Perbedaan yang Membuat Kita Mengerti Bagaimana Cara Memahami Satu Sama Lain

Menjadi berbeda itu adalah kita ikhlas menerima diri kita seutuhnya

Pernah nggak berada disuatu situasi di mana kita merasa orang-orang melakukan hal yang lebih baik dibandingkan kita? Lelah nggak sih berusaha untuk menjadi sama dengan orang lain? Kita menjadi sibuk untuk memikirkan jalan 'yang sama' agar kita bisa 'menjadi mereka'. Aku pernah melakukannya dan butuh waktu yang panjang untuk sadar bahwa menjadi berbeda itu hal adalah the new normal.  Jadi, kenapa menjadi 'berbeda' itu baik untuk kita? 

Sebelum masuk ke pembahasan, ada baiknya kita set perimeter mengenai kesamaan apa sih yang dimaksud. Begini, bayangkan dirimu melihat orang lain di luar sana dengan berbagai kegiatan yang dilakukan. Ada yang bekerja dengan gaji 3 digit, memiliki pasangan ningrat, atau selalu paling cepat punya gadget terbaru. Lalu, muncul suatu pikiran: I have to be like them. Menurutku, ini bisa menjadi ambisi setiap orang dan itu adalah sesuatu yang normal. Saat hal ini keluar, kita tidak sadar untuk menjadikan diri kita sama dengan mereka agar mendapatkan persepsi sama. Ok?  Persepsi yang sama? Bisa saja dia yang punya gadget paling baru itu karena ingin terlihat trendy dan paling menonjol dan kita mengikuti hal tersbebut agar mendapatkan persepsi tersebut. 

Menjadi berbeda itu menurutku adalah self-liberating atau bisa dibilang kita ikhlas menerima diri kita seutuhnya. Kita diciptakan seperti ini dan untuk apa mengeluh mengenai apa yang sudah dipunyai? Memang gampang untuk menulis kata-kata ini tapi aku yakin itu susah untuk kita lakukan di kehidupan sehari-hari. Kita yang terlalu kurus disuruh makan lebih banyak, giliran kita yang badannya lebih besar daripada 'normal' dibentuk pemikirannya agar memiliki badan ideal. Itu baru berbicara dari satu sisi yaitu fisik belum hal-hal lain seperti harta, koneksi, atau kesempatan dalam hidup. When you start accpeting who we are, we can live more freely and wholeheartedly. Memiliki ekspetasi itu bagus tapi ekspetasi siapa yang kita jadikan acuan? Orang lain atau diri kita sendiri? 

Saat melihat dunia kita yang penuh dengan kesamaan, bukannya ini menjadi motivasi untuk berbeda? Aku pikir masyarakat kita belum bisa menerima perbedaan dengan baik. Baik itu perbedaan politik, pemahaman agama, budaya, atau norma, sepertinya selalu ada saja pihak yang berusaha untuk bilang aku yang paling benar dan kebenaran itu absolutKebenaran itu merupakan interpretasi setiap individu.

Menjadi berbeda dalam bentuk apapun selama tidak anarkis dan merugikan orang lain seharusnya mengajarkan kita untuk bisa menerima perbedaan dengan baik. Belajar untuk mengerti daripada sibuk menjadikan diri sebagai sumber kebenaran abadi is a way of life.

Menjadi berbeda itu merupakan sarana untuk membangun tanggung jawab diri kita. Tanggung jawab seperti apa? Kita memiliki peran untuk membentuk nilai-nilai di masyarakat untuk sadar akan perbedaan tersebut. Saat tidak ada orang yang berani untuk membuat perbedaan, di mana ada ruang untuk belajar mengenai perbedaan tersebut? Semua cuek dengan adanya kesamaan karena tidak tahu apa rasanya menjadi berbeda. Kita akan mengacu pada satu titik yang belum tentu hal tersebut bisa diterima oleh semua pihak. 

Realita kehidupan terkadang menjadi hambatan untuk bisa sepenuhnya mengekspresikan diri untuk menjadi berbeda. Apakah itu menjadi tantangan untuk menjadi berbeda? I don't think so. To be different is self liberating and bukti kalau kita merupakan manusia seutuhnya yang dikarunia nalar dan logika untuk membuat lingkungan kita lebih baik dengan meningkatkan pemahaman akan perbedaan. Semua bisa dimulai dari diri kita sendiri, karena siapa lagi yang akan memulai? 

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini