#PuisiHipwee: Rupanya Kejujuran dan Kebohongan, Tampaknya Kini Sulit Dipisahkan

Ada paras gundah terbaring di beranda Facebook

Lidahmu dan Nero

Advertisement

Ketika engkau menatapku dengan foto selfie, juga wajah ayu nan cantik itu barangkali. Mata elang tak berkedip walau cuma sekali, degup jantungku jadi kencang berlari. Karena seolah tepat di depanku berdiri.

Ketika kilatan lidahmu itu engkau julurkan dipeluk bibir merah merekah nan menawan, aku teringat Nero si penjaga rumah mewah kawan. Anjing herder bermata tajam bertaring menakutkan menjulurkan lidah kelu dan galau memabukkan.

Wahai, mungkinkah tajamnya matahari siang menjadi neraka atau setitik air kau harap menjelang. Atau mungkinkah itu sebuah isyarat menantang dengan sabar kau menungguku agar segera datang masuki kamar rahasiamu hingga malam mengguncang.

Advertisement

Jakarta, 14 Desember 2015

 

Advertisement

 

 

 

Ada Wajah Gundah Terbaring di Beranda Facebook

Ada air mendidih mengalir di beranda Facebook. Memancar keluar dari sepasang mata legam. Penghuni tubuh berbulu mata lentik beralis kelam. Uapnya menembus layar beraroma mawar yang terpuruk.

Ada angin puyuh membadai di beranda Facebook. Berkesiur keluar dari bibir merekah. Penghuni tubuh bergigi putih berwajah indah. Getarnya menembus layar bernada tangis yang mabuk.

Ada paras gundah terbaring di beranda Facebook. Membisu kemudian bersujud di telaga kenang. Lewati hamaparan duri dan kobar api menjulang. Tubuhnya menembus layar berbalut cinta yang khusuk.

Cibinong, 30 Agustus 2015

 

 

 

 

Wajah, Nama, dan Facebook

Wajahmu di Facebook setelah kulihat, sekejap membuatku berkeringat. Karena engkau tiba-tiba menjadi perempuan. Padahal yang kutahu engkau lelaki jantan.

Wajahmu di Facebook setelah kutatap, sekejap membuatku tergagap. Karena engkau tiba-tiba menjadi laki-laki. Padahal yang kutahu engkau perempuan sejati.

Namanu di Facebook setelah kubaca, sekejap membuatku terkesima. Karena engkau mengubah namamu. Untuk menipu atau mengecohku. 

Rupanya kemajuan dan kegilaan, tampaknya kini sulit dibedakan. Rupanya kejujuran dan kebohongan, tampaknya kini sulit dipisahkan.

Cibinong, 23 Desember 2013

 

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis dan pensiunan guru SMP di DKI Jakarta. Dengan suka hati menulis artikel, cerpen, dan puisi di media massa cetak, media online, dan media sosial. Menulis buku puisi Mik Kita Mira Zaini dan Lisa yang Menunggu Lelaki Datang (2018). Selain itu, juga menulis buku nonfiksi Strategi Menulis Artikel Ilmiah Populer di Bidang Pendidikan sebagai Pengembangan Profesi Guru (2018) Tinggal di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

CLOSE