#ManusiaBolehBerencana; Tidak Ada Kata Menyerah Demi Merealisasikan Sebuah Rencana

Salah satu penyebab gagalnya sebuah rencana ada pada diri sendiri yang mudah menyerah

Setiap manusia memiliki impian yang ingin diwujudkan, memiliki pekerjaan setelah lulus kuliah adalah salah satu impian saya. Saya  sadar bahwa untuk meraih impian, saya harus bersiap untuk menerima tantangan dan untuk mewujudkannya dibutuhkan perencanaan yang matang. Setelah lulus dari bangku kuliah pada bulan Agustus 2017, itulah pertama kalinya saya menjadi jobseeker (pencari pekerjaan).

Advertisement

Saya semakin bersemangat dan selalu meyakinkan diri bahwa saya telah memiliki tiket untuk mencari pekerjaan yaitu ijazah. Awalnya, saya diajak oleh salah satu teman untuk melamar pekerjaan di salah satu bank swasta, kemudian saya berpikir,“Tidak apa-apalah melamar pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, toh yang penting diterima dulu dan memiliki pengalaman kerja”. Beberapa jam kemudian saya dihubungi oleh pihak bank untuk menghadiri interview.

Entah mengapa ada sesuatu yang mengganjal di hati kecil saya. Saya menelpon orang tua di kampung dan menceritakan apa yang terjadi, kemudian ibu memberikan  nasihat untuk tidak terlalu terburu-buru, mungkin karena beliau berpikir pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan jurusan saya di bangku kuliah. Beliau mengingatkan, “Keputusanmu saat ini menyangkut dengan masa depanmu”.

Akhirnya, setelah berpikir dengan matang dan mempertimbangkan berbagai hal, saya memutuskan untuk tidak mengikuti interview dan lebih memilih kata hati, serta nasihat ibu untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan latarbelakang pendidikan saya.

Advertisement

#ManusiaBolehBerencana dan berjuang untuk merealisasikannya, seperti saya berjuang dengan mendaftarkan diri sebagai guru di lima sekolah swasta di kota, dan enam sekolah swasta di kampung halaman.  Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tetapi belum ada sekolah yang menghubungi.

Perasaan yang gelisah, khawatir, dan takut tidak memiliki pekerjaan memenuhi hati dan pikiran, tetapi di sisi lain ada sosok yang selalu menguatkan dan menyarankan untuk terus berdoa dan tidak berputus asa yaitu ibu. Akhirnya, saya memutuskan untuk merantau ke kota, karena saya berpikir bahwa untuk menjadi sukses saya harus berani melangkah keluar dari zona nyaman, berani mengambil risiko, dan tidak lupa untuk selalu berdoa.

Advertisement

Dua hari setelah tiba di kota, salah satu sekolah tempat saya melamar di tahun lalu menerima saya untuk menjadi guru honorer dan menjadi laboran (petugas laboratorium). Dua bulan menjadi pengajar dan tentor, akhirnya saya menerima brosur lowongan kerja guru di salah satu yayasan yang dikelola oleh salah satu perusahaan tambang terkemuka. Sebenarnya, yayasan ini adalah salah satu target yang ingin saya masuki setelah lulus kuliah, hanya saja waktu itu pihak yayasan belum membuka lowongan pekerjaan.

Kita semua berhak mencari dan memperoleh yang terbaik diantara yang baik. Bukannya saya tidak bersyukur atas pencapaian saya, tetapi apakah salah untuk mencoba mendapatkan yang terbaik?. Setelah mengirimkan berkas lamaran di bulan April 2018, satu bulan kemudian saya dihubungi oleh pihak yayasan bahwa saya lulus berkas dan akan mengikuti tes tertulis minggu depan.

Belajar adalah salah satu persiapan yang saya lakukan untuk mengikuti tes. Tiga hari sebelum mengikuti tes, saya mengalami kecelakaan motor dan kaki saya harus menahan perihnya terkena knalpot, dan membengkak hingga ke jari kaki. Ketika itu saya berpikir, apakah saya akan berhenti sampai disini saja? Kesempatanku untuk masuk di yayasan ini hanya kali ini saja, siapa yang tahu hari esok? 

Kalau bukan saya yang berjuang demi impianku, siapa lagi? Ini adalah impianku. Berpikir seperti itu membuat saya semangat dan tidak menjadikan luka bakar itu sebagai penghalang untuk mengikuti enam tahapan  tes selama beberapa bulan. Akhirnya hari yang tak terduga itu pun tiba, ketika lagi mengobrol bersama keluarga, tiba-tiba saya memperoleh pesan dari pihak yayasan yang menyatakan saya lolos untuk menjadi guru disana, dan akan segera mengikuti pelatihan bagi para guru baru.

Saya bersyukur mengenai pencapaian di tahun 2018, dan kembali teringat perjuangan ketika mengikuti tes. Apabila waktu itu saya tidak mempertimbangkan nasihat ibu dan berhenti karena alasan saya memiliki luka bakar, saya pasti akan sangat menyesal.

Setiap rencana yang ingin direalisasikan, apakah itu mengenai pekerjaan, pernikahan, atau apapun, tidak ada salahnya cuhat dan meminta pendapat dari orangtua, tetap bersabar, jangan mudah menyerah, jangan mudah berputus asa hanya karena masalah-masalah yang bermunculan. Persiapkanlah diri untuk merealisasikan rencana teman-teman di tahun 2019 ini. Semangat !

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menginspirasi lewat tulisan

CLOSE