Mimpiku ke Edensor, Semoga Aku Dapat ke Sana Dalam Waktu Singkat Ini.

Aku pertama sekali mengenal “Edensor” dari novel ketiga bagian dari tetralogi Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Dalam novel itu digambarkan Edensor adalah tempat seindah surga dengan segala kelebihannya. Pemandangan yang sangat indah, suasana yang tenang, makanan yang lezat-lezat adalah bagian yang terdapat dari Edensor, tempat ter spektakuler sehingga membuat si penulis terpukau. Bagiku saat itu, tulisan dalam buku itu hanya daya imajinasi penulisan saja, mana ada tempat seindah itu.

Hingga tiga tahun yang lalu ada seorang teman yang baru pulang sekolah dari Inggris, semasa sekolahnya itu ia menyempatkan diri untuk berkunjung ke Edensor. Dengan segala ketakjuban, dengan segala kekaguman, dengan segala puja-puji, ia bercerita tentang indahnya Endensor. Baginya Edensor adalah “serpihan surga yang diturunkan Tuhan ke bumi”, akupun ikut terkagum-kagum mendengar segala ceritanya tentang Edensor. Sejak saat itu aku menaruh mimpi, suatu saat nanti, sebelum nafasku berhenti berhembus, aku harus pernah menginjakkan kakiku di tanah Edensor. Beginilah cerita teman saya itu :

Orang yang bukan Inggris asli melafalkan Edensor dengan “ensor” (di mana huruf “d” dan “e” ke-dua tidak dibaca), bagi orang Inggris asli yang memang cenderung tidak melafalkan huruf “r” di akhir sebuah kata, melafalkan Edensor dengan “ensa”, merupakan desa di distrik Derbyshire Dales, Kabupaten Derbyshire, Provinsi East Midland-Inggris. Derbyshire merupakan sebuah wilayah di Inggris yang memiliki luas wilayah 2.625 km². Edensor bersuhu dingin, sekitar 10 derajat celcius.

Edensor merupakan perkampungan kecil (desa) yang terdiri dari puluhan rumah dengan St Peter’s Church sebagai ikon yang paling menonjol dan terlihat menjulang paling tinggi. Tentu kita ingat, St Peter’s Church menjadi gambar sampul depan novel berjudul Edensor karya Andrea Hirata. Dari atas bukitnya, sejauh mata memandang terpampang panorama yang memanjakan mata. hijau, segar, dan bersih.

Pemandangan desa kecil itu sungguh indah dan menawan hati. Di dekat St Peter’s Church terdapat sebuah depot teh kecil khas desa itu, Edensor Tea Cottage. Dijual juga kue-kue keju dan cokelat serta selai homemade. Jangan tanya bagaimana rasa kuenya, yang jelas rasanya lezat. Begitupula dengan teh panasnya yang segar. Rata-rata harganya antara £ 3 – 4.

Di Edensor terdapat rumah-rumah kecil yang unik dan menarik. Semua warna dinding rumah berwarna krem, atap berwarna coklat muda. Rumah-rumah kecil ini seakan tumbuh di atas rumput-rumput hijau dan dibelah oleh jalan kecil.

Sejauh mata memandang terhampar landscape hijau di antara pepohonan dengan dedaunan yang memerah menjelang musim gugur. Beribu domba menyebar dan menjalani hidup dengan damai di lahan rerumputan itu. Tanpa beban, hanya perlu makan. Kata teman saya, orang-orang yang memiliki penyakit sulit tidur sebaiknya segera datang ke sini dan mulai menghitung domba-domba tersebut.

Desa Endensor memiliki suasana tenang sekali. Edensor adalah tempat yang sangat pas untuk membuang penat, terutama bagi mereka yang terbiasa dengan hiruk-pikuk dan kesibukan di kota-kota besar.

Persis didepan desa Edensor terdapat Chatworth House. Pemilik Chatworth House inilah yang dulu mendirikan Desa Edensor. Namun, desa ini dulu didesain sebagai tempat tinggal para pekerja kebun, tukang asuh kuda, serta pelayan rumah tangga bagi para bangsawan yang tinggal di Chatworth. Chatworth House memiliki ukuran yang sangat besar, khas rumah-rumah bangsawan Inggris di masa lampau.

Lengkap dengan halaman, koleksi perabotan dan lukisan, serta peninggalan orisinil barang-barang pribadi milik si tuan tumah. Bagian belakang rumahnya, terdapat halaman yang sangat luas, berhiaskan air terjun buatan yang dibangun di punggung bukit. Airnya dipompa dari danau yang letaknya tak jauh dari rumah megah ini.

Air hasil pompa tersebut dialirkan ke kolam di atas bukit. Dari kolam ini, air mulai menuruni punggung bukit, pasrah pada gravitasi bumi, melewati susunan tangga yang terbuat dari semen. Kolam di bawahnya hanya sebatas mata kaki, sehingga para pengunjung bisa bermain air di sini. Air terjun ini adalah pemandangan yang luar biasa.

Dari cerita temanku itu, aku berkesimpulan bahwa Desa Edensor adalah destinasi wisata sempurna, pemandangan alam memukau mata, makanan lezat, serta suasana yang tenang. Ternyata, Andrea Hirata tidak berimajinasi saat menceritakan Edensor, tempat ini nyata adanya dan sungguh sangat mempesona.

Tahun ini adalah tahun ketiga aku menabung agar dapat bisa pergi ke sana, mudah-mudahan ada suatu “keberuntungan” dari #WTGB #OMGB agar aku dapat kesana dalam waktu singkat ini, sebab sudah tak sabar rasanya untuk menuntaskan rasa penasaran ini. Edensor, aku pasti datang!!! #AyoKeUK.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini