Kumohon Tetaplah Tinggal, Namun Jangan Meninggalkan.

Apa yang salah dengan keinginanku untuk dapat bersamamu? Apa yang salah dengan perasaanku untukmu? Apa yang salah dengan hatiku yang di dalamnya ada kamu? Apa yang salah dengan harapan-harapan yang ku bangun tentangmu? Kumohon, tolong beritau aku tentang kebenaran yang benar-benar kau anggap benar. Agar aku dapat mempertimbangkannya kembali, bahwa perasaan ini seharusnya memang tidak boleh ada.

Aku rasa dulu kau adalah seorang anak yang suka bermain layangan. Bukankah menarik ulur adalah kunci agar layanganmu bisa naik lebih tinggi, semakin pandai kau menarik ulur benangnya semakin tinggi pula layanganmu terbang. Tentu saja, hatiku bukan layangan seperti milikmu. Aku tau, kau adalah seseorang yang terlalu pandai dalam hal menarik ulur perasaan. Kau datang lalu meninggalkan. Kau kembali lalu pergi dan kau berlalu lalang tepat di depan pintu hatiku yang tetap saja terbuka untukmu meskipun kau hanya mampir ketika kau tidak berkawan.

Jangan bersikap seolah-olah kau adalah pemilik kunci pintu hatiku hanya karena kau dapat masuk dan keluar sesuka hatimu, beberapa kali. Aku masih sangat ingin menyambut dan mempersilahkanmu masuk. Tapi kau harus tau, jika kali ini kau ingin tetap masuk kumohon tetaplah tinggal, namun jangan meninggalkan. Jangan kembali untuk kemudian pergi lagi. Sebab, hatiku letih.

Bukankah jejak langkahmu meninggalkan bekas di ruang ini? Meskipun kau hanya masuk untuk kemudian keluar lagi. Kau, meninggalkan bekas yang kurasa sulit untuk kulepas. Karena kau berpijak di tempat yang sama, berkali-kali. Kumohon, jangan kembali hanya untuk pergi lagi. Sebab, hatiku perih.

Aku dan hatiku, tinggalkanlah jika ini bukan tempat kembalimu.

Aku dan hatiku, kembalilah jika ini memang tempat pulangmu.

Jangan kembali dan tinggalkan, tetapi kembalilah atau tinggalkanlah. Aku percaya bahwa kau mengerti arti kembali dan kau paham makna meninggalkan.

Ini bukan hal mudah untuk menerimamu kembali, berkali-kali. Tapi aku yakin kamu adalah orang yang paling mengerti mengapa aku masih mempersilahkanmu masuk. Sebab, perasaanku untukmu terlalu utuh. Letih memang, tapi aku tak apa meski harus tertatih.

Selama kau bersedia untuk tetap tinggal, aku tidak akan berpindah tempat tinggal.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

kata, cinta, dan terluka.