Lawang Sewu, Si Saksi Bisu Sejarah Indonesia

Secara kasat mata, bangunan tersebut hanyalah sebuah gedung tua yang berdiri di tengah kota Semarang.

Banyak sekali anak muda zaman sekarang yang lebih memilih untuk bepergian ke luar negeri dibandingkan menjelajahi tanah air sendiri. Mungkin dulu saya juga sempat berpikir begitu tetapi semuanya berubah setelah saya mengunjungi kota kecil di Jawa Tengah. Memang sudah beberapa kali saya mengunjungi kota Semarang, sudah beberapa kali juga saya melewati bangunan tua yang konon dibilang mistis. Bangunan peninggalan Belanda yang berdiri kokoh di tengah kota ini bernama Lawang Sewu.

 

Bangunan tersebut sudah tidak asing di kuping orang-orang, bahkan wali kota Semarang telah menetapkan bangunan tersebut sebagai salah satu bangunan peninggalan sejarah yang harus dilindungi. Nama ‘Lawang Sewu’ sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti ‘Pintu Seribu.’ Tetapi bukan berarti terdapat seribu pintu di dalam bangunan tersebut, jendela di bangunan tersebut cukup tinggi dan lebar yang membuat bangunan tersebut memiliki banyak pintu.

 

Bangunan yang sudah berdiri sejak awal abad ke-20 ini memang sering kali kita lewati, bangunan ini terletak di sebelah timur Tugu Muda Semarang Memang bangunan ini memiliki arsitektur yang unik, tetapi lantas apakah yang membuat bangunan ini menjadi mengerikan? Lawang Sewu yang dibilang mengerikan sekarang malah dijadikan sebagai tempat pariwisata, harga masuk ke Lawang Sewu juga tidak terlalu mahal. Jika ingin menjelahi bangunan tersebut kita hanya perlu membayar sepuluh ribu rupiah.

 

Jika dilihat secara kasat mata, bangunan tersebut hanyalah sebuah gedung tua yang berdiri di tengah kota Semarang. Tetapi ternyata bangunan tersebut adalah saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa penjajahan. Bangunan yang didirikan pada abad ke 20 ini awalnya berfungsi sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta milik Belanda yang bernama Nederlands Indische Spoorweg Maatschappj. Tetapi Lawang Sewu tidak dikenal sebagai sebuah kantor perusahaan kereta api, melainkan bangunan tersebut dikenal karena pernah menjadi tempat penyiksaan pada tahanan pada masa penjajahan Belanda.

 

Masuk akal apabila bangunan ini awalnya dibangun untuk menjadi kantor pusat sebuah perusahaan kereta api, saya bisa membayangkan bagaimana zaman dahulu bangunan ini menjadi sebuah kantor kereta api. Bahkan, ketika kita masuk ke Lawang Sewu terdapat satu bangunan yang berisi informasi dan peninggalan kereta api milik Belanda. Bukan hanya itu, ada pula replika kereta api di sebelah bagian bangunan kecil tersebut. Tetapi sayang sekali pada akhirnya Lawang Sewu menjadi sebuah penjara dan tempat penyiksaan para tahanan penjajah.

 

Bangunan yang awalnya berfungsi sebagai kantor kereta api disalahgunakan oleh pemerintahan Belanda. Bukan hanya pada masa penjajahan Belanda tetapi tentara Jepang juga menggunakan bangunan tersebut sebagai penjara bagi tawanan mereka. Sama seperti namanya ‘Lawang Sewu’ memiliki banyak ruangan, ruangan tersebut disulap menjadi tempat penyiksaan pada tahanan. Terdapat ruangan yang diberi nama ruangan penjara berdiri dan ruangan penjara jongkok.

 

Di dalam ruangan penjara berdiri, para tahanan dimasukan ke dalam sebuah ruangan dimana mereka akan berdesak-desakan. Mengapa diberi nama ruangan penjara berdiri? Para tahanan tidak bisa duduk karena apabila mereka duduk, hal tersebut akan membuat ruangan semakin sempit. Tidak sedikit tahanan yang tidak kuat dan meninggal karena kekurangan oksigen. Jika di ruangan penjara berdiri para tahanan tidak bisa berdiri, di dalam penjara jongkok para tahanan malah tidak bisa berdiri. Para tahanan di masukan ke sebuah ruangan yang tingginya tidak sampai satu meter, hal tersebut membuat para tahanan harus jongkok karena pendeknya ruangan tersebut.

 

Tidak hanya karena menjadi tempat penyiksaan para tahanan di masa penjajahan mengapa Lawang Sewu menjadi bangunan yang bersejarah, tetapi bangunan ini juga menjadi saksi saat berlangsungnya pertempuran 5 hari di Semarang yang berlangsung pada tanggal 14 hingga 19 Oktober. Pertempuran antara Angkatan Muda Kereta Api atau yang di singkat sebagai AMKA melawa Kempatai dan Kidodutai dari tentara Jepang.

 

Masuk akal bila bangunan ini terkenal sebagai sebuah bangunan yang mistis, sudah terlalu banyak darah yang tumpah di bangunan tersebut, mulai dari penggunaan Lawang Sewu sebagai ruang penyiksaan dan penjara hingga sebagai saksi pertempuran antara pejuang tanah air dan penjajah. Tidak salah mengapa banyak orang mengategorikan bangunan tersebut sebagai tempat yang mengerikan.

 

Akibat sudah tidak digunakan bangunan ini menjadi suram dan tak terawat. Lantai yang kotor, cat dinding yang sudah terkelupas dan retak, serta kurangnya lampu memang membuat orang-orang takut untuk masuk ke bangunan tersebut. Tetapi sekarang bangunan ini malah menjadi tempat pariwisata yang wajib dikunjungi ketika kita sedang di Semarang. Lawang Sewu yang awalnya hanya dikenal karena berbau mistis sekarang menjadi tujuan para turis lokal.

 

 Berkunjung ke Lawang Sewu kita dapat menikmati suasana Indonesia zaman dahulu serta menambah wawasan kita tentang masa penjajahan Belanda dan Jepang. Di tengah bangunan tersebut terdapat sebuah pohon besar juga disediakan bangku yang mengelilingi pohon tersebut, duduk di salah satu bangku tersebut saya bisa melihat seluruh bangunan Lawang Sewu, serta terdengar juga seseorang yang sedang menyanyikan musik keroncong. Suasana tersebut sangat menenangkan.

 

Melihat latar belakang Lawang Sewu, saya mengerti mengapa bangunan tersebut dibilang berbau mistis. Bahkan ketika kita masuk ke dalam bangunan tersebut kita bisa merasakan suasana yang membuat kita merinding, memang Lawang Sewu sudah direnovasi dan berdiri kokoh kembali tetapi hal tersebut tidak menghapus darah-darah para tahanan yang pernah tumpah di sana. Baru kali ini saya merasakan sejarah telah berbicara, hal tersebut membuka mata saya untuk menjelajahi rahasia Indonesia lainnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini