Kita yang Tidak Sama Namun Bersama

21 September 2017 – Bandara Soekarno Hatta

14.45 waktu keberangkatanmu. 10 jam lebih 5 menit, mungkin aku tidak akan melihat pesanmu masuk dilayar hpku. Berbanding terbalik dari biasanya yang setiap menit pasti ada pesanmu. Jikalaupun kamu ketiduran, tidak pernah selama itu.

5 jam waktu akan memisahkan sapa kita, aku sudah menyapa fajar ketika matamu mulai lelap, dan sudah menghalau panas ketika kamu baru mulai memberesi mimpi indahmu. Mengucapkan selamat malam ketika matahari sudah mulai terbangun, lucu bukan?

Duniaku, duniamu.

Dua hal yang sama namun sejatinya berbeda. Seperti dua sisi mata koin. Aku dan kamu, dua orang anak manusia yang meniti jalan nya sendiri-sendiri, namun berharap menemukan ujung yang sama. Apapun yang terjadi, tetaplah berjalan. Mungkin terkadang jalanku yang bergeronjal ketika kamu lurus ataupun sebaliknya. Asalkan kita memiliki tujuan yang sama, toh kita akan bertemu pada titk yang sama pula. Jika terpaksanya tidak bisa bersama, aku ataupun kamu yang duluan sampai harus rela menunngu, semoga Tuhan tidak memperlambat apa yang seharusnya menjadi cepat.

Aku, kamu.

Dua sisi yang memiliki kehidupan sendiri. Dunia yang berputar di balik punggungku, dan duniamu yang berputar di balik punggungmu. Terkadang egoku ingin menahanmu di duniau, tanpa menengok duniamu. Sebelum pada akhirnya kusadari, duniamu lah yang telah membentukmu menjadi kamu yang aku cintai. Tanpa duniamu, aku bisa jadi tidak bertemu dengan sosokmu dengan sifat, ciri khas, cara marah, cara tertawa dan cara memahami yang seperti itu. Seharusnya secara tidak langsung aku berterimakasih kepada duniamu, dunia yang mendatangkan kamu dan cintamu. Karna pada akhirnya, ketika aku mencintaimu aku juga akan mencintai duniamu, karna disanalah kemudian aku akan hidup. Begitu juga dengan kamu.

Keluargamu, keluargaku.

Tahukah kamu? Permasalahan ini sesungguhnya tidak rumit, hanya perlu sedikit kejujuran dari masing masing kita. Karena mencintai bukan hanya tentang aku kamu, namun juga tentang dimana kita terlahir dan tumbuh. Aku yang berasal dari keluarga yang ‘sangat utuh’ karna ada 4 orang yang menjadi orang tuaku. Dan kamu yang berasal dari keluarga yang utuh dengan penuh bahagia di dalam nya. Aku mungkin malu bersanding dengan mu, membayangkan bagaimana kamu kedepannya mengenal dengan baik keluargaku yang ‘sangat lengkap’ namun ternyata, kamu mudah menerimanya, mudah mengerti, tidak banyak bertanya. Seandainya kamu tahu, aku menggandakan berjuta terimaksih dan syukur pada Tuhan karna menciptakan dan menghaddirkan manusia seperti kamu di hadapanku dan di hidupku. Toh dengan adanya itu, aku belajar agar kedepannya kita tidak menjadi ‘sangat utuh’ dan kamu menjaga agar kedepannya kita menjadi utuh. Bukankah ternyata Tuhan memang menciptakan kombinasi yang manusia sendiri kadang susah untuk memahami?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini