Ketika Kamu Kehilangan Arah, Saatnya Mulai Membaca Buku Panduan

Jika aktivitas dilakukan tanpa tujuan artinya jelas kita butuh panduan.

Hai guys, masih bersama penulis, perintis bisnis software house yang sedang berusaha dan bertumbuh. Jadi, penulis bakal sedikit curhat mengenai ribetnya salah satu divisi dalam pembuatan software aplikasi, yaitu membuat buku panduan.

Kenapa hal tersebut dianggap ribet? Karena semakin kompleks sistem yang dibuat akan semakin banyak pula naskah buku panduan yang harus dibuat. Jujur hal tersebut adalah hal yang sangat membosankan di mata penulis. Tapi ini menjadi wajib untuk dilakukan karena buku panduanlah yang paling dekat dan dan paling dibutuhkan oleh pengguna nantinya ketika software aplikasi selesai dibuat.

Oke, jadi begini sejatinya kronologis pembuatan aplikasi di perusahaan kami. Pertama kami membuat perancangan sesuai kebutuhan pengguna, selanjutnya kami mulai membuat atau istilahnya coding dan presentasi hasil, Apabila sudah sesuai permintaan, kami membuat buku panduan dan melakukan pelatihan ke pengguna.

Sesimple itu? Ya nggak lah, nggak mungkin dijabarin semua. Selain rahasia dapur tidak penting juga untuk dibahas di sini hehehe. Nah, proses pelatihan menjadi proses yang cukup penting untuk mengenal karakter pengguna. Artinya seberapa jadul pengguna berbanding lurus dengan lamanya proses pelatihan.

Melihat pengguna kesulitan mengoperasikan aplikasi menjadi acuan bagaimana kami harusnya membuat buku panduan. Tujuan dari buku panduan adalah memudahkan pengguna untuk mengoperasikan alat yang berfungsi untuk memudahkan pekerjaannya. Pada fase inilah kita bisa menguji seberapa valid buku panduan yang akan atau telah kita buat. Ketika kami melihat buku panduan yang dibuat masih membingungkan bagi penggunapun berarti harus ada revisi di dalamnya. Kamu pernah bosan dan ribet menulis selimapuluh sampai seribu halaman? Jika iya berarti kita sama.

Nah, cerita penulis di atas hanyalah segelintir masalah tentang ribetnya mengoperasikan software aplikasi apabila tanpa buku panduan. Kita akan mengkaji kasus lain, Begini, kita pasti pernah kan membeli peralatan baru seperti magicom, setrika, kipas atau apapun yang kita belum pernah sama sekali mengoperasikannya.

Apa yang selanjutnya kita lakukan? Pastilah mencari buku panduan, iya kan? Begitulah kita menilai penting seonggok buku panduan, Tampaknya kita memang butuh.

Dari cerita di atas, penulis akhirnya menemukan ilham dan bisa mengartikan susahnya membuat buku panduan padahal penting bagi kebutuhan pengguna. Dari kasus spesifik tersebut mari kita tarik menjadi lebih umum ke dalam cerita kehidupan kita sebagai manusia. Kita percaya hidup ini penuh dengan kesulitan dan permasalahan. Ribetnya kegiatan A,B sampai Z. Bagaimana mencari solusi atas permasalahan di berbagai bidang. Sibuknya kita melakukan aktivitas masing-masing, sebagian tanpa tujuan, sebagian lain dengan tujuan, tapi entah itu tujuan yang benar atau yang semu saja. Jika aktivitas dilakukan tanpa tujuan artinya jelas kita butuh panduan.

Lalu, bagaimana kita membedakan aktivitas dengan tujuan yang semu atau yang bernar? Tampaknya yang kita butuhkan memang buku panduan yang valid dan dipercaya. Jika dalam agama yang penulis anut adalah percaya terhadap kitab suci Al Quran. Melihat bagaimana ribetnya membuat buku panduan dalam satu bidang saja bisa dibayangkan bagaimana lebih ribetnya lagi membuat sebuah kitab suci, sebuah panduan dan pedoman yang mengatur bagaimana kita hidup di apapun bidangnya.

Memang kita adalah generasi ke jutaan tahun bukan generasi pertama. Generasi pertama lebih mengenal pedoman yang kita percaya, sedangkan kita adalah generasi yang terbentuk dari runtutan kebiasaan, kebudayaan adat dan informasi yang telah bercampur dari berbagai generasi. Layaknya informasi yang terlalu banyak rantai pasti akan terjadi distorsi dan perubahan. Bisa jadi kita adalah korban dari penerimaan informasi yang berubah.

Tidak ada hal yang paling layak, valid dan bijak untuk dilakukan selain membaca sumber pertama, Panduan masing-masing agama yang harusnya kita masih punya kesempatan untuk membacanya. Membaca, menelaah mengartikan dan mencari arti serta makna apa terkandung untuk menjalani kehidupan kita masing-masing menjadi aktivitas yang perlu disempatkan di balik padatnya kita menjalani rentetan aktivitas yang tebentuk karena kebiasaan yang bahkan kita tidak tahu endingnya. Jika kita percaya kenapa kita tidak membacanya ?

Melalui cerita di atas, sebenarnya kita punya kok cerita versi masing-masing yang apabila dieja ternyata kita diingatkan untuk memahami bagaimana sebaiknya kita menjalani kehidupan. Kita diingatkan bahwa sebenarnya ada buku panduan yang sangat kompleks, betapa kita tidak bisa membayangkan bagaimana membuatnya, kita imani yang harusnya jadi pedoman untuk kita baca. Jawaban dari kebutuhan kita bermanusia, Sampai saat inipun penulis juga kurang rajin amat membaca kitab suci Al Quran tapi mari kita jadikan ini sebagai reminder bersama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Arlogi : ditulis dengan imaginasi disampaikan secara logis || Founder Yourfit (Your Future Fashion Technology)