Kehidupan Pelatih Basket Profesional yang Mengadakan Klinik Basketnya di Berbagai Kota Di Indonesia

Semua orang tentunya memiliki hobi yang diminati saat kecil.

Semua orang tentunya memiliki hobi yang diminati saat kecil. Namun dari sekian banyak orang yang mengganti hobinya, ada satu laki-laki yang masih menekuni hobi yang sama dari kecil hingga sekarang. Irvan Rizky termasuk dari sedikitnya orang yang meminati hobi yang sama sejak kecil hingga saat ini, hobi tersebut adalah olahraga bola basket.

Advertisement

Irvan Rizky, biasa dipanggil dengan nama julukan “Jump Ball” atau bisa juga dengan Irvan, lahir di Depok pada tanggal 8 Maret 1989. Ketika ditanya mengenai alasannya dalam menekuni olahraga tersebut, Irvan menyatakan bahwa olahraga basket sangatlah menarik, dan juga olahraga yang paling menantang. Oleh karena itu, ia menekuni olahraga tersebut sejak ia menduduki bangku 5 SD, dan lanjut menekuninya hingga saat ini.

Saat ini, Irvan bermain sebagai pemain professional, lebih tepatnya pemain divisi 2 di sebuah klub basket di Bogor yang bernama “Gede Basketball”. Irvan pun sering bermain dalam pertandingan untuk mewakili timnya tersebut, dan dapat dikatan juga menjadi seorang pemain andal. Ia sudah bermain di divisi 2 sejak tahun 2014, yang membuat tahun ini tahun ke-5 Irvan bermain di klub tersebut.

Selain bermain basket, Irvan juga menjadi seorang pelatih basket. Ketika ditanya mengenai apa yang membuatnya ingin melatih juga, ia pun menjawab “Karena harus berbagi ilmu basket kepada anak-anak penerus bangsa.”

Advertisement

Irvan berprofesi sebagai pelatih olahraga basket, dimana beliau secara rutin membuka klinik basket yang ia namai “Handlekuy”. Klinik basket yang dimaksudkan bukanlah klinik kesehatan, namun sebuah kegiatan yang terbuka untuk umum dimana peserta berkumpul dan mempelajari mengenai olahraga basket dari pelatih secara langsung. Biasanya, klinik basket yang dilatih oleh Irvan berdurasi selama 2 jam, dengan agenda yang sangat beragam dan menantang.

Setiap latihan yang dilakukan selalu difokuskan pada kemampuan pemain yang berbeda-beda. Contohnya, ada latihan yang melatih koordinasi kaki, shooting bola, handling bola, dan lain-lain. Pada klinik handlekuy, peserta melatih kemampuannya selama 1 jam dan 30 menit pertama, dengan mempelajari dan menerapkan teori olahraga basket. Untuk mengakhiri kliniknya, 30 menit selanjutnya digunakan untuk bermain game, dimana seluruh peserta dibagi menjadi 2 tim dan melawan tim musuh yang sudah ditentukan.

Advertisement

Setelah lulus dari kuliah jurusan tehnik informatika, Irvan pun mulai menekuni melatih basket dengan serius. Ia sudah membuka klinik basket tersebut sejak tahun 2012, dan hingga kini sudah memiliki pengalaman dalam melatih berbagai pemain dari pemain professional liga IBL (Indonesian Basketball League), hingga warga di Provinsi Aceh yang menekuni olahraga tersebut. Karena klinik basketnya sudah mulai dikenal, ia pun meluncurkan merek baju sendiri yang juga dinamai Handlekuy. Merek bajunya pun digunakan oleh pemain professional yang pernah mengikuti klinik basketnya.

Beberapa nama pemain terkenal IBL yang pernah dilatih oleh Irvan termasuk Daniel Wenas (pemain Timnas Indonesia yang bermain pada Asian games 2018), Hardianus, Kevin Mooses, Farhan Harizh, Gabriel Risky, Andrey Rido, dan banyak lagi. Irvan pun juga sering melatih pemain Timnas  Indonesia kelompok umur 16 hingga 18 termasuk seorang pemain ternama, Ananta  Dandy.

Salah satu hal yang mencolok dari Irvan adalah ketekunannya dalam melatih basket dan beliau tentunya dapat melatih pemain professional karena kemampuannya untuk melatih dan berbagi ilmu yang sangat baik.

Oleh karena itu, beliau memiliki pesan moral yang ia selalu pegang dalam melatih basket, yaitu “melatihlah dengan hati dan mengajarlah dengan detail.” Hal ini diperlihatkan setiap kali ia melatih, dimana ia sangat memperhatikan pergerakan tubuh dan teknik pemain dan selalu memberi masukan terhadap pemain tersebut.

Kesuksesannya Irvan tidak membuatnya hanya melatih pemain ternama dan menjadi sombong, namun ketekunannya dalam basket membuatnya bepergian hingga keluar kota untuk melatih basket dan buta akan siapa yang beliau latih. Kota yang pernah ia pergi hanya untuk membuka klinik handlekuy termasuk Ternate,  Pekan Baru, Surabaya, Madura hingga Aceh.

Di setiap pemain di kota yang ia pernah latih, ia pun latih dengan sepenuh hati dan perlakukan sama seperti semua pemain yang ia pernah latih, pemain profesional maupun pemain non-profesional. Materi yang diajarkannya pun mirip dengan apa yang diberikan kepada pemain profesional.

Perjuangannya Irvan mungkin tidak terdengar sulit, namun ia sejak dahulu diremehkan oleh pemain maupun pelatih lain. Hal ini dikarenakan ukuran tubuhnya yang dapat dikatakan lebih kecil dibandingkan ukuran rata-rata pemain basket. Namun, perjuangannya dia dalam mempelajari ilmu basket membantunya untuk membuktikan dirinya bahwa ketekunan adalah sebuah faktor yang lebih penting daripada bakat maupun kondisi fisik.

Dari perjalanannya Irvan Rizky, kami pun dapat mempelajari beberapa hal dari ceritanya.  Hal pertama yang dapat dipelajari adalah bahwa kita harus rendah hati, walaupun Irvan bisa saja hanya melatih pemain yang ternama, ia pun melatih dan memperlakukan pemain lainnya sama. Hal kedua yang kami dapat pelajari adalah bahwa kita harus bekerja keras, walaupun Irvan selalu diremehkan karena ukuran badannya, ia pantang menyerah dan akhirnya menjadi pemain yang andal di timnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE