Padamu, Lima Tahun Tempatku Berbagi Segalanya

Lima tahun aku dan kamu pernah menjadi kita, lima tahun kita pernah berbagi segalanya, saat kita memulai dari saling tak punya apa-apa, berangkat kuliah mengejar bus mahasiswa, pulang naik angkutan kota dan hingga kini kau telah bekerja dan bisa hidup lebih mandiri. Aku bangga pernah menjadi bagian dalam masa-masa sulit kehidupanmu dan pernah mendaki bersama meski aku kini belum sampai puncak sepertimu, tapi setidaknya aku tak pergi saat kau dalam keadaan sulit.

Advertisement

Kita pernah bermimpi meraih puncak bersama, namun nyatanya kau telah sampai lebih dulu dan aku bangga padamu.

Berbagai masalah pernah kita lalui, seperti pasangan lainnya kau pun pernah mengkhianati, dan tulusku memaafkan segala khilafmu. Ampuni aku yang juga pernah punya khilaf yang sama dan telah menyakitimu. Pahit dan manis telah kita jalani, hingga kita bermimpi untuk menikah.

Menikah denganmu kini hanya menjadi memori dalam khayalku

Advertisement

Tiga tahun pada awalnya semua baik-baik saja, keluargamu menerimaku dengan baik. Tapi entah kenapa dua tahun belakangan ini semua berubah, adakah khilafku hingga restu itu tak kudapat lagi. Kini keluargamu berubah menjadi dinding kokoh yang tak bisa aku runtuhkan, sehina itukah aku?

Cinta tanpa restu ini telah meruntuhkanku tentang segala mimpi untuk hidup berdua sampai tua denganmu.

Advertisement

Aku selalu mencoba meyakinkanmu untuk tetap bertahan dalam keadaan ini, aku rela menjadi kekasih yang tersembunyi, aku rela dengan segala sikap yang aku terima, tapi justru kau yang seringkali terlihat ingin menyerah ataukah aku yang terlalu ego dengan memaksa takdir?

Egokah aku yang mempertahankanmu, ataukah aku yang tak tahu diri telah memaksa takdir untuk mengerti.

Sayang, inilah akhir dari lima tahun kita, biarlah aku bawa luka ini pergi, biarlah asal kau tak lagi dalam kebimbangan dalam menentukan sikap. Tak kuat kumelihatmu dan aku hanya ingin kau bahagia, setidaknya dulu aku pernah berjuang dan kini aku tak menyesalinya.

Sayang, aku bukanlah pilihan yang baik bagimu, karena keluargamu tahu yang terbaik untukmu dan aku bukanlah yang terbaik menurut mereka. Biarlah kusimpan kisah kita, biar ku ikhlaskan aku dan kamu tak pernah lagi menjadi kita, doaku semoga kau dan aku menemukan kebahagian meski bukan lagi kita.

Kuikhlaskan aku dan kamu yang tak pernah lagi menjadi kita.

Kini aku mengerti cintaku padamu bukan untuk diriku sendiri, melainkan cinta yang inginkan kau bahagia tanpa ada penyesalan dihatimu. Maafkan aku yang pernah memaksamu untuk bertahan meski menyakiti keluargamu, biarlah kita akhiri ini dengan baik, seperti awal aku mengenalmu dengan cara yang baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

9 Comments

  1. Lia Muchtar berkata:

    Pasti bisa. Bismillah

  2. Eva S Fatimah berkata:

    Mungkin suatu saat mereka akan luluh jika dia telah sukses :’)

CLOSE