Mau Bertanya, Tidak Sesat di Jalan

Tuhan menciptakan manusia tidak sendiri, tetapi dalam jumlah yang banyak. Manusia juga diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan sehingga manusia membutuhkan kehadiran manusia lain untuk melengkapi kekurangannya dalam menjalani hidupnya. Oleh karena itu, mengapa manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri.

Sederhananya, disaat kita hendak bepergian ke suatu tempat, tentulah kita memerlukan yang namanya informasi. Informasi berupa jalan mana yang harus dilewati kendaraan apa yang dapat digunakan untuk menjangkau tempat tersebut dan sebagainya. Informasi dapat diperoleh melalui banyak cara, bertanya pada orang lain salah satunya.

Namun, terkadang rasa malu menjadi halangan bagi seseorang untuk menanyakan informasi pada orang lain. Malu, karena tidak ingin orang lain tahu bila ia tidak tahu, padahal dengan jelas pepatah mengatakan bahwa “malu bertanya sesat di jalan”.


Saat kita tidak memberanikan diri untuk bertanya, maka yang akan merugi adalah diri kita sendiri, karena persoalan yang dihadapi tak kunjung terselesaikan.


Di kehidupan pribadi, saya pernah mengalami kejadian yang berhubungan dengan pepatah “malu bertanya sesat di jalan” tersebut, dimana dikarenakan suatu hal, ditengah perjalanan hendak pulang ke rumah dari kampus, uang yang ada di dompet sudah tidak cukup untuk menumpang angkutan umum berikutnya. Singkat cerita, setelah berusaha cukup lama menghubungi teman dan kerabat, tidak ada satupun yang dapat dimintai tolong.

Beberapa menit setelahnya, waktu kuhabiskan dengan hanya berdiri diam di tepi jalan. Hingga terbersit pemikiran untuk meminjam uang pada penjual gorengan yang yang berada dipersimpangan jalan, kurang lebih berjarak tiga meter dari tempatku berdiri saat itu. Setelah berperang dengan diri sendiri, mengubur rasa malu, kuberanikan diri untuk mendekat, menyapa, dan memulai misi untuk meminjam uang pada penjual gorengan tersebut.

Untungnya, sang penjual adalah orang yang baik dan ramah, dengan seulas senyum ia membuka dompetnya dan mengeluarkan uang sebesar 10.000 rupiah yang lalu diberikan padaku, padahal jumlah uang yang ingin kupinjam hanya sebesar 5.000 rupiah. Karena segan, kukembalikan uang tersebut dengan alasan bahwa uang yang kubutuhkan hanya 5.000 rupiah, jadi cukup pinjamkan uang pada saya sebesar itu, tetapi bapak penjual gorengan itu menolaknya secara halus dan membiarkan saya untuk tetap mengambil uang tersebut. Dengan perasaan penuh syukur dan haru, kuucapkan banyak terima kasih pada Si Bapak dan berjanji akan mengembalikan uangnya besok.

Pengalaman diatas mengajarkan saya banyak hal, salah satunya, yaitu tidak usah merasa malu atau gengsi untuk meminta bantuan pada orang yang tidak dikenal sekalipun. Jika kita sedang berada diposisi yang sangat membutuhkan pertolongan. Tidak perlu malu, selama apa yang kita lakukan bukanlah sesuatu hal yang salah. Bertanyalah jika ingin bertanya. Meminta bantuanlah, jika dibutuhkan. Jangan buat diri merugi sendiri hanya karena rasa malu atau gengsi, karena manusia diciptakan dalam jumlah yang banyak memanglah untuk saling membantu sesamanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini