Sebuah Pesan Terbuka untuk Pria Pendamping Masa Depanku. Aku Senantiasa Menunggu~

pesan untuk pria pendampingku

Teruntuk pria yang akan mendampingiku kelak, terima kasih telah hadir dan membawaku pada garis akhir penantian suatu hari nanti. Tulisan ini kutuliskan untukmu, hanya untukmu, yang akan menjadi satu-satunya untuk selamanya bagiku. 

Advertisement


Padamu, aku tak banyak meminta, aku hanya ingin kita senantiasa saling memberi.


Dalam masa penantianku, mungkin aku telah banyak jatuh cinta dan tertarik pada banyak pria. Mungkin beberapa di antaranya pernah membuatku terhanyut dan jatuh. Tapi sungguh hingga saatnya tiba, kau akan menjadikanmu satu-satunya di hidupku. Begitu pula inginku, aku di hidupmu.

Mungkin suatu saat nanti, saat kita bertemu, kau bukan lagi yang pertama untukku, pun diriku, bukan yang pertama untukmu. Kita telah melewati begitu banyak kisah perjalanan cinta yang berliku. Akan banyak sosok yang akan sangat sulit untuk dilupakan ada banyak cerita yang tak akan bisa diputar kembali. Tapi jika nanti pada saatnya kita bertemu, mari bersama-sama berkomitmen untuk menjadikan satu sama lain sebagai yang terakhir.

Advertisement


Aku tidak menuntutmu sempurna, sebagaimana aku tidak ingin kau menuntutku begitu. Selama masa penantian ini, mungkin aku telah berbuat kesalahan, begitu pun kau.


Tak ada gunanya saling menyalahkan, apalagi menuntut. Pada saatnya ketika kita memilih untuk saling bertaut, saling melengkapi adalah hal sempurna yang bisa kita ciptakan bersama.

Advertisement

Bila nanti aku berbuat salah, aku mohon kau tidak memarahiku dengan umpatan dan kata-kata kasar. Itu hanya akan semakin membuatku gila.  Biarlah kebijaksanaan adalah dasar bagi kita dalam membangun segalanya. Karena badai tidak dapat dilewati dengan saling menyalahkan, itu hanya akan menenggelamkan kita.


Jangan cintai aku karena fisikku, karena sang waktu akan mengambilnya darimu. Cintailah aku tanpa tapi atau karena, itulah cinta sejati.


Begitu pula aku, siap mencintaimu sebagaimana adanya kamu. Mari berusaha untuk saling memperbaiki, untuk saling membangun, untuk saling mengarung. Siapkan pundakmu untuk menjadi sandaran terbaikku, tanganmu untuk menghapus air mataku dan telingamu untuk mendengar keluh kesahku. Siapkan mata, hati, dan pikiranmu untuk menjadi tempat ternyaman untukku berlabuh.

Duhai pria masa depanku, bila saat itu tiba dan kau hadir di hidupku, aku tak akan menyalahkanmu bila kau begitu lama tiba atau datang begitu awal. Aku bahkan belum dapat menduga seperti apa rupamu dan di mana dirimu saat ini.


Aku akan memelukmu, mendekapmu dengan sangat hangat, karena penantianku usai, kaulah jawaban dari doa-doaku. Kaulah hadiah terbaik dari Tuhan untukku.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Keabadian dimulai dari tulisan

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE