Keren!! Empat Mahasiswa UMS Manfaatkan Limbah Baglog Jamur Tiram Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Kebutuhan energi manusia dari waktu ke waktu semakin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk dan teknologi. Sehingga menyebabkan kelangkaan energi dan meningkatnya harga minyak bumi didunia. Demikian pula pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas LPG. Agar beban masyarakat lebih ringan, maka pemerintah menghimbau agar dapat memanfaatkan bioenergi yang ada.

Bioenergi adalah energi yang berasal dari biomassa. Sedangkan pengertian dari biomassa adalah jumlah bahan hidup yang terdapat di dalam satu atau beberapa jenis organisme yang berada di dalam habitat tertentu. Biomasa pada umumnya dinyatakan dalam berat kering organisme persatuan luas habitat. Biomasa adalah salah satu sumberdaya hayati, merupakan energi matahari yang telah ditransformasi menjadi energi kimia oleh tumbuhan berhijau daun.

Kegiatan di bidang pertanian banyak menghasilkan limbah yaitu limbah padat, cair dan gas. Selama ini limbah yang dihasilkan oleh petani belum dimanfaatkan secara optimal, padahal limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif ataupun produk sampingan yang bernilai ekonomis, sehingga petani memperoleh nilai tambah dari hasil limbah pertanian. Salah satunya pembuatan biobriket dari limbah baglog jamur tiram. Biobriket dari limbah baglog jamur tiram yang dihasilkan dapat menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis. Biobriket dari limbah baglog jamur tiram mampu mengubah limbah pertanian menjadi bahan bakar dengan efisiensi konversi cukup baik. Limbah baglog dari jamur tiram yang sudah tidak produktif jika tidak dimanfaatkan akan menjadi sampah yang menumpuk dan mengotori lingkungan. Limbah baglog tersebut dapat dimanfaatkan antara lain dibuat sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil yaitu biobriket.

Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta yang terdiri dari Widodo Hadi Prabowo (Teknik Elektro/2014), Muhammad Viki Lutfianan (Teknik Elektro/2014), Rosid (Teknik Elektro/ 2014), Muhammad Buhannuddin Ubaidillah (Teknik Elektro/2015) dan Pembimbing Bapak Umar, ST.MT. membuat sebuah inovasi yaitu biobriket dari limbah baglog sekaligus menguji karakteristik yang terdapat pada biobriket.

Baglog yang sudah tidak layak pakai yaitu sudah melebihi 6 bulan masa pemakaian dan banyaknya limbah baglog jamur tiram yang sudah tidak layak pakai yang bertempat di rumah Desa Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga hanya dibuang saja dan itu akan menjadi sampah yang menumpuk dan mengotori lingkungan," kata Widodo

Berawal dari limbah baglog yang dibuang kemudian 4 mahasiswa tersebut membuat biobriket, cara pembuatannya cukup sederhana yang pertama mulai dari proses pengeringan limbah baglog selama 3-4 hari, pengayakan 60 mesh, pencampuran limbah baglog, tepung kanji dan air hangat dengan komposisi 250 gram untuk limbah baglog; 250 gram tepung kanji; dan 200 ml air hangat, pengepresan dan pencetakan baru setelah itu tahap pengeringan.

Hasil uji karakteristik tersebut memperoleh nilai kalor atau jumlah panas yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna sebesar 4065,69 kal/g, padahal SNI untuk nilai kalor sebesar 5000 kal/g, walaupun pada pengujian nilai kalor tidak masuk dalam standar SNI mereka berharap masyarakat dapat memanfaatkan limbah baglog untuk meningkatkan nilai guna dan menyaingi minyak tanah dan Gas LPG.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis