Mengulik Kisah Klasik dari Lembaran Buku


Bagaimana kalau misalnya kamu punya kesempatan ke United Kingdom untuk mengunjungi tempat-tempat yang selama ini hanya kamu baca di buku?


Advertisement

Ada yang bilang buku itu merupakan jendela dunia karena kita bisa pergi berkeliling dunia, mengunjungi banyak tempat, padahal hanya berada di satu tempat. Dalam sebuah cerita atau karangan, pastinya ada latar belakang tempat kejadian. Nah biasanya, latar belakang tempat itu diambil berdasarkan pengalaman atau tempat penulis itu sendiri. Selama ini, banyak buku yang berlatarbelakang di Inggris. Sebut saja Sungai Thames yang melewati Kota London. Sungai ini sudah banyak disebut dalam berbagai cerita dan bahkan lagu. Cerita yang menyebut Sungai Thames ini biasanya banyak ditemukan dalam cerita klasik, seperti dalam Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle atau buku karangan Agatha Christie. Well, buku detektif latar belakang tempatnya memang harus nyata.

Beberapa tempat memang sudah terkenal atau ikonik sebagai tempat yang identik dengan negara Inggris, seperti misalnya Big Ben atau Buckingham Palace. Karena hanya ada satu tempat seperti itu di dunia ini dan berada di Inggris. Selain tempat-tempat tersebut, masih banyak tempat yang terkenal. Contohnya adalah tempat terkenal satu ini. Tempat ini terkenal karena penulisnya merupakan sastrawan terbesar Inggris saat itu, dan sampai sekarang karyanya melegenda.


Penulis tersebut terkenal dengan salah satunya karyanya yang menceritakan cerita cinta tragedis Romeo dan Juliet, yaitu William Shakespeare. Pada masanya, Shakespeare terkenal sebagai aktor dan penulis naskah drama.


Advertisement

Shakespeare pada awalnya menggeluti dunia teater. Saking cintanya dengan dunia teater, dia bahkan mendirikan sebuah bangunan untuk dirinya dan kawan-kawannya bermain sandiwara dengan naskah yang ia tulis sendiri. Bangunan ini adalah Shakespeare’s Global Theater. Disini ia menelurkan banyak naskah-naskah pementasan drama yang saat ini menjadi cerita sastra yang lekang sepanjang masa. Mengutip dari tulisannya Shakespeare sendiri, “Seluruh dunia adalah panggung”, dan dari panggung sandiwara ini ia menjadi penulis yang kaya-raya. Bahkan sandiwaranya kala itu ditonton oleh Ratu Elizabeth I dan Raja James I.

Sebuah buku selain menceritakan latar belakang tempat, juga dapat menggambarkan kebudayaan atau keadaan yang terjadi pada saat cerita tersebut ditulis. Dari cerita-cerita Shakespeare kita mengetahui bahwa pada saat itu di Inggris merupakan masa-masa kelahiran kembali atau zaman Renaisans. Menjadi pemain atau penulis sandiwara kala itu bukanlah pekerjaan yang terhormat, karena terdapat susunan kelas-kelas sosial.

Advertisement

Melalui ceritanya, ia mendobrak kehidupan yang membosankan dan stagnan kala itu menjadi lebih berwarna dan kembali berkiblat terhadap seni. Teater kemudian menjadi sebuah permainan sandiwara yang masih sering dilakukan di Inggris hingga saat ini. Aktor terkenal Benedict Cumberbatch pun bisa memiliki akting yang memukau berkat teater dan ia masih sering mementaskan sandiwara teater. Apabila dengan Shakespeare kita dibuai dengan cerita-ceritanya yang imajinatif, kata-kata melambung, dengan penulis berikut ini kita akan dihempaskan ke dunia nyata dan melihat kebudayaan Inggris yang lain.


Jane Austen merupakan seorang penulis Inggris yang terkenal dengan tulisan realismenya. Sebenarnya maksud dari Jane Austen menulis kisah-kisah tersebut adalah mengkritik kehidupan di Inggris kala itu, terutama untuk para perempuan.


Pada masa itu, pernikahan merupakan sesuatu yang amat penting bagi perempuan demi menjaga status sosial dan ekonomi. Bahkan sebuah keluarga akan mencoba ‘menjual’ dan ‘menjajakan’ anak-anak perempuan mereka agar dipilih oleh seorang pria terhormat dan kaya-raya. Latar belakang yang diambil dalam novel-novel Jane Austen pun menggambarkan tempat-tempat di Inggris.

Selain kedua penulis tersebut, kita juga bisa mempelajari kebudayaan Inggris dari penulis-penulis lain, seperti Charles Dickens, George Orwell, Aldous Huxley, D.H. Lawrence, Roald Dahl, dan Enid Blyton. Dan kalau kamu anak 90-an, kamu pasti tahu pengarang ini deh, Joanne Kathleen Rowling atau beken dengan nama J. K. Rowling! Pengarang ini yang membuat seluruh dunia tersihir dengan tujuh buah buku cerita Harry Potter. Kalau kalian pernah baca bukunya, kalian pasti tahu tempat Harry Potter biasa berangkat ke sekolah sihirnya, Hogwarts, yaitu melalui peron 9 ¾. Dan peron ini benar-benar ada di Inggris, dengan nama yang persis sama seperti dalam buku, Stasiun King’s Cross. Tapi peron 9 ¾ nya tidak ada, ya.


Kalau ke UK, pastinya bakal banyak tempat yang bagus dan terkenal yang dapat dikunjungi, salah satunya London Eye.


Banyak museum-musemnya juga, seperti British Museum, Museum Madame Tussauds, Natural History Museum, dan masih banyak lagi. Dan tentunya juga banyak istana. So classic! Dan jangan lupa satu kebudayaan orang Inggris yang terkenal, yaitu tea time! Bahkan Ratu Elizabeth saja tidak mau meninggalkan tea time-nya! Haha.

Well, di Inggris memang banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi. Negara dengan lambang Union Jack ini memiliki alam dan panorama yang cantik. #AyoKeUK bisa bikin tempat yang selama ini hanya dibaca di buku dapat dilihat dengan kedua mata sendiri. Banyaknya arsitektur bangunan tua yang enak dipandang mata, tentu bakal jadi satu pengalaman yang tak terlupakan :)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE