan. Ada yang baik hingga membuat saya bersyukur, ada yang biasa aja dan memiliki kecenderungan gampang dilupakan. Namun masa lalu yang buruk dan menyakitkan tentu tidak mudah untuk melupakannya. Dan itu cukup menyiksa bathin serta mempengaruhi ritme hidup yang saya jalani. Ketika tiba-tiba ingat, saat itu juga saya langsung merasa enggak nyaman dengan diri saya sendiri dan meyakinkan bahwa saya akan baik-baik saja.

Hari ini, di tengah kota yang gempita tiba-tiba saya menemukan kesunyian. Entahlah, saya sama sekali tidak menemukan keramaian yang biasa memagut perasaan. Pahitya espresso dan kepulan asap LA serasa hambar. Saya benar-benar merasa ketidaknyamanan menyergap hati meskipun kehidupan seolah dalam keadaan baik-baik saja.

Saya benar-benar merasa sepi dan merana di tengah hiruk-pikuk kota yang seharusnya memekakkan telinga. Saya ingat kamu, sosok polos tanpa dosa yang pernah bertahun mengisi ruang kehidupan ini.

Waktu memang tidak pernah mau berkompromi untuk berhenti meski sejenak. Nyatanya empat Ramadan telah saya lalui semenjak puasa hari pertama kamu bercucuran keringat dingin di Taman Menteri Supeno karena terpaksa kita harus jumpa. Ah sudahlah…. semua sudah berlalu. Mungkin kamu sudah melupakannya bahkan mungkin malah sudah tidak mengingat lagi nama saya. Tapi menjadi cerita yang berbeda bagi saya. Harapan dan angan yang tidak pernah menjadi nyata hingga saya menulis narasi ini pun masih emnggelayuti lorong sunyi di dalam hati.

Saya sadar sudah terlalu dalam menggali sumur imajinasi tentangmu sehingga meski sudah bertahun-tahun berlalu bayangmu masih sering muncul dalam setiap tidur. Atau mungkin saking gobloknya saya yang masih saja tidak mampu menurunkan ego untuk bisa berjalan lebih ringan tanpa beban masa lalu.

Hidup memang perjalanan yang tidak pernah bisa diulang lagi meski dikehidupan berikutnya (karena saya percaya reinkarnasi). Tapi harapan saya yang masih menggantung di kolong langit sampai saat ini adalah takdir mempertemukan kita kembali agar saya bisa meminta maaf sebelum kembali…….

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang pejalan kaki yang kebetulan penyuka kopi dan dunia literasi. Bekerja sebagai peneliti lingkungan terutama lingkungan perairan (Biomonitoring Aquatic) sesuai dengan pasion.