Lelaki Pertama yang Kucinta

Untuk Bapak, Ayah Terindah Sejagat Raya,

Advertisement

Hari ini, sebab aku lupa mengisi pulsa; terlalu asyik dengan paket internet yang terpisah dari paket lainnya, aku tak bisa mengirimkan sms untuk sekadar mengucapkan selamat hari ayah untukmu, Pak. Nanti malam aku akan meneleponmu. Mengucapkan beberapa ungkapan terima kasih dalam tulisan ini padamu, meski dengan terbata-bata.

Terima kasih telah mencintai emak dengan sentosa hingga kemudian aku, buah kasih kalian, terlahir ke dunia dan mengenyam takdirnya. Terima kasih telah memilihkan nama dan mencukur rambutku sembari mengiringinya dengan lirih doa dan gegap gempita marhaba dari kitab Albarzanji yang didengungkan para santri dan santriawati.

Terima kasih telah mengajariku cara mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, membuat perahu kertas, menggulung lengan baju, memancing ikan di sungai, menangkap belalang dan membaca iklan di koran.

Advertisement

Meski kita tidak selalu bersama, meski sempat aku menaruh curiga kau dan emak tidak benar-benar mencintaiku karena kalian meninggalkanku dan menghilang seperti hantu, aku tetap menyayangimu. Kubanggakan engkau pada semua teman-temanku sebagai ayah yang serba tahu seperti halnya kuagungkan emak dalam setiap tulisan di buku harianku.

Saat itu, rasa rinduku sama besar dengan rasa penasaran kenapa kalian memilih perpisahan dan meninggalkanku meraba-raba seperti apa rasanya mengulum cotton candy dengan kalian di sisi kanan dan kiri.

Advertisement

Aku belum memahami betapa rumitnya menjadi orang dewasa.

Dan kini, bersama semua yang telah kulewati, baik dengan atau tanpa kehadiranmu, sampailah aku pada titik ini. Titik yang jauh dari kulminasi namun pelan-pelan kujalani. Dan kini aku mengerti semua alasanmu. Semua alasan yang hanya bisa dijawab waktu.

Terima kasih atas sedikit waktu yang kau berikan di masa kecilku, semua terasa manis sampai kini. Sampai nanti.

Terima kasih telah mengajariku memahami arti perpisahan sejak dini hingga saat aku harus kehilangan hal atau seseorang yang kucintai, aku tidak sampai mengiris nadi atau tenggelam dalam buaian malam yang menyesatkan.

Terima kasih telah menjadi ayah yang bijaksana dan luar biasa yang menerima kurangku dengan tangan terbuka. Terima kasih untuk semuanya. Kau ayah paling bercahaya di seantero alam raya.

Maafkan semua yang belum bisa kuberikan. Aku akan terus berjuang menjadi pewujud harapanmu.

I LOVE YOU

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE