Kini Gajah Mati Hanya Meninggalkan Bangkainya, Tidak dengan Gadingnya

Di manakah kesadaran para mafia gading gajah? Sudah hilang atau memang tidak ada?

Gajah (elephas maximus), merupakan satwa langka yang ada di Indonesia. Di Indonesia, terdapat 2 subspesies gajah yakni Elephas maximus sumatranus yang penyebarannya di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Riau Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung. Lalu, Elephas maximus borneonsis atau gajah pigmy yang penyebarannya di wilayah Kalimantan Timur. Hewan ini memiliki sepasang gading di samping belalainya.

Advertisement

Gading ini lah yang menjadi daya tarik bagi sebagian orang. Gading gajah dapat digunakan sebagai kerajinan tangan dan juga media ukiran, hingga sebagian orang percaya bahwa gading tersebut dapat digunakan sebagai jimat dan juga mitos lainnya.

Banyaknya kegunaan dari gading gajah tersebut membuat harga gading gajah sangat tinggi di pasar gelap hingga mencapai ratusan juta rupiah, tergantung pada ukuran dan juga kualitas dari gading tersebut.

Gading gajah yang memiliki kualitas tinggi adalah gading gajah yang dicabut hingga akarnya. Sedangkan gading gajah yang kualitasnya rendah adalah gading gajah yang diambil dengan cara dipotong. Demi mendapatkan kualitas yang bagus, gajah terlebih dahulu dibunuh agar dapat mencabut gading hingga ke akarnya.

Advertisement

Gading-gading gajah ini dipasarkan dengan cara yang rapi di pasaran gelap. Perdagangan gading gajah ini melibatkan jaringan dan mafia, mulai dari pemburu, penampung tinkat menengah dan besar, perantara, tester (penaksir kualitas gading dan harganya), cukong pemilik modal, eksportir, hingga pembeli.

Sesuai hasil penelitian di kawasan Way Kambas, jumlah gajah sumatera pada tahun 2010 sekitar 247 ekor. Sebagian besar gajah tersebut betina, sedangkan jantan hanya sedikit. Kondisi tersebut membuat pertambahan populasi gajah sumatera lambat. Bahkan populasi gajah di Way Kambas akan terus berkurang akibat perburuan liar dan perdagangan ilegal gading gajah.

Advertisement

Dalam delapan tahun terakhir, sebanyak 26 ekor gajah yang ada di way kambas telah mati akibat dari perburuan liar dan juga lebih dari ratusan kilo gading telah diperjual belikan oleh para mafia gajah. Hal ini menunjukan bahwa penyebab utama kematian gajah adalah banyaknya perburuan terhadap gading gajah. Faktor lain yang dapat menyebabkan kematian gajah adalah adanya konflik antara gajah dengan manusia dan juga mulai hilangnya tempat tinggal gajah di alam.

Satu fakta yang sangat menyedihkan, ketika ada suatu peribahasa ‘gajah mati meniggalkan gadingnya’ mungkin saat ini telah berganti menjadi ‘gajah mati karena gadingnya’. Karena di luar sana banyak gajah mati yang gadingnya sudah tidak tidak ada, hanya bangkainya.

Di manakah kesadaran para mafia gading gajah? Sudah hilang atau memang tidak ada?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE