Kepada Dirimu yang Pernah Merayuku, Apakah Sebenarnya Kau Pura-pura Cinta Kepadaku?

Boleh aku bilang sesuatu?

Advertisement

Mengapa kamu bisa menggunakan seluruh daya upayamu mendekat dan merayuku? Apakah aku begitu menarik? Atau aku cukup misterius untuk membuatmu menjadi sepenasaran itu?

Kamu aktor hebat dan total dalam melakoni peranmu. Seolah kisah itu kisah nyata yang terjadi, padahal setelah aku jalani, itu semua nihil dengan bukti. Teman, kawan, rekan yang selama ini mengikuti kisah kita layaknya penonton dan aku salah satu aktris, sedangkan dirimu adalah sutradara sekaligus aktornya.

Kamu pikir aku ber-acting saat mencintaimu? mengapa kamu bisa acting mencintaiku ?

Advertisement

Dan yang aku benci dari semua ini adalah ketika dirimu membuat akhir yang ceritanya seolah menyalahkan aku, menjadikan aku kambing hitam yang patut dibenci dan disalahkan. Hebat… Belajar dimana memainkan peran antagonis yang memukau itu? Hanya pujian yang bisa aku katakan kepadamu wahai aktor terkenal yang tampan.

Tunggu sebentar, ini masih hangat dan dirimu pasti ingat. Sambutanku saat kau datang untuk merekrutku sebagai pemeran wanita, apakah dirimu mengingatnya? Ya, benar. Saat aku tak percaya akan memerankannya, kukira ini sungguhan. Ternyata sudah ada skenarionya. Wah, pantasnya dirimu memperbanyak pahala daripada dosa. Sayangnya aku saat itu terlalu naif. Aku melunak…

Advertisement

Tau begini aku tak akan peduli dengan apa kata orang terhadapku. Aku berusaha menjadi baik dengan mengikuti kata mereka agar lebih terbuka dan lunak, mereka bilang aku terlalu membatu, keras dan dingin. Jadi kupikir baik jika aku bisa melunak sedikit. Ternyata terlalu lunak dan salah tempat, salah waktu dan tentu segalanya menjadi salah semua.

Diluar dari kritik itu, aku sendiri malu mengakui bahwa aku sebenarnya rentan sekali. Sehingga apa yang aku tampakan didepan adalah tameng untuk melindungi sesuatu yang sangat sensitif. Jika sudah cinta aku bisa sangat cinta. Jika cinta aku akan sangat mudah terluka, dan benar saja karena salahku sendiri aku jadi terluka.

Sekarang, jangan harap akan mempengaruhiku lagi untuk melunak. Dengan siapapun aku tak akan lunak, aku hidup digunung batu. Jika lunak aku bisa tertimpa batu yang keras dan tidak selamat.

Terimakasih ya, ternyata aku lebih baik menjadi diriku yang sebenarnya. Actingmu sungguh terlihat seperti nyata.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE