#MerdekaTapi Masih Bergantung Kiriman Orangtua? Itu Tandanya Kamu Harus Berubah

Alangkah bahagianya bila kita memiliki keluarga yang berkecukupan. Berkecukupan dalam arti tidak harus mewah, at least semua kebutuhan hidup kita dapat terpenuhi, terutama bagi kalian yang jauh dari orang tua.

Alangkah bahagianya bila kita memiliki keluarga yang berkecukupan. Berkecukupan dalam arti tidak harus mewah, at least semua kebutuhan hidup kita dapat terpenuhi, terutama bagi kalian yang jauh dari orang tua.

Advertisement

Memang, jauh dari orang tua memang bisa memupuk jiwa kemandirian kita. Mengatur segalanya serba sendirian. Keuangan, kebutuhan kuliah, kebutuhan pribadi. Jangan sampai uang yang dikirim orang tua untuk bayar SPP malah kita gunakan untuk foya-foya.

Terlihat mudah, tapi nyatanya tidak juga. Semenjak merantau ke luar kota untuk melanjutkan pendidikan, saya menyadari betapa sulitnya mengatur keuangan. Saya menjadi paham betapa sulitnya seorang ibu (yang mayoritas mengatur keuangan keluarga) membagi-bagi pemasukan yang ada untuk begitu banyak kebutuhan. Apalagi kalau uang yang dimiliki pas-pasan.

Yup! Hal yang sama juga berlaku bagi kita. Berdasarkan pengalaman saya tiga tahun merantau, ternyata kebutuhan seorang mahasiswa tidak sedikit; makan, bayar kos, uang fotokopi, beli buku, bisa panjang banget deh kalau dirinci satu-satu. Oleh karena itu, bersyukurlah kalian yang masih mendapatkan sokongan dana dari orang tua. Tapi bagi yang tidak, jangan berkecil hati.

Advertisement

Baiknya memang kita tidak ketergantungan pada ‘uang bulanan’ orang tua. Masih wajar bagi kalian para mahasiwa baru yang harus beradaptasi terhadap lingkungan sekitar terlebih dulu. Tapi, buat mahasiswa semester lama yang masih bergantung sama kiriman orang tua? Hmmm.. rasanya kamu harus berubah.

Selain meringankan beban orang tua, masuk ke dunia pekerjaan lebih dini ternyata mampu memupuk tanggung jawab dan kedewasaanmu. Orang yang pernah merasakan dunia kerja cenderung akan lebih open-minded dan menghargai uang, bisa memposisikan diri apabila kamu berada di posisi orang tersebut.

Advertisement

Berdasarkan pada pengalaman pribadi, saya pernah bekerja sebagai server/waitress di salah satu coffee shop di Jogja. Mungkin bagi kalian yang memposisikan diri sebagai customer terkadang merasa seolah-olah memiliki kuasa untuk ‘memerintah ini itu’ ketika berada di public places (rumah makan, stasiun, dan lain-lain).

Tapi ketika kamu pernah merasakan rasanya bekerja, kamu akan berpikir dua kali untuk memerintah ini itu ketika menjadi customer karena kamu tahu benar bagaimana rasanya diperintah.

Lowongan pekerjaan saat ini sudah sangat banyak jenisnya dan terbuka lebar bahkan bagi kalian yang masih kuliah. Tinggal bagaimana kalian bisa memilih pekerjaan yang sesuai dengan kapasitas diri kalian, mau berkomitmen (tidak hanya asal mencoba lalu keluar begitu saja), dan bisa me-manage waktu dengan baik antara kuliah dan kerja. Opsi lain bila tidak ingin bekerja dengan orang lain, kalian bisa memulai untuk membuka usaha sendiri, bisa lewat media sosial contohnya.

Percaya nggak percaya, bangga dan perasaan bahagia bakal muncul saat gaji pertama yang didapat dari kerja keras kalian cair dan bisa dipergunakan sendiri. Wah bahagia banget rasanya! Well, apakah kalian termotivasi untuk keluar dari zona nyaman dan memulai untuk meniti karir? Jangan nungguin lulus, baru mulai kerja! Sudah nggak jamannya bro sist.. Apalagi kalau cuman duduk bengong nungguin kiriman orang tua sementara kalian punya waktu dan tenaga yang bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, tetap semangat!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswi komunikasi yang sedang belajar menulis

CLOSE