Ketika Cinta Masih Ada, Namun Raga Tak Mungkin Bisa Kembali Bersama.

Sulit sekali menghadirkan siluet ragamu dalam mimpi di malam tidurku, tapi itu dulu. Sebelum semuanya benar-benar berakhir dan tersudahi. Tapi malam ini, di malam panjangku yang kelabu. Masih dirimu yang setia melakoni peran dalam mimpiku.

Advertisement

Memberhentikanmu secara hormat dalam hatiku bukanlah perkara mudah, berkali-kali aku menengadah, karena air mata ini tak lagi tertadah :'( Aku pun mulai gamang, harus kah aku menjalaninya tanpa tahu, segalanya tlah pergi berlalu. Bahkan ketika aku mengerjap, bangun dari mimpi buruk ku semalam, tentang mu yang tlah menghilang.

Meski waktu terus menggerakan jarum panahnya, rasanya ingin ku putar jarum jam demi mengembalikan dirimu yang mungkin sudah tak perdulikan aku. Rasa-rasanya begitu, tapi … mana mampu aku memutar waktu, sedang persendianku mulai kelu. Melemas tanpa sebab, lunglai tanpa alasan. Sepeninggal mu di titian kalbu.

Ini masa-masa sulit bagiku, mencintaimu dalam satu waktu tak sebanding dengan melupakan cintamu yang sempatkan singgah bertamu. Atau mungkin hatimu tertinggal disini, di ruang hati ini, tak tahu kemana arah pulang, sedang aral semakin melintang.

Advertisement

“sayang … di balik mimpi ini, ada syaraf yang macet. Gambar hidup yang tertutup. Sayang … aku cinta padamu, kau pun lebih dari tahu. Lidah menjilat-jilat kutub. Ombak-ombak pecah di sisi perahu, mabuk mesra seperti dulu.” (Sapardi Djoko Damono)

Ku katakan sekali lagi, aku! aku disini menanggung duka, menebus mimpi yang cedera. Tempatmu kosong, menganga membuka luka. Apakah arti sajak selain jejak? barangkali aku dilupakan orang terbuang. Seperti sekian nasib petualang. Sajak-sajak ku kini tinggal slogan. Tetapi di puncak menara waktu masih tersisa hati mu.

Siapa kamu sekarang? tak seorang pun tahu, bahkan aku. Pada pagi yang ku tentukan itu, setelah semua angan pergi, setelah mimpi semalam ku paksakan, aku semakin terperangkap dalam selingan. Cause all of me, loves all of you~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

4 Comments

  1. Dinde Lombok berkata:

    Malam-malam sunyiku dimulai ketika aku mengenalmu.

CLOSE