Lalu, Apa Alasanmu Kembali Lagi Lalu Pergi Tanpa Dosa?

Masalah hatiku yangg masih penuh luka; biarlah aku bukan lagi anak bayi yang masih saja menangisimu. Aku pun bukan lagi wanita bodoh tak tahu diri yang akan saja mengharapkanmu.

Aku bisa saja menjadi wanita kejam tanpa hati seperti yang kau buat padaku. Tapi mereka mengenalku sebagai perempuan berhati tulus yang masih saja memaafkan kekejamanmu pada hatiku.

Aku adalah wanita bertutur yang tahu caranya beremosi tak berlebih. Aku juga wanita mungil tanpa satu sisi baik yang bisa kau lihat. Aku tak pernah baik. Tak pernah.

Mungkin itu alasan kau pergi?

Kau kembali lagi? Haha.

Entah apa alasan kau menegurku memohon lagi; memberiku perhatian itu lagi.

Apa yang kau mau lagi dariku, Boy?

Apalagi yang ingin kau renggut dariku? Bahagiaku sudah kau ambil habis. Aku baru saja menyusunnya lagi; memungut lagi pecahan yang kau serakkan tanpa dosa. Aku baru saja bangkit. Kau tau aku tak mudah memulai lagi.

Aku bangun setiap pagi membiasakan lagi tanpa sapaan manismu. Aku bangun pagi tanpa melihat gambar kecil kita di atas mejaku lagi. Aku sudah mulai lagi terbiasa dengan keseharian sama seperti sebelum mengenalmu.

Aku bukan wanita tak berperasa yang tidak tahu sakit. Tapi kau lupa aku pun bukan bocah kecil lagi yang akan lama menyesalimu. Aku sudah sangat lebih baik sekarang; jadi berhenti meronta meminta lagi untuk kembali menjadi bocah bodoh yang akan menerimamu lagi.

Sudah cukup. Aku pun sudah akan menggantimu dengan mereka yg sudah lama mengguku untuk ku cintai. Terlepas darimu aku sadar banyak perhatian yang ku lewatkan.

Aku menyusun lagi dan melihat. Mempertimbangkan dengan siapa aku ingin memulai cerita baru, bahagia baru dengan orang dan cara yang baru.

TERIMA KASIH KAU LAKI LAKI YANG PERNAH MENCABIK HATI DAN PERGI TANPA ALASAN.

AKU DI SINI BAHAGIA LAGI; AKU KEHILANGAN TEMBAGA KECIL DAN MENDEKATKAN BERLIAN KU LAGI.

PERGILAH.

Silahkan saja sekarang kau menangis dan sesalkan saja semenyesal-menyesalnya. Aku sudah tak peduli.