Perjuangan untuk Sukses Harus Berdarah – Part 2

Semua batu aku terima dan jadi pijakan untuk melangkah ke hari selanjutnya

PART 2

Advertisement

Bebatuan itu kini mulai kukumpulkan

Batu besar pun turut ikut serta namun kini saya manfaatkan batu tersebut.

Di Makassar saya  menjalani kuliah dengan baik. Saya harus mengambil beberapa mata kuliah yang tidak ada dijakarta. Bisa dibilang saya mengulang beberapa semester, dan total saya menjalani kuliah adalah 5 tahun lebih!

Advertisement

Saya belajar lebih gigih lagi, saya mulai unjuk gigi dan menunjukkan potensi–potensi terbaik saya. Saya ikut berbagai kegiatan debat, dan beberapa kali saya juara pertama. Saya mengikuti debat Bahasa inggris, membantu hal–hal kecil untuk dosen, bisa dibilang saya begitu aktif!

Meski begitu, keluarga tetap meremehkanku karena kejadian tersebut.masih dianggap sebelah mata. Bahkan banyak perlakuan–perlakuan yang sangat tidak enak tapi tidak bisa saya ceritakan disini.

Advertisement

Sayapun menjalani hubungan LDR dengan kekasih saya. Hinnga setahun lebih kami menjalani hubgungan jarak jauh kupikir hubungan kami baik–baik saja. Baru belakangan saya tahu, dia selingkuh dengan teman gereja saya sendiri. Dengan begitu banyak pengorbanan, ternyata dia tidak melihat hal itu dan pergi dengan kawan sendiri. Menangis pasti dilakukan oleh semua wanita yang mengalami hal ini, termasuk saya.

Dalam keterpurukan yang bertubi–tubi tersebut, saya focus mengejar kuliah agar saya bisa selesai dengan cepat dan pulang kejakarta !

Setelah hampir 2 tahun lamanya, akhirnya saya lulus dan saya pulang kembali kejakarta!

Orangtua saya menyambut saya dengan hangat dan sudah melupakan kejadian yang dulu, dan kami memulai kehidupan kami seperti sedia kala tanpa mengingat masa lalu.

Di sinilah saya mulai belajar mengambil makna dari tiap perjalanan yang saya alami.

Saya membuat CV semenarik mungkin, melamar kerja secara online diberbagai situs penyedia lowongan kerja, mengikuti berbagai acara jobfair, interview.

Selama 4 bulan belum ada hasil sama sekali, hingga ada perusahaan e-commerce menerima saya untuk bekerja. Gajinya tidak besar, hanya Rp 3,500,000 dengan posisi yang ditawarkan sebagai Staff Business Development. namun setidaknya saya mendapatkan pekerjaan dan pengalaman. Gaji tidak menjadi masalah, itu prinsip saya.

Seperti para pekerja lainnya, saya menjalani pekerjaan saya dimulai dari bangun jam 5 pagi untuk mengejar kereta dari Bekasi menuju daerah Casablanca. Jujur, dari pekerjaan tersebut, saya tidak mendapatkan ilmu yang begitu berarti. Saya tidak dibekali hal–hal yang menurut saya cukup untuk mengembangkan potensial diri saya. Saya hanya diberi perintah ini itu, bekerja dibalik layar tanpa diberitahu sebenarnya saya harus melakukan apa untuk kedepannya . Akhirnya saya bekerja sekedar saja, bisa dibilang buta arah. Saya seperti orang bodoh.

Setiap bangun pagi, saya selalu menghela nafas “Apa yang akan saya lakukan hari ini ya?" Berangkat menuju kantor pun tidak bersemangat sama sekali. Saya menjalani hari – hari seperti ini hingga 2 tahun lebih, dan saya sudah merasa sangat jengah. Saya harus keluar dan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan saya!

Saya kembali melamar pekerjaan dan pergi interviem diam – diam. Dimanapun lingkungan yang anda tempati, pasti ada orang – orang tertentu yang menjadi Toxic, salah satunya kantor. Karena pekerjaanku yang tidak cukup memberikan andil untuk perusahaan, teman – teman kantorku pun menganggapku sebelah mata. Pernah suatu kali sepulang dari interview dan kembali kekantor, salah satu kolega ku berkata

“Yaelah pat, lu sampai kantor ini bangkrut juga lu bakal stay di sini. Ga percaya gue mah kalau lu bisa lulus dari sini” katanya.

Beberapa kolega memang menganggap saya tidak pintar dan tidak becus dalam bekerja.Masih banyak lagi hal – hal yang mereka katakana dibelakang saya. Namun  saya tak acuh mendengar hal itu, saya terus maju mencari pekerjaan dan saya percaya saya akan menemukan pekerjaan yang bisa membangun potensial diri saya. Sayapun terus berdoa kepada Tuhan. Saya ingat, dulu saya meminta pekerjaan kepada Tuhan, dan saya ingin pekerjaan tersebut tidak mengenal jam kerja, bisa membangun kelebihan diri di dalam saya, dan bisa membawa saya keliling Indonesia.

Lalu, saya mendapatkan panggilan interview dari perusahaan bidang yang sama, startup online tapi kali ini berbasis perhotelan, dan perusahaan ini cukup terkenal. Bergegas saya pergi kesana, dan baru mulai saya membuat kecerobohan . Kartu identitas tertinggal dirumah, padahal saya perlu itu sebagai akses masuk kedalam kantor mereka. Untung HRD mereka sangat baik dan mau menggunakan KTP-nya sebagai pengganti kartu akses masuk untuk saya. Didalam, saingan saya ada empat orang. Kami melamar dengan posisi yang sama sebagai Business Development. Saingan saya semuanya level Manager dari perusahaan – perusahaan e-commerce ternama seperti sho**e, buk***pak dan lainnya. Hanya saya seorang diri dengan level staff dan mereka semua melamar untuk posisi Business Development Manager, hanya saya yang melamar sebagai Business Development Executive.

Interview dari awal hingga akhir menggunakan Bahasa Inggirs, dan Bahasa Inggris saya sangat pasif! Ketika sesi interview terakhir, mereka semua sangat lancer berbahasa inggris, dan saking gugupnya saya, saya presentasi menggunakan Bahasa Indonesia. Ya, hanya saya satu – satunya yang menggunakan Bahasa Indonesia. Saya pasrah saja dengan hasil nanti. Selesai interview, saya kembali kekantor dengan perasaan pasrah, saya merasa saya tidak akan diterima diperusahaan tersebut. Padahal perusahaan tersebut adalah impian saya, karena jobdesk  -nya mewajibkan kita untuk Travelling.

Setiba di kantor, kolegakun pun iseng bertanya “Habis dari interview loh ya~ gimana? Lancar nggak?hahaha…"

Saya abaikan dan saya duduk dikursi melanjutkan pekerjaan yang membosankan itu. Sejam kemudian, HRD dari perusahaan saya interview tadi chat ,

“Tanggal berapa kamu bisa join dengan kami?" Saya kaget bukan main

Saya tunjukkan chat tersebut ke kolega – kolega yang berdekatan dengan bangku saya, dan apa respon mereka ?

“Yailah Pat, dia nanya doang itu,belum tentu lu diterima!"

“Gue juga dulu habis interview ditanya begitu, ternyata ga di approved juga tuh. Jangan berharap deh lu bisa masuk perusahaan sebesar itu."

Dan ternyata apa?

Saya telah join dengan perusahaan tersebut hingga sekarang :)

Bye–bye teman toxic!

Bye–bye kehidupan membosankan!

Saya siap menuju kehidupan yang lebih baik!

Kehidupan di kantor baru dan akhir dari cerita ini akan dilanjutkan dalam part berikutnya

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a leo girl with a big dream

CLOSE