Peristiwa Hijrah Zaman Millenial

Hijrah para millenial patut untuk di ikuti kisahnya

Sekitar 14 abad silam Nabi Muhammad pindah dari Mekkah menuju Yastrib yang sekarang lebih dikenal dengan Madinah. Perjalalan Nabi Muhammad merupakan suatu perintah dari Allah dan sekaligus menjadi cerita yang menarik untuk selalu diungkap. Perjalanan panjang tersebut tidaklah mudah, meninggalkan kota kelahiran dengan berbagai penolakan lalu menuju kota yang baru sebagai tempat dakwah keislaman, begitu banyak perjuangan yang mesti dilalui.

Hijrah sendiri berasal dari bahasa arab yaitu artinya berpindah. Dari satu tempat ke tempat lain secara harfiah. Selain itu, hijrah tak hanya berartikan pindah tempat saja, inti dari kata hijrah sendiri tentunya menuju sebuah kebaikan. Sehingga makna hijrah pun terbagi beberapa jenis. Diantaranya adalah hijrah I’tiqadiyah (keyakinan), fikriyah (pemikiran), syu’uriyyah (tampilan), sulukkiyah (tingkah laku).

Ketika itu saya coba ketikkan kata "cerita hijrah" pada mesin pencarian google. Timbullah beberapa pilihan, yang paling teratas adalah cerita hijrah cinta. Sekarang hijrah menjadi sebuah fenomena tersendiri. Dimanapun kita dapat melihat sesuatu yang berlabel hijrah pada diri seseorang. Hijrah dewasa ini lebih banyak mencakup perubahan kepribadian seseorang menuju pribadi yang lebih baik. Contoh yang paling bisa kita lihat tentu saja pada beberapa perempuan.

Tak terkecuali di lingkungan yang saya tempati. Sekitar dua tahun yang lalu, gadis berkacamata itu tidaklah seperti yang kulihat sekarang. Dia memang pintar dan begitu kritis dalam pemikiran. Tak ayal seorang lelaki pun tertarik kepadanya. Hubungan mereka berjalan baik meski tak selalu nampak dilingkungan sosial, khususnya di kampus. Melewati lebaran dan semester baru, cintanya porak poranda dan tentu saja endingnya sudah bisa ditebak.

Setelah melewati beberapa bulan dari peristiwa nelangsa itu, penampilannya berubah. Hingga sekarang, dia terlihat lebih tertutup dari segi penampilan. Kerudung menutup hingga setengah badan dan tentu saja postingan postingan berbau keislaman. Ditambah akun yang dikonversikan menuju bahasa arab dan tentu saja foto profil bergambar wanita dalam bentuk sketsa. Sebutlah wanita berkacamata ini pun hijrah.

Tidak hanya satu, beberapa individu yang saya kenal pun juga terserang fenomena hijrah. Kebanyakan dapat dilihat dari wanita, karena perubahan yang mereka tampilkan begitu signifikan. Mayoritas memang penyebab hijrah mereka adalah kegagalan dalam percintaan. Seolah mendapat hidayah, mereka sekarang lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Meski perlu sebuah pesakitan yang dinamakan racun percintaan, tetapi memang benar kata para orang bijak selalu ada hikmah dibalik musibah.

Hijrah sekarang memang tak perlu jauh jauh berpindah lokasi kediaman. Fakta menunjukkan bahwa hijrah dalam diri seseorang jauh mengalahkan cerita aslinya hijrah oleh Nabi Muhammad di mesin pencarian internet. Menarik sekali ketika kita cermati fenomena hijrah belakangan ini. Terutama dari pengalaman saya ditambah pengamatan, memang kebanyakan orang hijrah karena gagal dalam hubungan asmara.

Lalu, timbulah berbagai tujuan dari hijrah itu sendiri. Mengutip penggalan ayat yang berbunyi "Laki laki yang baik untuk perempuan yang baik" juga menjadi alasan kenapa hijrah dilakukan. Lalu ada yang beralasan untuk memperbaiki kualitas diri, toh jodoh juga nanti juga datang. Terlihat agak sama memang. Ada juga yang karena permasalah hidup lainnya, entah finansial, akademis hingga masalah keluarga. Intinya, para pejuang hijrah ini memiliki alasan tersendiri untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Pemberi.

Terlepas dari manapun mereka beralasan, hijrah tentunya menjadi sebuah pilihan.

"Semua orang akan bangga akan pilihannya, namun tak semua orang setia terhadap pilihannya"

Ada yang terus berjalan menuju "kota hijrahnya" ada yang tak bisa bertahan dalam perjuanganya. Hijrah tak hanya soal tujuan, melainkan juga sebuah perjuagan. Tak jarang kita melihat berbagai contoh hijrah macet dan mangkrak ditengah jalan. Namun ada pula yang sampai ke tujuannya. Pertanyaannya sekarang adalah, jika sebuah hijrah memang memiliki tujuan, apakah hijrah akan berakhir jika sudah sampai ditujuan?

"Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung".

Jika kita masukkan dalam proses hijrah, maka kalimat diatas tentunya merupakan sebuah keharusan. Entah apapun itu, semua orang memang memiliki alasan tersendiri, tetapi dalam perjalanannya mesti selalu ada perubahan. Anggaplah memang tujuannya adalah pasangan, namun kita juga tak tahu kapan itu datang. Menjadikan diri berhijrah tiap hari tentunya bisa jadi jaminan. Meski tak banyak banyak perubahan, sedikit saja pun itu merupakan bagian dari sebuah perubahan yang besar.

Setelah 14 abad berlalu peristiwa hijrah Nabi Muhammad, kini para umatnya juga meneladani hijranya beliau. Perpindahan dari pribadi menuju lebih baik sekarang banyak dilakukan. Remaja, dewasa, orang tua, siapapun kita, ternyata memang tak bisa lepas dari yang namanya hijrah tiap harinya. Menjadi orang yang lebih baik dari hari sebelumnya juga hijrah tak kita sadari sebelumnya. Semoga berkah dan tetap semangat dalam perjalan. Oh iya, yang lagi nelangsa dalam percintaan semoga mendapatkan hadiah dari perjuangannya untuk berhijrah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang yang menatap langit yang sama denganmu