Menjawab dengan Bijak, Tantangan Milenial di Era Distruption. Ojek Online Salah Satunya !

Zaman dahulu jika kita sering berpergian menggunakan transportasi umum, maka kita akan menunggu dulu atau sekedar melambaikan tangan agar transportasi tersebut berhenti. Saat ini, kita tidak perlu lagi melambaikan tangan, cukup mengeluarkan ponsel pintar kita dan transportasi umum akan datang. Betapa mudahnya kehidupan saat ini, kita tidak perlu repot-repot datang ke warung untuk membeli makan, lagi-lagi ponsel pintar yang ada di saku siap mempermudah urusan kita.

Disadari atau tidak, kita sangat terbantu dengan situasi seperti ini, waktu kita jadi jauh lebih efektif, misalnya saja. Saat pekerjaan di kantor menumpuk tapi hati menuntut shopping, tidak perlu risau, kita dapat memanfaatkan ponsel pintar untuk berbelanja dan kita tinggal duduk manis menunggu barang belanjaan dikirim.

Perubahan seperti ini sering disebut Era Distruption, yaitu perubahan model bisnis dari analog, yang harus bertemu langsung menjadi digital cukup menggunakan ponsel pintar kita. Perubahan ini menjadi tantangan tersendiri bagi beberapa orang, kaum milenial seperti kita, salah satunya. Selain menjadi konsumen, kita diajak untuk menjadi produsen dalam memanfaatkan perubahan yang ada. Kita dituntut siap mengahadapi tantangan ini. Betapa tidak, tantangan ini sangat membantu kita untuk menjadi makhluk yang aktif, kreatif, inovatif dan solutif.

Kaum milenial seperti kita, harus dapat memanfaat perubahan ini dengan baik, agar dapat memperoleh peluang yang menguntungkan. Misalnya saja, jika senang berjualan baju, kita tidak perlu repot-repot berpikir untuk menjual baju di pasar mana ?. Melainkan, berpikir baju yang seperti apa yang disukai di pasaran? Dari situ kita dituntut untuk berpikir kreatif bagaimana memanfaatkan peluang untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Lalu milenal, bagaimana kita menjawab tantangan di era distruption? agar kita memperoleh peluang yang menguntungkan. Seperti yang disinggung di atas, tantangan ini menuntut kita menjadi mahkluk yang aktif, kreatif,inovatif dan solutif. Cara-cara tersebut efektif menghadapi perubahan yang ada.

Milenial Harus Aktif

Aktif bisa diartikan sebagai uptodate terhadap segala sesuatu yang ada di pasar. Saat ingin menciptakan suatu produk, kita dituntut aktif mengenali apa yang sedang menjadi trend di masyarakat. Agar kita dapat menyesuaikan produk kita dengan selera di masyarakat. Misalnya saja nih, saat ini muncul trend jilbab printing, maka kita dapat menciptakan produk seperti itu, tetapi dengan cara pemasaran yang berbeda. Dengan memanfaatkan ponsel pintar, kita dapat mendirikan lapak-lapak online yang menarik.

Kreatif Kunci Milenial

Aktif saja tanpa disertai pikiran yang kreatif maka ide kita juga akan tertinggal, dengan milenial-milenial lain. Betapa petingnya, pikiran kreatif di era seperti saat ini. Kita dapat menciptakan seseuatu yang berbeda dari biasanya, tetapi tetap related dengan keinginan pasar, misalnya saja nih beberapa lapak online, untuk menarik masyarakat maka diantara mereka mengeluarkan diskon besar-besaran seperti diskon 12 12. Cara ini sangat kreatif di situasi untuk menarik pembeli.

Milenial Senantiasa Berinovasi

Era semacam ini menuntut kita senantiasa berpikir bagaiamana menciptakan produk sesuai selera konsumen. Kita dituntut untuk selalu tidak puas terhadap perubahan yang ada. Dampak poitifnya nih, kita bisa melakukan inovasi terhadap perubahan yang ada di masyarakat. Misalnya saja, munculnya ojek online merupakan salah satu inovasi anak bangsa dari ojek yang sistemnya mangkal, berubah menjadi sistem digital, sesuai dengan selera konsumen.  

Solutif, Memangnya Penting ?

Goals akhir diciptaknnya suatu produk, adalah bagaimana produk tersebut dapat memberikan solusi-solusi yang berdampak bagi masyarakat luas. Misanya saja nih, saat kita menjual produk kita tidak perlu lagi menggunakan plastik sebagai alat pembungkus, cara kita ini bisa menjadi salah satu solusi mengurangi sampah plastik yang ada.

Menarik memang, mempelajari era baru yang tengah merebah di negeri ini. Kita sebagai milenial, dapat berpikir lebih maju.