Menilik Kebebasan Pers Mahasiswa

Mereka bekerja secara independen. Tak peduli siapa, bila bersalah maka dengan gagah berani membeberkan berita.

Pers Mahasiswa atau dikenal dengan Persma. Memiliki catatan juang yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bergerak bersinergi membela kebebasan manusiawi. Mereka bekerja secara independen. Tak peduli siapa, bila bersalah maka dengan gagah berani membeberkan berita. Persma di Indonesia mulai bergerak menuju kesadaran perjuangan dan mendirikan organisasi sosial untuk berdiri di negeri sendiri tanpa adanya campur tangan bangsa lain yang mengganggu darah perjuangan yang hadir dalam tubuh mereka sejak tahun 1908 yang ditandai dengan dibangunnya Perhimpoenan Indonesia (PI).

Advertisement

Berjalan dengan pasti, kegiatan jurnalistik mahasiswa menjadi salah satu bukti konkret eksistensi mahasiswa yang bergerak beriringan bersama dengan pers mahasiswa. Turut membantu dalam proses kemerdekaan meruntuhkan kekuasaan penjajah di Indonesia. Berkembang secara pasti dengan idealisme khas seorang mahasiswa yang berjalan baik dan beriringan dengan ide-ide yang menggebrak, yang terbukti dengan lahirnya Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI). IPMI turut serta dalam merentuhkan orde lama yang dinilai otoriter. Hingga hasilnya berakhirlah Orde Lama dan menjadi babak baru bagi Orde Baru.

Pada awal masa Orde baru, pers mahasiswa berjalan beriringan tanpa ada gesekan dengan pemerintah Indonesia. Namun, hal tersebut tidak berjalan dengan lancer. Pergerakan pers mahasiswa mulai dibayang-bayangi oleh pemerintahan Indonesia. Ancaman demi ancaman hampir menjadi penghias hari. Kebebasan pers mahasiswa dimonitori oleh pemerintah lambat laun menurunkan pergerakan yang akhirnya menimbulkan jiwa ksatria para pejuang. Semangat pembebasan memuncak. Pers mahasiswa mencari misi penyelamatan dalam pergerakan yang menimbulkan gejolak hingga memasuki tahun 1998, yang menjadi tonggak pergerakan air bah informasi saat ini.

Perjuangan menurunkan rezim berbuah hasil. Seluruh mahasiswa di Indonesia, termasuk pers mahasiswa ambil bagian dalam pergerakan. Dengan berbagai gejolak dalam melangkah, akhirnya pemimpin tertinggi negara di turunkan. Yang membuahkan hasil terbukanya arus informasi yang luas untuk Indonesia. Bergerak memberikan informasi.

Advertisement

Dewasa ini, peranan pers mahasiswa harus mengembalikan eksistensi akan kemajuan teknologi dengan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik yang melahirkan tulisan-tulisan kritis, ekspresif yang meningkatkan jiwa sosial masyarakat serta membuka cakrawala mahasiswa khususnya. Sebagain media pro rakyat, tentunya tulisan yang dihasilkan haruslah mendidik, penuh makna dan tidak menimbulkan multitafsir.

Sebagai bagian dari perkembangan negeri, jangan mau menjadi pers mahasiswa yang tak bermoral meski dibungkus dengan kalimat yang baik. Ingat, dimana bumi berpijak. Tempat para cendikia bergerak. Harus mencerminkan intelektualitas. Jangan berbangga diri bila belum mampu jadi bagian dari poros pergerakan.

Advertisement

 

Salam Literasi!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya seorang mahasiswa S1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara, Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 6 Medan. Saya sedang mencoba untuk menulis baik itu di media sosial maupun koran,

CLOSE