Menjadi Pengemis Bukan Sesuatu yang Rendah, Tetapi Lebih Baik Berusaha Mencari Pekerjaan yang Layak

Jangan jadikan pengemis sebagai profesi untuk melanjutkan kehidupan

Setiap orang berusaha melakukan pemenuhan kebutuhan hidup dengan semaksimal mungkin. Berbagai cara pun terus dilakukan agar hidup terus berlanjut. Tidak menutup kemungkinan, beberapa orang juga memilih cara yang praktis dan instan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan sosialnya, seperti halnya pengemis.

Advertisement

Pengemis bisa diartikan sebagai orang yang meminta-minta. Meminta-minta di sini maksudnya ialah meminta sesuatu kepada seseorang dengan berbelas kasihan agar orang yang dimintai mempunyai rasa kasihan dan memberikan sesuatu kepada pengemis tersebut.

Berdasarkan Permensos No.08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendapatan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial, yang dimaksud pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta dimuka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain.

Di era sekarang, tidak jarang kita sering melihat pengemis. Mereka biasa berkeliaran di perkotaan, pinggiran jalan bahkan di lampu merah sekalian. Tidak hanya di jalan atau simpang-simpang, tetapi juga marak di pasar-pasar. Bahkan ada yang nekat datang ke rumah warga hanya untuk meminta-minta.

Advertisement

Pengemis identik dengan pakaian lusuh, tubuh legam terbakar akibat teriknya sinar matahari, aroma khas yang cukup antara perpaduan debu dengan sinar matahari, tidak memiliki tempat tinggal yang layak untuk dihuni bahkan hidup dengan bermodalkan meminta belas kasihan dari orang lain.

Mengemis biasanya dilakukan oleh orang-orang dengan tingkat ekonomi yang sangat rendah, tidak memiliki skill khusus, kalangan muda hingga lansia, maupun orang-orang dengan keterbatasan fisik. Dalam prosesnya pengemis biasanya menunjukan keterbatasan dan kondisi terpuruk mereka agar orang merasa kasihan dan memberikan mereka uang. Dengan bermodalkan muka memelas untuk mengundang iba agar menarik perhatian dan rasa kasihan seseorang.

Advertisement

Ada beberapa faktor yang menyebabakan seseorang menjadi pengemis seperti faktor ekonomi dan sosial. Keterbatasan fisik yang tidak mampu bekerja karena cacat tubuh atau malas bekerja pun masuk dalam faktor yang menyebabkan seseorang menjadi seorang pengemis. Lantas benarkah semua pengemis yang kita temui itu menderita karena faktor-faktor tersebut?

Ironisnya tidak semua pengemis itu memilki keterbatasan fisik atau masalah ekonomi. Ada beberapa dari mereka menjadikan pengemis sebagai mata pencarian tetap dengan alasan yang tidak logis, yaitu kemalasan yang berlebihan. Banyak kedapatan dari mereka berpenghasilan besar dan memiliki aset-aset kekayaan pribadi layaknya pekerja kantoran.

Banyak sekarang pengemis yang berkedok kemalasan, mereka lebih memprioritaskan pengemis untuk sebuah profesi daripada mencari pekerjaan yang lebih baik. Mereka menjadikan pengemis sebagai profesi untuk keberlangsungan hidupnya.

Seperti kata- kata orang tua terdahulu bahwa sifat manusia ini sangatlah tidak masuk akal, hidup ingin enak dan semua keinginan harus terpenuhi tetapi badannya ingin senang saja. Maksudnya adalah banyak sekarang manusia ingin hidup dengan berkecukupan tetapi tidak mau berkerja keras. Mereka lebih memilih cara praktis untuk bisa memenuhi semua keinginan dan kebutuhan hidupnya dan salah satunya mereka lebih memilih menjadi pengemis dengan mengharapkan rupiah dari mereka yang memberi.

Padahal menjadi pengemis merupakan pilihan akhir setiap orang jika memang tidak bisa menemukan pekerjaan yang layak. Tetapi tidak bisa dipungkiri, ada yang menjadikan pengemis sebagai profesi utama mereka bahkan ada pengemis yang mampu menghasilkan penghasilan yang terbilang besar.

Seperti yang banyak kita jumpai sekarang, kehidupan pengemis jauh lebih layak daripada pekerja lainnya. Ada dari mereka yang mempunyai harta berlimpah, rumah mewah, bahkan mempunyai mobil pribadi.

Oleh sebab itu bagi kita yang masih sehat fisik dan rohani, lebih baik mencari kebutuhan hidup dengan berkerja keras daripada hidup dengan belas kasihan orang lain. Lebih memanfaatkan  kemampuan yang kita miliki untuk bekerja keras daripada menjadi pengemis yang hanya berkedok kemalasan untuk mencari uang.

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE