Naturalisasi Sepak Bola, Apakah Masih Diperlukan Saat Ini?

Sejatinya proses naturalisasi sah-sah saja jika merujuk pada peraturan hukum di Indonesia, asal sang pemain mau dan pihak PSSI sudah mempertimbangkan secara matang

Indonesia merupakan negara yang sebagian penduduknya gila sepak bola. Setiap tim nasional sepak bola bertanding. Tribun penonton hampir bisa dipastikan dipadati penonton. Sayangnya, jumlah penduduk yang gila sepak bola berbanding terbalik dengan prestasi tim nasional. Terakhir kali tim nasional meraih juara adalah di Sea Games 1991.

Advertisement

Untuk mendongkrak prestasi tim nasional, pada tahun 2010 PSSI mulai mencoba penggunaan pemain naturalisasi, setelah terakhir kali menggunakannya pada tahun 1952. Naturalisasi adalah proses pemberian status warga negara Indonesia kepada pemain asing, dengan ketentuan dan syarat yang berlaku. Pemain naturalisasi pertama adalah Cristian Gonzales dan memulai debut resmi saat turnamen Piala AFF 2010. Hasilnya cukup memuaskan dimana Gonzales menjadi mesin gol dan berhasil mengantarkan tim nasional Indonesia menjadi Runner up.

Setelah naturalisasi Gonzales bisa dikatakan berhasil, PSSI ketagihan menaturalisasi pemain asing. Banyak pemain naturalisasi yang bergantian membela tim nasional dari periode 2010 sampai 2019 (sejak tulisan ini dibuat). Namun hasilnya sama saja, tim nasional tidak meraih gelar apapun. Melihat perkembangannya, proses naturalisasi akan terus berlanjut dan sekarang banyak pemain asing yang mengantre untuk mendapat giliran.

Sejatinya proses naturalisasi sah-sah saja jika merujuk pada peraturan hukum di Indonesia, asal sang pemain mau dan pihak PSSI sudah mempertimbangkan secara matang. Namun hal ini kerap menimbulkan kesan negatif dimata masyarakat. PSSI seakan melakukan cara instan untuk meraih prestasi dan pemain lokal menjadi kalah saing dalam seleksi tim nasional. Selain itu kebijakan naturalisasi ini kerap dimanfaatkan pihak-pihak tertentu termasuk pemain itu sendiri.

Advertisement

Pemain asing yang berstatus naturalisasi, artinya pemain tersebut dianggap pemain lokal. Dalam regulasi Liga 1, ketentuan kuota pemain asing maksimal yang dimiliki oleh sebuah klub adalah empat pemain. Dengan adanya pemain naturalisasi, klub tersebut bisa menambah pemain asing lagi untuk melengkapi kuotanya. Hal ini jelas menguntungkan bagi klub karena pada umumnya kemampuan pemain asing diatas pemain lokal. Akibatnya banyak talenta muda di klub yang perkembangannya terhambat karena kekurangan jam terbang.

Selain bagi klub, kebijakan pemain naturalisasi juga berdampak pada pemain itu sendiri. Pemain akan memiliki nilai tambah dimata klub karena dianggap pemain lokal dan bisa dipastikan nilai jual pemain akan naik. Pemain juga tidak perlu mengurus administrasi sebagai tenaga kerja asing di Indonesia.

Dengan segala permasalahan yang ada, agaknya PSSI pelu merubah kebijakan tentang pemain naturalisasi. Bukan melarang tetapi lebih kepada membatasi penggunaanya. Karena jika dibiarkan terus terjadi akan berdampak buruk bagi sepak bola Indonesia khususnya pemain muda. Anggaran untuk proses naturalisasi bisa dialihfungsikan untuk pembinaan usia muda setidaknya meningkatkan kualitas pemain lokal dimasa mendatang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE