Kenapa Hidup Kamu Gak Sangkil dan Gak Mangkus. Karena Kamu Gak Mau Berubah

Apa sih hidup gak sangkil, gak mangkus? HIDUP yang gak efisien, hidup yang gak efektif.

Emang gak pernah dengar kata “sangkil” dan “mangkus” ya?

Iya, itu cuma kosakata saja. Sangkil berarti efisien, berdaya guna. Mangkus berarti efektif, berhasil guna. Kalo kata banyak orang, sangkil dan mangkus dianggap bahasa baku. Kalo hidup kita gak sangkil, gak mangkus berarti hidup kita gak berdaya guna, gak berhasil guna. Alias manfaatnya dikit buat diri sendiri atau orang lain. Maaf ya …

Memang agak aneh. Karena kita jarang memakai kata "sangkil" maupun 'mangkus'. Karena kita lebih senang menggunakan kata yang berbau asing “efisien” (efficient) dan “efektif” (effective). Kan lebih keren, betul gak?

Misalnya contoh kalimat: Mari bekerja secara sangkil dan mangkus tapi kita lebih senang menggunakan Mari bekerja secara efisien dan efektif.

Ini apaan sih? Emang kita mau belajar bahasa apa?

Sabar dong, jangan marah ya. Kita memang tidak sedang belajar bahasa. Sekadar mengingatkan aja agar kita tidak juga miskin bahasa, miskin kosakata. Sehingga menghambat komunikasi di antara kita. Biar gak salah paham, iya gak? Karena zaman begini, banyak orang yang maksud bahasanya baik, tapi maknanya malah dipersepsi buruk. Niat baik tapi reaksinya negatif. Mungkin itu juga yang dibilang ambigu, jadi bermakna ganda.

Gak sangkil, gak mangkus.

Pantes aja, di sekitar kita suka ada orang tersenyum. Tapi senyumannya terkesan mati dan menakutkan. Mungkin karena miskin bahasa. Kali aja sih. Senyum tapi menakutkan. Atau ramah tapi jutek …. kok bisa ya?

Ya, seperti hidup kita. Terkadang tidak sangkil, tidak mangkus. Hidup yang tidak efisien, hidup yang tidak efektif. Kok bisa, emang harusnya gimana?

Hidup jadi gak sangkil, gak efisien.

Kemarin-kemarin, kita yang bilang telah melakukan banyak hal. Tapi sekarang, malah bingung sendiri. Lalu, prestasi apa yang udah diperoleh, apa yang bisa dibanggakan? Kalo mau jujur, jawabnya tidak ada. Ibadah, uang, aset, intelektual, kebiasaan kok begitu-begitu aja. Tidak banyak berubah, tapi banyak yang sudah dikerjakan. Dan yang menyedihkan, hari ini malah lebih buruk dari hari kemarin. Gak sangkil banget.

Enak aja kalo ngomong. Ada dong yang nambah. Apaan? Teman Facebook jadi nambah banyak, 6.000an orang, follower Twitter juga nambah jadi 8.000 orang. Terus apa manfaatnya? Belum ada sih, paling sebatas debat sama adu komentar aja. Dan ngurusin hiruk pikuk politik yang keliatan "tampak besar" padahal kecil. Atau sibuk melayani orang yang mengajak Chatting di BB atau WA sehari semalam. Ada outputnya gak? Ada, paling gosipan. Udah itu doang.

Ohhh jadi gitu doang. Pantes gak sangkil, gak mangkus.

Melakukan banyak hal, tapi gak dapat apa-apa. Oke deh. Sayang banget ya. Kita punya banyak kegiatan, tapi menguap begitu saja. Waktu kita pun habis terbuang percuma. Menjadi gak sangkil, alias tidak efisien.

Kok bisa gak sangkil hidup kita? Karena hidup kita tak punya tujuan. Tujuan dianggap terlalu absurd dan sepele. Orientasinya, bukan “nanti gimana” tapi “gimana nanti”? Ya udah, mau diapain lagi kalo udah begitu.

Hidup jadi gak mangkus, gak efektif.

Sama seperti sebelumnya, banyak hal yang sudah kita kerjakan. Tapi sayang, semua yang kita lakukan bukan hal yang benar. Bukan prioritas dalam diri dan keluarga kita. Kita mengerjakan yang gak penting, gak manfaat. Wajar kalo jadinya gak mangkus, gak efektif.

Iya, gak efektif. Hidup yang gak mangkus. Kita ingin hidup sehat, tapi gak pernah olahraga. Kita pengen produktif, tapi lebih sering nonton TV. Kita pengen kaya tapi gak mau kerja keras. Sama sekali gak efektif. Berapa banyak pekerjaan yang kita tunda? Males atau gimana. Harusnya, lakukan saja sekarang apa yang bisa dikerjakan. Gak usah ditunda. Ehhh, giliran dikasih tahu malah buru-buru ngejawab, "nanti aja gampang". Gak mangkus banget.

Kok bisa gak mangkus hidup kita? Karena kita lebih senang melakukan hal-hal yang gak penting. Mikir terlalu lama. Gak ada tindakan yang bisa dilakukan. Dan parahnya, lebih senang melihat dari “sisi negatif”. Apa aja dilihat jeleknya. Wajar saja, kalo 1 tindakan baik punya musuh 10 alasan negatif yang menghambatnya.

Jadi, kita harus gimana dong?

Ya gak usah gimana-gimana. Sadari aja bahwa hidup itu sebentar. Kita ada di dunia ini sementara. Akankah hidup yang tersisa masih gak sangkil, gak mangkus? Hidup kok gak berdaya guna, gak berhasil guna. Pasti ada yang salah dalam diri kita. Bingung kan? Hati-hati aja, kkita gak pernah tahu besok kita masiih ada atau tidak. Terus, kapan kiita mau memperbaiki diri agar hidup jadi lebih sangkil dan mangkus. Hidup yang efisien, hidup yang efektif.

Kalo kata orang keren, "Stay focus and complete the journey – Tetap fokus dan selesaikan perjalanan.” Masih banyak kok yang bisa kita perbuat. Agar kita dan di sekitar kita bisa lebiih sangkil lebih mangkus.

Buat apa kita merasa sudah mengerjaan banyak hal, tapi gak ada gunanya. Kita harus mikir sekarang ….. Mau sampai kapan kondisi gak sangkill dan gak mangkus tetap terjadi? STOP dan berubahlah menjadi sangkkil dan mangkus. Salam hidup yang sangkil dan mangkus.

#BelajarDariOrangGoblok

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!