#ManusiaBolehBerencana; Sampai Mencapai Keberhasilan di Luar Akal

Berencana boleh, ekspektasi berlebihan jangan!

Tahun 2018 . . .

Advertisement

Memang menjadi tahun yang memberikan kesan tersendiri bagiku, di tahun ini aku belajar banyak tentang arti kedewasaan. Lebih tepatnya, aku belajar bagaimana makna dewasa yang sesungguhnya lewat setiap proses hidupku. Ya, jujur tahun ini adalah tahun campur aduk. Tahun kesedihan namun sekaligus kebahagiaan pula.

Di awal tahun aku dan keluargaku berencana untuk berlibur ke Bali dan Lombok. Kami merencanakan banyak kegiatan dan serentetan tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Tapi ya tetap saja, manusia boleh berencana namun tidak dengan menetapkan, karena ketetapan itu bagian Sang Pencipta. Di sepanjang jalan kami mengalami percecokan karena keegoisan masing-masing, sekalipun aku dan keluargaku sudah tergolong berusia dewasa, namun sifat kami masih kekanak-kanakan.

Advertisement

Dengan budaya batak yang umumnya tidak mengenal kata “maaf”, maka dari itu kami terbiasa jika ada masalah tidak ada yang mengalah dan menganggap siapa yang menang debat, dialah pemenangnya. 

Jujur ini adalah pengalaman yang sama sekali tidak ada dalam rencana kami, tapi dari situ kami bisa saling belajar untuk semakin dewasa dan mau mengalah. Kami ga akan mengerti arti kata kebahagiaan kalau rasa sedih belum pernah kami rasakan. Kami juga nggak akan mengerti kata perdamaian kalau belum pernah bertengkar. Lewat proses ini lah kami dituntun oleh Sang Pencipta untuk saling mengoreksi diri. 

Advertisement

Bukan hanya soal keluarga, hidupku di tahun 2018 juga mengalami yang namanya pasang surut semangat selama masa perkuliahan. Di awal tahun, aku sudah mendapat kejutan yang ga pernah ku rencanakan dan bahkan ga pernah terbanyangkan sebelumnya. Aku mendapati nilai ku tidak keluar untuk mata kuliah lintas jurusan yang sudah susah payah ku jalani selama satu semester.

Please, ini sungguh tidak worth it. Tapi kenapa nilainya nggak keluar ya, Lord? Saat itu, IP ku dari 3,7 sekian menjadi 3,09. Memang nggak mudah mengetahui hal ini terjadi, tapi aku mencoba untuk sabar. Karena kesalahanku yang tidak mengikuti ujian karena kelupaan dan nggak ada satu temanpun yang mengingatkanku. Aku merasa bahwa mereka hanya memanfaatkanku, namun untuk urusan nilai, jangan tanyakan, semua egois.

Kesal? Ya sangat! Ini kali pertama akhirnya aku mengulang mata kuliah seumur perkuliahanku. But, dari sini pun aku diajarkan Sang Pencipta agar melihat seberapa banyaknya pertemanan yang tidak sehat dan aku diajarkan untuk tetap mengasihi mereka bukan malah menjauhi mereka. Ku tarik panjang nafasku, akhirnya aku memberanikan diri dan menyampaikan bahwa aku sudah memaafkan mereka. Akhirnya hubungan pertemananku kembali membaik, aku hanya taat dengan perintah Sang Pencipta.

Di tahun ini juga aku mengikuti kegiatan kampus yang dinamakan KKN. Sebelumny aku telah merencanakan untuk KKN di daerah timur Indonesia, namun berbanding terbalik dengan yang akhirnya dipilihkan Sang Pencipta bagiku. Dari proses yang ku jalani dari pemilihan tempat sendiri, gagal, memilih kesempatan kedua, dan akhirnya Jawa Barat menjadi pelabuhan terakhirku, tepatnya di Cikalong.

Di tempat itulah pada akhirnya aku belajar budaya baru, keberagaman agama dan toleransi, bahkan aku belajar bagaimana memiliki kehidupan di desa dengan fasilitas yang minim.

Aku jadi mengerti bagaimana perasaan mereka, aku menjadi pendengar keluh-kesah mereka, aku melihat raut wajah harapan mereka yang ingin merasakan gemerlap kota besar, namun tidak sedikit pula ku dapati senyuman yang terukir dikala aku dan teman-teman datang untuk mewarnai hidup mereka selama kurang lebih 50 hari. Sampai pada akhirnya, tetesan air mata yang tak kuasa terbendung membasahi pipi kami semua, saling berpelukan dan saling menyampaikan harapan di hari depan.

Indah, ya sungguh indah tahun 2018 ini. Dibuka dengan harapan dan rencana yang setiap manusia pasti memiliki harapan dan keinginan yang bermacam-macam, tapi lupa dengan apa yang seharusnya jadi esensi dari setiap rencana tersebut. Kerap kali manusia hanya memusatkan keinginannya pada kesenangan diri nya sendiri tanpa melihat apa yang dia butuhkan sebenarnya.

Ku sadari lewat musimku di tahun 2018, keinginanku tidaklah selamanya menjadi kebutuhanku. Inilah poin penting yang sering terlupakan, bahwa keberhasilan dari setiap rencana kita bukan karena sesuai goal atau target tapi di luar akal kita. Yaitu pola pikir yang diubahkan oleh Sang Pencipta.

Tanpa disadari, Pencipta dengan baiknya terkadang memberikan apa yang aku inginkan untuk menunjukkan pada ku kalau itu bukanlah yang ku butuhkan. Aku membutuhkan kedewasaan dan karakter yang semakin baik dari tahun ke tahun, makanya Sang Pencipta memprosesku lewat tantangan dan masalah.

Bukan karena Sang Pencipta jahat, tapi karena kebaikanNya ga bisa terselami lewat akal kita yang sederhana ini. Tidak salah memiliki perencanaan, tapi tetaplah libatkan Sang Pencipta atas semua rencana kita, barangkali DIA akan memberikan kejutan yang keren, bukan?

#MANUSIABOLEHBERENCANA

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

wanita menuju usia quarter life cirisis yang sedang kembali menyukai aktivitas menulis.

CLOSE