#MudaKayaKarya: Karena Satu Bahasa Saja Tidak Cukup. Mari Berkenalan dengan Sigit, Millenial Polyglot dari Tanah Purwodadi

Hari gini anak muda kudu banget sih punya skill berbahasa!

Siapa yang tidak pernah mendengar kepiawaian mendiang Gayatri Wailisa yang mampu berbicara berbagai bahasa asing? Kita selalu berdecak kagum dengan kemampuannya dan mungkin bertanya-tanya, apakah ada anak Indonesia selain Gayatri yang memiliki kelihaian serupa?

Advertisement

Mungkin sebagian dari kita juga pernah mendengar nama Vremita Desectia; ia adalah gadis asal Jogjakarta yang mengguncang Bosnia dengan video Youtube-nya karena Vremita begitu piawai dalam membawakan lagu kebangsaan Bosnia. Bahkan untuk menunjang penampilannya Vremita mengenakan baju senada bendera Bosnia. Melihat video tersebut, bisa jadi ada di antara kita yang berpikiran,

Sepertinya wanita lebih mudah mempelajari banyak bahasa asing ya karena sudah terbiasa multi-tasking.

Indonesia sebagai negara yang terdiri atas beragam suku bangsa dan bahasa menjadikan kita terlahir sebagai seorang Polyglot (orang yang mahir berbicara lebih dari dua bahasa). Setidaknya, kita terlahir menguasai dua bahasa yaitu bahasa Indonesia sebagai lingua-franca dan bahasa daerah.

Advertisement

Di Indonesia sendiri, kita telah mengenal Sosok Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno yang setidaknya menguasai 5 bahasa asing dan Kakak Kandung Kartini yaitu R.M. Panji Sosrokartono yang dikenal sebagai sosok Hyperglot karena menguasai 17 bahasa asing. Bagaimana dengan millenial? Adakah sosok yang membuat kita berdecak kagum?

Mari berkenalan dengan Sigit Untoro. Pemuda berusia 24 tahun yang berasal dari Purwodadi, ibukota kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini ternyata memiliki kepiawaian yang sama dengan nama-nama yang telah disebut di atas. Sigit yang lahir dan besar dalam lingkungan berbahasa Jawa ini mengawali minatnya dalam bahasa asing saat dia duduk di bangku SMP.

Advertisement

Bersekolah di salah satu SMP Islam atau yang biasa disebut dengan Madrasah Tsanawiyah membuat Sigit lancar berbicara bahasa Arab dan bahasa Inggris karena ia sangat menggemari pelajaran tersebut. Sayangnya, saat Sigit lulus SMP tahun 2009, ia tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA tepat waktu sehingga kemampuan berbahasanya karena tak ada media penunjang untuknya melanjutkan pelajaran bahasa-bahasa tersebut.

Untungnya, tahun 2012 Sigit memulai kembali menggeluti hal yang ia minati. Awalnya, Sigit ingin menguasai bahasa Persia namun karena terkendala materi belajar yang cukup sulit ditemukan di daerah Sigit pada saat itu, ia akhirnya berpaling dan memilih di waktu yang bersamaan untuk mempelajari bahasa Spanyol dan Mandarin.

Hebatnya, meski Sigit sudah menguasai dua bahasa baru, ia masih tetap bersemangat untuk mencari cara agar dapat belajar bahasa Persia. Ia pun berhasil; melalui internet Sigit menjalin pertemanan dengan orang-orang dari berbagai negara, dimana salah satunya berasal dari Iran. Untuk memperlancar praktek berbicara bahasa Persia, Sigit rela mengeluarkan pulsa cukup besar untuk menelpon temannya di Iran.

Pada tahun 2013, Sigit mulai mengenal Komunitas Bahasa Polyglot Indonesia yang memiliki cabang di Semarang. Sejak saat itu keinginannya untuk belajar bahasa asing lainnya tak terbendung lagi. Ia rutin menghadiri pertemuan-pertemuan yang "memaksanya" untuk aktif menggunakan bahasa asing.

Total bahasa yang Sigit kuasai secara aktif kini ada 7 yaitu Indonesia, Jawa, Inggris, Spanyol, Mandarin, Turki, Portugis. Ia juga berbahasa Jerman, Prancis dan Rusia secara pasif. Bahasa Arab dan Persia sayangnya sudah tak lagi ia kuasai karena tidak pernah lagi mempraktekkan kedua bahasa tersebut.

Sigit, yang oleh teman-teman kuliahnya disebut sebagai "google translate berjalan", pernah menjadi guide temannya dalam bahasa Spanyol dan pada tahun 2016 ia menjadi penerjemah pada suatu acara berbahasa Spanyol. Sigit saat ini juga aktif sebagai anggota dari sebuah organisasi internasional untuk para pemuda yang membantu mengembangkan potensi kepemimpinan pemuda atau yang biasa dikenal dengan AIESEC (Association internationale des étudiants en sciences économiques et commerciales).

Seiring meningkatnya kemampuan berbahasanya, ia semakin percaya diri untuk menerima undangan dari berbagai SMA dan Universitas sebagai Narasumber yang berkaitan dengan bahasa. Tak hanya itu, Sigit pernah menerima amanat menjadi guru bahasa Inggris di SMA Muhammadiyah Mrican Semarang. Ia pun kini dipercayakan mengajar kegiatan ekstrakurikuler berbahasa Inggris di SMA N 11 Semarang

Kegiatan Aktif Sigit saat ini adalah menjadi mahasiswa reguler di salah satu perguruan tinggi di Semarang, Sigit sangat bersyukur bahwa kemampuannya dapat membawanya pada titik ini. Ia juga berharap semoga ia dapat terus menginspirasi pemuda-pemudi yang berada di pelosok Indonesia agar tidak berkecil hati dan terus mengejar mimpi mereka.

Dimana ada kemauan, disitu ada banyak jalan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bir dil asla yeterli değildir

CLOSE