Lelaki yang Mencintaiku dan Aku yang Masih Belajar Untuk Menerima

Untuk kamu, lelakiku yang jauh di sana. Apa kabar dengan hari-harimu? Semoga selalu indah, dan selalu membahagiakan, walau tanpaku di sampingmu. Tetaplah tersenyum dan ceria seperti biasanya, tetaplah bahagia seperti biasanya, sebelum ada aku. Semoga hari-harimu menyenangkan sebelum kamu mencintaiku saat ini, sebelum kamu mengenalku, sebelum berkomitmen denganku.

Advertisement

Sejauh ini, aku masih saja harus berjuang sendiri, berjuang menerimamu. Berjuang untuk belajar mencintaimu. Berjuang untuk bisa melupakan dia yang sejujurnya susah untuk aku lupakan. Berjuang untuk bisa sepertimu, seperti hatimu, setulus hatimu, yang sekarang ini kutahu, kamu mencintaiku dengan tulus, dan aku bisa merasakan itu, entah bagaimana yang terjadi sebenarnya.

Tentang kamu yang selalu kuperbincangkan dengan Tuhan, aku selalu berdoa semoga kamu tidak akan berubah, seperti dia yang meninggalkanku tanpa alasan. Memberikan bekas yang dalam pada hatiku. Meninggalkan rasa sakit yang sulit untuk kulupa, namun juga meninggalkan rasa indah yang selalu kuingat. Kamu, semoga tidak seperti dia yang seakan-akan tidak memiliki hati, dengan tega menyakiti seorang wanita, terlepas itu aku atau bukan.

Izinkan aku, wanita yang sedang berusaha menerima kamu, menjadi seseorang yang bisa kau cintai dengan tulus dan seutuhnya bisa mencintaimu. Beri aku sedikit lagi waktu untuk belajar menerima kenyataan bahwa saat ini, kamulah yang saat ini sedang mencintaiku, bukan lagi dia yang kucintai. Namun aku tidak pernah memaksamu untuk tetap berada di sini, berada selalu bersamaku, walau bukan di sampingku, tidak selalu berdampingan denganku.

Advertisement

Bicaralah, bila pada akhirnya, kamu sudah lelah, kamu sudah menyerah menghadapi wanita sebodoh dan tidak bersyukur sepertiku, bicaralah padaku, agar aku bisa mengerti, bisa menerima dan bisa mengikhlaskanmu. Agar aku tidak terlalu dalam berharap padamu, agar aku tidak terlalu terbuai dengan perhatianmu padaku.

Karena aku sadar, perasaan akan lebih indah bila mengalir, bila tumbuh apa adanya, tidak ada paksaan dan tekanan, dan bisa bertahan lama, bahkan bisa selamanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang anak perempuan ayah yang bercita-cita menjadi penulis

6 Comments

  1. elshadez berkata:

    anjirrrrrrrrrrrrrrrr galau tingkat dewaaaa :”)

  2. Nurina Susanti berkata:

    wkwkwkwk sedih ya sa. lu yg baca aja galau apalagi gw yg ngalamin sa, galau bgt wkwkwk

CLOSE