Ketika Sebuah Keajaiban Dilepaskan Begitu Saja, Akankah Ada Kali Kedua?

Ini adalah sebuah cerita singkat tentang penantian keajaiban kedua. Sebut saja dia adalah K seorang pria desa yang diterima di salah satu perguruan tinggi di daerahnya. Sejak awal masuk, K telah terpana akan sosok indah seorang wanita sebut saja A. Anehnya, keindahan wanita itu hanya K yang dapat merasa. Sebab, sebelum wanita itu seindah dan secantik sekarang, banyak yang menganggapnya biasa saja. Wajah lugunya yang sawo kematangan menggambarkan ciri khas wanita Jawa yang sangat bersahaja namun penuh pesona.

Advertisement

Perjalanan dimulai, hari-hari K juga terasa biasa saja dengan kehidupannya yang saat itu masih menjadi mahasiswa. Tak banyak yang dapat ia lakukan karena dengan kekurangan yang ia rasa dan ia sangat malu akan hal itu. Betapa tidak, dengan tinggi hanya 160 centi, badan kecil, serta kulit yang aduhai hitam sekali, dengan gigi yang berlubang ditengah lagi, menambah ketidakyakinan K dalam menyelami pergaulan teman – teman sekelilingnya sebagai mahasiswa.

Sampai pada akhirnya, dia bisa mengenal A. Sesosok wanita yang menarik dia sejak awal berjumpa. Kala itu, ia melihat ada beberapa foto si A. K berinisiatif entah dasar dari apa tiba – tiba ia meminta foto itu dan A dengan senang hati memberinya. Sampai pada akhirnya, cerita pun dimulai tentang kemesraan sederhana antara K dan A meski lewat SMS saja. Mereka berbagi cerita, kehidupan, perkuliahan dan hubungan dengan orang yang pernah dijalin. Ternyata lama – lama membuat si K tertarik dan kagum dengan si A. Saking dekatnya, sampai si A berani berkata bahwa dia suka dengan teman sekelas kami sebut saja si J. Sontak membuat si K jadi patah arang. Entah kenapa rasa itu mulai sedikit demi sedikit menusuk K hingga ke dada. Namun apa daya bagi si K, dirinya masih belum bisa sejajar dengan J.

Suatu ketika, setelah lama bersama, ada sebuah acara yang diadakan seisi kelas. Kegiatan itu telah mengubah persepsi si K yang begitu malu di hadapan A namun sekarang berani tuk meyakinkan hatinya. Waktu itu K menemukan sebuah cincin pasangan yang satunya entah kemana. Hendak dibuangnya, namun sayang ia begitu suka dengan desainnya. Sehingga di beberapa kesempatan acara dia memakai cincin sebagai pelita penyemangat dirinya. Ternyata, cincin itu adalah milik si A. Dan apakah ini sebuah kebetulan, K merasa iya. Namun, Ia tetap meyakinkan dirinya bahwa dia bukanlah orang yang A puja.

Advertisement

Setelah cincin itu diberikan, semakin akrablah hubungan si K dan si A. Konon menjadi sebuah cerita di kelas penuh ceria. Gosip di mana – mana tentang K dan A. A menganggapnya biasa saja, namun si K begitu bapernya sehingga seakan A miliknya. Cerita itu sangat K sukai meski itu tak pernah terjadi.

Setiap ada hubungan akrab pasti selalu ada adu pendapat. K kadang marah dengan si A. Tidak tau ada sebab apa sampai A merasa sedih karena teman yang ia percayai marah dengannya. K seakan menang sendiri. Dia cemburu, dia benci, dia seakan murka atas hal yang tidak pernah A lakukan. Dan di situlah segalanya mulai terbalik.

Advertisement

Saat itu, K dan A mulai berjauhan. Mereka tak lagi berdekatan. Mereka kehilangan arah. Sampai pada suatu masa, K baru selesai liburan dan mendapat undangan dari teman-teman. Semua orang datang begitu juga dengan A. Namun A tidak sendiri. Ada seseorang yang menemani. Waktu itu hujan lebat tiada henti, petir menyambar sana sini. Seakan tau sesuatu akan berlangsung. K tertikam dengan pedang tajam. K tertusuk oleh obor api yang tak pernah padam. Semua yang ia lihat seakan dunia sandiwara, ketika teman berkata, A sudah punya seseorang yang dia cinta.

Hancurlah harapan K. Tidak ada yang tersisa, hanya duka pelipur lara. Si A yang tetap dengan santainya terus menjalin hubungan dengan K. Namun, lagi – lagi sifat bodoh K muncul tatkala sms si A tidak pernah dibalas. K ingin menghilang dari si A. K lari dari kenyataan. Dia terlalu rapuh untuk ukuran seorang pria. Sungguh cengeng si K.

Lama waktu berlalu, hingga tiada kabar dari A. K sangat merindukan sosok A yang selalu menemaninya. Kini A sudah dengan pacarnya. Tiada lagi cerita buat si K. Meski di kelas tetap terasa bahagia, namun si K tetap menjaga jarak dari si A. Benar – benar bodoh si K membiarkan si A pergi begitu saja. Harusnya dia menerima si A dengan apa adanya dia tanpa memikirkan statusnya.

Tak terasa hari pun terus berganti, namun ada sebuah misteri di balik indah suasana pagi. Si A entah kenapa mulai peduli dengan K. Seakan menebus dosa yang pernah ia lakukan kepada si K. Teringat saat si A membuatkan pasta untuk si K dan dengan perjuangannya si A terjatuh dari motornya di tengah hujan deras hanya untuk membeli bahan baku pasta. K terharu namun K tetap pada pendirian bodohnya. Terus menjaga jauh dari si A.

Hingga pada masanya, K pun tau bahwa si A dan pacarnya telah tidak lagi bersama. Perasaan senang bercampur sedih juga menyelimuti si K. Datanglah ia lewat smsnya menuju si A. Ia meyakinkan A untuk tetap tegar menghadapi kenyataan pahit ini. Si A bahagia dengan adanya si K. Dan, akhirnya si K tau bahwa si A merindukan sosoknya untuk selalu ada bersamanya. Dia sadar cinta yang dicarinya ada pada orang terdekat yang dia punya.

Si K merasa bahagia dengan apa yang dia rasa. Inilah keajaiban gumamnya. Namun, lagi – lagi kebodohan si K mulai terlihat tatkala dia membiarkan keajaiban itu datang. Ia tidak menjemputnya malah ia membiarkannya begitu saja. Entah dirasuki setan dari mana, ia bahkan malah menganggap si A main – main saja. Ia mengambil kesimpulan bodoh bahwa si A hanya suka bukan cinta. Dan Lagi, dia menyakiti si A.

A sangat sedih dengan apa yang ia rasa. Begitu juga dengan K sebenarnya, namun penyesalan lah yang selalu datang tertunda. Tak ada lagi tegur sapa, saling membenci lewat sosial media. Si K merasa dialah yang paling tersakiti. Namun sebenarnya si A lah yang lebih tersakiti.

Kini, si A telah menutup diri. Dia kembali mejadi seorang yang mengagumi cinta pertamanya sewaktu masih SMP. Si K akhirnya sadar bahwa ia telah melepaskan keajaiban yang tak ternilai dari Tuhan untuknya. Dia kini meratapi kebodohan dan ketololan dirinya. Si A tidak lagi peduli dengan si K. Bahkan si K hanyalah sebatas kenal saja. Si A mengubur dalam dalam rasa yang pernah ia sampai kan secara tulus kepada si K.

Dan, si K kini hanyalah seorang pria yang tidak berani menjemput keajaiban pertamanya. Dia sadar sekali bahwa tidak akan ada keajaiban kedua yang akan datang padanya. Namun, jauh di lubuk hatinya, dia masih berharap akan ada keajaiban kedua menghampirinya. Meski hanya 1 dari berjuta harapan yang ada, nyala api si K takkan pernah padam menunggu keajaiban kedua. Entah Kapan, biarlah Tuhan yang Maha Tau menentukan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE