Kisah-Kisah Mistis di Museum Fatahillah Membuat Perjalananku Terasa Menyeramkan

Mungkin ini adalah salah satu perjalanan terseram bagi saya, akan tetapi saya mendapatkan banyak sekali pengalaman dari perjalanan ini.

Banyak sekali sejarah yang menimpa Ibukota RI, bahkan hingga ke masa prasejarah, perjalanan sejarah ini masih dapat kita pelajari dan kita nikmati hingga kini di Museum Fatahilla yang terletak di kawasan Kota Tua atau tempatnya di Jalan Taman Fatahillah no.2, Jakarta Barat.

 

Di sana kita bisa melihat berbagai peninggalan sejarah kota Jakarta sejak zaman prasejarah, masa kejayaan pelabuhan Sundah kelapa, era penjajahan hingga ke masa setelah kemerdekaan. Gedung ini awalnya merupakan balai kota yang diresmikan oleh Gubernur Jendral Abraham Van Riebeeck pada tahun 1710. Tertulis bahwa gedung ini sendiri telah dimuali pada era Gubernur Jendral Jan Pieterszoon coen pada tahun 1620. Dari yang saya rasakan gedung ini memiliki banyak sekali hawa-hawa tidak enak.

 

Museum ini menyimpan kurang lebih 23.500 koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk benda asli maupun replica. Koleksi ini berasal dari Museum Jakarta Lama. Ada berbagai koleksi yang begitu menarik seperti Prasasti dan sel tahanan dari Untung Suropati. Menurutku dua benda itu yang menarik banyak sekali perhatian orang-orang karena memiliki banyak sekali cerita.

 

Berbagai koleksi yang ada di sana dipamerkan dalam beberapa ruangan sesuai periode asalnya. Ada Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, RUang Fatahillah, Ruang Sultan Agung dan Ruang MH Thamrin. Saya bertanya-tanya kepada orang yang ada disana, mereka menyebutkan bahwa koleksi yang dipamerkan ke publik hanya sekitar 500 buah saja, sedangkan sisanya disimpan di dalam ruang penyimpanan yang dijaga ketat. Tetapi Koleksi ini selalu dirotasi sehingga semuanya bisa dilihat oleh masyarakat.

 

Awalnya disebut Stadhuis, kantor ini berperan sebagai kantor pusat administrasi Pemerintah Hindia Belanda, dan kemudian pemerintah Belanda. Bangunan kokoh ini ternyata menyembunyikan penjara bawah tanah yang terkenal dan penjara air kotor. Kebanyakan terdapat tahanan baik pemberontak Belanda dan Indonesia yang dicambuk di depan umum, dan dieksekusi di alun-alun. Wisatawan pun tidak enggan untuk datang ke museum tersebut karena keunikan gedung, artefak menjadi perhatian utama bagi mereka.

 

Bangunan bergaya ke-17 klasik dengan tiga lantai desertai cat putih dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Menurut laporan yang saya dapatkan ada 5 buah sel yang berada di bawah gedung dibangun untuk puluhan tahanan. Sel dengan ukuran 4×4 ini di isi oleh puluhan tahanan yang tidak bisa berdiri di dalam sel. Tidak ada sanitasi atau tempat buang air. Hal inilah diantaranya yang membuat para tahanan meninggal karena penyakit.

 

Pada tahun 1665 gedung utama diperlebar dengan menambah masing-masing satu ruangan di bagian barat dan timur. Dengan gedung yang bernuansa ke-17an seperti umumnya gedung ini dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan “Stadhuisplein”. Di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat. Air itu berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menuju gedung ini.

 

Sang penjaga museum juga mengatakan bahwa pada tahun 1972 diadakan penggalian terhadap lapangan tersebut lalu ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya. Sampai saat ini air mancur di tengah Taman Fatahillah masih ada dan sekarang dinamakan sebagai “ Taman Fatahillah”.

 

Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah Jakarta atau replica peninggalan masa Tarumanegara dan Padjajaran. Hasil dari pencarian selama puluhan tahun mereka berhasil mengoleksi artefak yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa, Cina dan Indonesia. Dan koleksi ini dibagi ke beberapa ruangan seperti yang udah dijelaskan. Ada juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, Numistatik dan Becak. Bahkan Kini juga diletakkan patung dewa-dewa.

 

Setelah aku mengelilingi museum ternyata lantai bawah itu berisikan peninggalan VOC seperti patung, keramik-keramik. barang kerajinan serta prasasti, gerabah dan penemuan batuan yang ditemukan para arkeolog.

 

Kalau lantai dua terdapat perabotan peninggalan para bangsa Belanda mulai dari tempat tidur dan lukisan-lukisan, lengkap dengan jendela besar yang menghadap alun-alun. Katanya jendela besar ini digunakan untuk melihat hukuman mati para tahanan yang dilakukan di tengah alun-alun. Tidak kalah penting bahwa ternyata yang paling menarik ada diruang bawah tanah. Jadi dibawah adalah penjara bagi para tahanan yang melawan pemerintahan Belanda.

 

Singkat cerita ternyata museum ini dikenal sebagai museum angker karena pernah ada suatu kisah kelam. Yaitu pembantaian sadis yang dilakukan oleh pihak belanda terhadap warga. Dikisahkan tepat di alun-alun depan museum kira-kira 500 orang keturunan tiongkok. Mungkin karna kisah itu, disaat menelusuri jalan didepan Museum saya merasa ada yang aneh dan mungkin mendengar suara-suara teriakan histeris hingga tangisan yang terdengar sangat kencang. Karena hal itu saya memberanikan diri untuk berjalan menyelusuri ke tempat-tempat sempit demi mendapatkan kisah-kisah lainnya.

 

Menurut beberapa orang ini kisah paling legenda di museum Fatahillah lebih seramnya lagi, ternyata di area penjara di situlah aksi paling kejam terjadi, sampai sekarang penjara itu penuh dengan nuansa mistis, mulai dari suara-suara aneh, bau mayat dan amis darah. Sang penjaga pun sering melihat penampakan sosok bayangan hitam yang dia tidak bisa lupakan sampai sekarang.

 

Mungkin ini adalah salah satu perjalanan terseram bagi saya, akan tetapi saya mendapatkan banyak sekali pengalaman dari perjalanan ini. Dengan melihat keindahan kota tua, melihat artefak-artefak yang dipajang maupun ukiran yang ada di dalam gedung. Itu menjadi salah satu tempat wisata  terindah yang pernah saya lihat walaupun banyak sekali kisah-kisah seram dibaliknya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini