Malaikat? Sepertinya Aku Melihatnya di Diri Sahabatku

Aku pernah mendengar sebuah perkataan bahwa dua atau lebih orang yang telah bersahabat lebih dari 7 tahun akan awet selamanya karena ikatannya sudah seperti keluarga. Dan ketika aku menuliskan ini, aku sedang mengenang jalinan persahabatan kita yang sudah mencapai 7 tahun usianya. Dan aku ingin katakan, beruntunglah aku punya sahabat sepertimu yang sudah lebih dari 7 bersama karena bagiku saat ini kau tak ubahnya keluargaku sendiri.


  • Kita saling mengenal dalam banyak perbedaan

Kita bukan dua pribadi yang bertemu oleh karena banyaknya persamaan kita, justru keberadaan perbedaan yang banyak dalam diri kitalah yang pada akhirnya menuntun kita untuk saling mengenal satu sama lain. Dan sampai sekarang, tak ingin aku bersusah hati dan pikiran memikirkan bagaimana kita yang sangat berbeda bisa tetap bertahan satu sama lain menjadi sahabat yang terus saling mempelajari karakter satu sama lain karena bagiku ikatan persahabatan yang dibangun atas dasar perbedaan dan berhasil adalah yang patut untuk disyukuri terlepas dari semua proses suka dukanya.


kita adalah Persahabatan yang di bangun atas dasar perbedaan bukan kesamaan



  • Ketika Pemakluman dan Penerimaan Mengalah segalanya.

Kita jelas bukan dua orang yang datang dengan segala kesempurnaan. Ada banyak kekurangan dan kelebihan yang ada pada kita. Tak jarang membuat kita tersenyum kagum pada kelebihan salah satu di antara kita dan juga mengelus dada melihat kelemahan yang tak jarang membuat kesal di hati. Menimbulkan rasa jengah dan kesal yang menghiasi hari-hari kebersamaan kita, dan kita memiliki senjata yang sangat ampuh untuk kembali berdamai untuk semua itu yaitu pemakluman dan penerimaan yang mengalahkan semua ego dan emosi itu.


  • Berbagi Suka dan Duka

Kita terlahir dengan rekam jejak kehidupan yang berbeda, banyak suka duka masa lalu yang membentuk kita hingga Tuhan mempertemukan kita sebagai sahabat. Kita bertemu dan bersama tak lupa dengan jejak masa lalu kita yang tak bisa kita abaikan baik suka dan duka yang menjadi bagian persahabatan kita untuk membagi suka duka masa lalu kita. Ini yang sangat aku syukuri atas persahabatan kita, kita tak hanya berbagi suka duka yang kita hadapi bersama di masa sekarang tetapi kita juga berbagi suka duka masa lalu kita, menjadi ajang mengenal, memahami dan penerimaan akan karakter kita masing-masing saat ini yang merupakan juga hasil dari pembentukan peranan suka duka masa lalu.


Kita adalah Imagodei



  • Selalu ada waktu khusus bagi kita

Kita memang bersahabat, berbagi banyal hal bersama menghabiskan banyak waktu bersama. Tetapi di luar dari semua persahabatan dan kebersamaan kita berdua, kita juga memiliki kehidupan lainnya diluar kita. Yah, tidak bisa kita pungkiri dunia kita juga bukan hanya tentang kita berdua. Diluar sana, aku dan kaupun memiliki teman atau mungkin sahabat lainnya, kesibukan dan kegiatan lainnya yang tak jarang juga membuat kita harus berpisah dan tak harus selalu bersama setiap waktu. Memberi jeda akan kebersamaan kita tetapi tak memutuskan sedikitpun rasa kasih diantara kita. Dan meskipun kita berjeda untuk tak bersama tak berarti masa persahabatan kita juga mengalami perpecahan ataupun akhir. Karena kita tahu, jauh dilubuk hati kita yang paling dalam kita tau bahwa kita selalu memiliki seseorang yang menjadi tempat kembali dan seseorang yang selalu menyambut dengan senyum hangat. Kita selalu tahu untuk kembali satu sama lain, kita selalu memiliki waktu khusus untuk kita.


Jeda yang ada tak mampu mengakhiri kasih diantara kita, kita terlalu kuat untuk itu.



  • Kita bukan dua sahabat yang terbiasa menunjukkan manisnya persahabatan kita di muka umum

Terkadang aku heran melihat persahabatan yang terjalin diantara kita karena kita bukan tipe dua sahabat yang terbiasa menunjukkan pada dunia akan manisnya kemesraan persahabatan kita dalam bentuk gimik saling berpelukan dan keceriaan lainnya yang bersifat tampilan luar karena kasih diantara kita jauh melebihi dari hanya sekedar menunjukkan kebersamaan kita dimuka umum. Karena hati kita jauh terpaut satu sama lain, saling mengenal kekedalaman kehidupan kita, penerimaan terjauh di dalam dukacita melebihi sukacita. Kita adalah malaikat tanpa sayap bagi satu sama lain yang saling mengasihi melebihi pertunjukan tontonan kamuflase di muka umum untuk saling menunjukkan pada dunia bahwa kita bersahabat. Kita saling mengasihi dan menyanyangi dilapisan terdalam hati kita.


  • Ku Sebut Sahabatku, Malaikat tanpa sayap.

Selalu ada masa dimana kita tak ingin dekat satu sama lain, aku juga tidak tau menyebut ini apa. Tapi memang ada masa dimana kita tidak selalu ingin berdekatan meskipun kita berada dalam zona ruang yang sama, kita seperti halnya teman biasa yang ingin memiliki privasi masing-masing.


Kita adalah malaikat tanpa sayap bagi satu sama lain yang saling mengasihi melebihi pertunjukan tontonan kamuflase di muka umum untuk saling menunjukkan pada dunia bahwa kita bersahabat.


Tulisan ini untuk sahabatku, Liliana Sitanggang

With Love,

Katrin Situngkir

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini