Kepada Senja yang Memudar dan Kesibukanmu yang Membuatku Rindu

Halo kekasihku. Apa kabar di sana? Sepertinya telah lama kita tak saling menyapa

Sebenarnya, aku tak punya cukup nyali untuk mengatakan bahwa aku merindukanmu, Namun, sepertinya rindu ini terlalu berlebihan dan tak bertuan kepadamu dan betapa egoisnya aku kalau aku masih merengek akan rinduku, karena aku tahu, sepertinya kau tengah sibuk dengan urusanmu bukan?

Ah, kau memang selalu sibuk sayang. Apa kabar mata yang selalu menatap khawatir padaku itu? Apa kabar tangan yang tak pernah melepaskan genggaman tanganku di keramaian itu? Apa kabar dada bidang yang selalu kurengkuh saat aku lelah dengan duniaku? Ah, rasanya sungguh menyesakkan merindukanmu.

Senja ini, aku ingin bercerita banyak hal padamu, perihal apa-apa saja yang telah k lalui hari ini. Semuanya tampak membuatku kepayahan, namun sepertinya dirimu tak punya banyak waktu untuk mendengar ceritaku bukan? Ah, ya biarkan saja. Aku bisa menyimpan sendiri seperti biasanya. Memang, terkadang aku merindukan bayangmu seperti dahulu, sosok yang selalu ada untukku.

Dan sepertinya, aku tak cukup pandai mengartikan bahwa kau sangat menyayangiku. Dengan bodohnya aku selalu acuh tak acuh terhadapmu. Namun kini, saat kesibukan membuat kita babak belur, aku merasa tak punya sandaran selain padamu. Aku ingin bermanja. Aku merindukan tertawa begitu lepas karena tingkah konyolmu yang membuatku terpingkal, atau saat kau berbicara tentangku, si ratu kecilmu yang selalu siap kau lindungi bak raja berkuda putih dengan pedangnya.

Dan satu lagi, aku merindu tentang semua yang ada padamu. Tentang mata sendu yang menatap ku nanar saat aku melakukan sesuatu yang tak kau suka, namun tetap, kau selalu ada di sini menggenggam tanganku menuju benar. Tentang senyum anggun yang tak pernah lepas dari bibir mu ketika menyapa ramah semua orang. Ah ya, aku kadang tak suka melihatmu membagi senyum itu untuk gadis lain, tapi itu bukan kesalahanmu. Dan sepertinya semua orang harus tahu, aku memiliki kekasih dengan senyum terbaik di sini.

Tapi selayaknya gadis lain, aku selalu merasa tak adil dengan waktu dan jarak yang selalu kau ikhlaskan di tengah sibukmu. Aku selalu ingin waktu lebihmu. Terkadang, aku ingin berpayung berdua bersamamu di tengah hujan yang turun menangisi bumi. Terkadang aku juga ingin memberikan lengan mungilku padamu untuk digenggam manis seperti gadis lain saat ia bingung menentukan arah di keramaian, atau sekedar mengistirahatkan kepalaku dipundakmu. Sesederhana itu.

Namun aku tak boleh egois. Aku tahu kau memang tengah sibuk dengan urusanmu. Aku mengerti itu dan tenang saja. Biarpun kau terkesan mengabaikanku, rasaku kepadamu masih tetap sama. Aku mencintaimu dalam segala hal yang ada pada dirimu, Pundak yang banyak sekali menanggung beban namun tetap tegap sebagai kehormatannya. Tangan yang banyak sekali menggenggam mimpi namun tetap teguh mempertahankan semuanya, meski terkadang ada mimpi yang belum bisa kau dapatkan. Mata yang banyak sekali melihat harapan, namun terkadang harapan sangat jahat menghianatinya. Tak masalah dia tetap memancarkan cahaya indah tanpa tangis keputusasaan sekalipun. Bibir yang selalu saja menebar keindahan senyuman, namun tak pernah sekalipun berkata tak pantas, karena itu adalah suatu kehormatannya. Hati yang begitu teguh membangun mimpi untuk masa depan yang lebih baik, meski terkadang ditipu oleh kerapuhan hati.

Aku mencintaimu sedalam itu. Seperti halnya senja yang memudar, luka dan rinduku pun begitu. Dirimu pasti paham betapa menyebalkannya merindu begitu dalam, bukan? Terlebih saat semua bayangmu bagai lenyap tak berbekas di ujung sibukmu yang tak pernah bersahabat dengan rindu kita. Tetap saja rindu kita tak tersampaikan hanya karena beralaskan kesibukan yang tak mungkin aku atau dirimu kejar tanpa andil Sang Pencipta. Di sana, kamu dengan sibukmu, di sini aku dengan rinduku. Tak cukup adil memang. Tapi aku paham impianmu bukan melulu tentang aku dan rinduku.

Selesaikan dulu segala urusanmu, jika kau sudah selesai segera temui aku, karena aku akan dengan sabar menunggumu. Terima kasih tetap menjadi kekasihku yang tak pernah mengeluh dengan kesibukan dan rindu itu seperti halnya aku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

16 Comments

  1. Erica Tjahjadi berkata:

    Bingung nih cari-cari informasi menarik seputar bola yang terkini ?
    kunjungi dewa168.com …

  2. Anita Safitri berkata:

    kepada suami Tato Mulyanto yg sibuk memperjuangkan masa depan :* belajar bekrja jangan kurang istirahat yaa suami Ganteng

  3. Irnawati berkata:

    Rasaku sekarang banget ini?
    Aku tetap nunggu dia walaupun dia ngehubungin aku dab kmbali jd kek dlu lagi?

  4. u should know Cornelius Satrio Adi Pamungkas