Menilik Generasi Milenial di Indonesia Sebagai Salah Satu Aktor dalam Proses Modernisasi

Generasi milenial berperan cukup besar dalam mendesain setiap perubahan pada suatu bangsa

Generasi milenial disebut juga dengan generasi Y, yaitu anak-anak muda yang saat ini berusia antara 15-35 tahun. Pada saat sekarang, generasi milenial memiliki peran yang cukup besar dalam mendesain setiap perubahan pada suatu bangsa, bahkan juga menjadi aktor utama dalam perubahan tersebut. Mulai dari segi pendidikan, moral dan budaya, serta ketahanan mental dan penggunaan teknologi. Penggunaan teknologi yang semakin canggih menyebabkan generasi milenial bersikap tak acuh terhadap keadaan di sekitarnya, hal ini dikarenakan generasi milenial yang sibuk dengan teknologi yang dimilikinya masing-masing.

Secara tidak langsung, kesuksesan suatu bangsa dipengaruhi oleh rasa nasionalisme yang dimiliki oleh warga bangsa tersebut. Nasionalisme merupakan sikap politik dari masyarakat yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Ironisnya, pada saat sekarang di generasi milenial rasa nasionalisme mulai terkikis, penyebabnya yaitu arus globalisasi. Globalisasi suatu bangsa dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan yang ada di tengah masyarakat, di antaranya aspek budaya dan pendidikan.

Kenyataannya, arus globalisasi memiliki dampak positif maupun negatif terhadap kehidupan bangsa. Dampak positif dari globalisasi salah satunya yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga masyarakat dapat mengakses segala informasi dengan mudah dan cepat. Namun sayangnya, dengan adanya globalisasi dapat menimbulkan masalah baru, yaitu maraknya pergaulan bebas, penyalahgunaan teknologi, dan lunturnya budaya yang dimilki oleh suatu bangsa.

Berdasarkan fenomena di masyarakat, 70%-85% dari generasi milenial lebih mencintai budaya dan produk asing dibanding budaya lokal. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya generasi milenial yang menggunakan produk-produk dari luar negeri dengan alasan tren. Selain itu, generasi milenial merasa malu ketika menggunakan produk lokal, karena mereka menganggap bahwa dengan menggunakan barang lokal tidak dapat mengangkat gengsi mereka dilingkungan pergaulannya.

Modernisasi merupakan faktor lain terkikisnya rasa nasionalisme digenerasi milenial. Berdasarkan istilah, modernisasi yaitu suatu proses transformasi ke arah yang lebih maju atau meningkat diberbagai aspek kehidupan masyarakat. Pada dasarnya, dengan adanya modernisasi diharapkan tercapainya kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur, baik itu di kota metropolitan maupun desa-desa terpencil lainnya.

Berbicara tentang modernisasi dapat menimbulkan pro dan kontra. Positifnya, modernisasi dapat mengubah pola pikir masyarakat menjadi lebih rasional dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat mendorong masyarakat menjadi lebih kreatif. Namun disisi lain modernisasi dapat mengubah pola hidup masyarakat menjadi konsumtif, sikap individualistik, gaya hidup kebarat-baratan, dan bahkan kriminalitas.

Generasi milenial di Indonesia merupakan salah satu aktor dalam proses modernisasi. Penggunaan teknologi yang canggih mengakibatkan generasi ini asyik dengan dunianya sendiri dan lebih mementingkan pamor mereka di dunia maya dibanding di dunia nyata. Selain itu, generasi milenial lebih sering mengikuti berita-berita dari luar negeri dibanding dengan berita bangsanya sendiri. Mirisnya, mereka rela mengorbankan waktunya berjam-jam untuk bermain gadget dibanding harus bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya.

Selain globalisasi dan modernisasi, pudarnya rasa nasionalisme disebabkan oleh contoh kurang mendidik yang diperlihatkan oleh generasi tua. Banyak dari mereka yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan bangsa dan negara. Selain itu, generasi tua juga sering memperlihatkan sikap tidak disiplin dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan negeranya. Contoh kecil, pada saat bendera merah putih dikibarkan jarang sekali masyarakat yang berhenti berkendara untuk memberikan penghormatan.

Permasalahan terkikisnya rasa nasionalisme digenerasi milenial masih bisa diatasi. Di antaranya dapat dilakukan dengan cara refleksi sejarah, melakukan upacara bendera, dan memperingati hari-hari sejarah lainnya, memperkenalkan berbagai keragaman budaya bangsa, pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, pengenalan tokoh sejarah dan perjuangannya, serta dengan menggunakan dan mencintai produk-produk lokal.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini