#ManusiaBolehBerencana; Terima Kasih 2018. Bagiku Kau Bukan Sekedar Angka Tanpa Makna

Doa, Usaha, dan Kehendak Sang Pencipta

Bagiku awal dan akhir tahun memberikan sebuah arti yang penting dalam hidup, karena tahun bukan sekedar angka tanpa makna, tapi sebuah jurnal dimana aku menuliskan perjalanan hidup dari setiap bab kehidupan yang ku tempuh hingga akhir dari bab tersebut. Tahun 2018 adalah tahun ke 23 dari umurku, di mana aku telah menyelesaikan bab yang ku tempuh dengan berbagai konflik yang mewarnainya. Dari setiap bab selalu di akhiri oleh sebuah pertanyaan, apakah harus ikhlas dengan setiap rencana Tuhan? Ya, ikhlas adalah kunci dari setiap konflik dalam bab kehidupanku.

Advertisement

Kita tak bisa memilih oleh siapa dan dengan kondisi apa kita dilahirkan. Kita hanya bisa menerima  kapan, di mana, dan dari siapa kita dilahirkan. Semua adalah kuasa Tuhan. Dan dari sana kita tahu bahwa, Tuhan mengajarkan kita keikhlasan sejak awal kita dilahirkan. -arifmulyono

Halaman awal dari bab kehidupanku adalah sebuah perjuangan. Perjuangan memasuki ruang sidang kampusku. Berjuang membuat orang tua bangga untuk segera melihatku memakai toga saat wisuda. Hal tersebut akhirnya terlaksana, suka cita kemeriahan wisuda, hingga akhirnya aku sadar kemeriahan itu hanya awal pengisi paragraf babku untuk lanjut ke cerita sebenarnya.

Gelar yang ku dapat bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan untuk bisa terjun ke mewahnya kehidupan. Keluar masuk kantor hingga keluar masuk kota satu dan yang lain sudah menjadi perjuangan setiap harinya demi menuliskan tinta emas dalam babku.

Advertisement

Hingga di suatu hari aku sadar, ada banyak sekali hal dan mimpi yang aku kubur untuk mendapatkan gelar ini. Di hari itu, aku putuskan untuk berjuang dan membuka kembali mimpi-mimpi yang terkubur oleh megah dunia insiyur.

Sedari awal manusia dilahirkan, tidak hentinya untuk berjuang. Aku dan kamupun sama. Kita lahir dengan perjuangan dan berjuang menangis sebagai awal tanda kehidupan. -arifmulyono

Advertisement

Aku buka kembali perlahan setiap impian dengan sebuah tinta merah dalam babku, ku tuliskan ulang sebagai bentuk perjuangan dan penanda bahwa warna merah akan menjadi ruby yang lebih mahal dari sekedar emas. Satu persatu tinta merah itu mulai menunjukan kemerlapnya. Hingga suatu hari, perlahan di penghujung paragraf terakhir dalam babku, ku terima sebuah pesan yang cukup dapat mewakilkan semua tinta merah itu dalam satu waktu.

Ribuan rasa syukur kepada Sang Pencipta tak henti-hentinya ada di kepalaku seperti sebuah irama yang selalu terngiang setiap saat. Jerih payah, doa serta usaha yang kulakukan akhirnya terbayarkan dalam satu waktu. Hingga tiba saatnya aku mulai meminta restu dan doa dari orang tuaku.

Karena aku percaya tanpa restu dan doa orang tua, apapun yang akan ku lakukan tidak akan berkah dan berjalan lancar. Aku mulai berbicara, mendiskusikan perlahan, memikirkan baik dan buruk yang akan terjadi kemudian. Namun bukan restu yang ku dapat tapi sebuah penolakan.

Kecewa? Sedih? Putus asa? Ya tentu saja. Lucu sekali rasanya, ketika semua doa dan usaha akhirnya terjawab, Tuhan berkehendak lain. Seolah mempermainkanku dalam harapku sendiri. Tapi, itu semua tidak serta merta membuatku menyalahkan kehendak Sang Pencipta. Pepatah pernah bilang bukan, jika rencana Sang Pencipta jauh lebih baik dari rencana manusia? Aku setuju dengan hal itu.

Karena apa artinya sebuah kehilangan, jika aku sadar betul bahwa diriku sendiri bukanlah milikku, jika aku sadar aku kehilangan banyak hal saat mendapatkan dan akan mendapatkan banyak saat kehilangan. Selalu ada jalan untuk bersyukur atas setiap kehendak-Nya dan pada akhirnya kutemukan ikhlas sebagai jawabannya.

Ikhlas bukan berarti pasrah. Ikhlas bukan berarti menyerah. Ikhlas adalah bentuk perjuangan dari sebuah kehilangan. -arifmulyono

Banyak jalan menuju roma, yang berarti banyak cara untuk meraih cita-cita. Sebagai manusia kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Mewujudkan apa yang kita yakini hingga waktu yang sudah ditentukan menghampiri. Selama itu kita akan terus berjuang, mengisi lembar demi lembar bab kehidupan.

Hidup bagaikan sebuah buku, halaman demi halaman selalu ada yang mengejutkan -arifmulyono

Terima kasih 2018, kau bukanlah sekedar angka tanpa makna. Kau memberikanku banyak sekali makna perjuangan yang tak pernah kulupa hingga akhirnya aku berpulang pada Sang Pencipta. Bersama semangat ini, ku buka bab baruku di 2019 dengan tinta yang sama. Tinta merah yang akan menjadi ruby yang lebih mahal dari sekedar emas.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tulisan adalah apa - apa yang tidak dapat dilakukan oleh lisan.

CLOSE