Psikoterapi Salat, Merawat Jiwa dengan Salat

Tentang psikoterapi salat

Salat sebagai salah satu rukun Islam, memang sudah seharusnya dilakukan seorang muslim. Selain sebagai media ibadah kepada Allah swt, salat juga sangat baik dan terbukti sebagai media psikoterapi. Secara etimologis, shalat berarti do’a. Ini bermakna setiap kata dalam sholat merupakan do’a untuk meminta kebajikan dari Allah swt.

Advertisement

Pada QS Al Baqarah ayat 238 juga dijelaskan mengenai perintah salat:

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

Peliharalah semua salat(mu), dan (peliharalah) salat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyu'.

Advertisement

Psikoterapi salat adalah penyembuhan, pengobatan atau perawatan terapi kejiwaan, terapi mental atau terapi pikiran dengan menggunakan terapi salat. Karena sesungguhnya dalam shalat terdapat banyak manfaat yang berguna bagi tubuh dan jiwa. Hampir semua anggota tubuh merasakan manfaat dari shalat, fisik menjadi lebih bugar, fikiran menjadi lebih tenang dan melatih konsentrasi. Kunci untuk mendapatkan manfaat shalat adalah kekhusyu’an dan ikhlas kepada Allah swt.

Salat mengandung aspek yang dapat mengembangkan mentalitas sehat. Aspek-aspek tersebut adalah:

Advertisement

Aspek olahraga; bahwa gerakan-gerakan salat, dari mulai takbiratul ihram sampai salam, mampu memberikan efek terhadap kesehatan jasmani dan ruhani.

Aspek meditasi; tidak berlebihan jika kita menyebut salat sebagai meditasi tertinggi. Betapa tidak, efek yang ditimbulkannya melebihi praktik meditasi atau yoga, yaitu hadirnya ketenangan dan kedamaian dalam diri. Kondisi ini, tentunya dapat kita capai jika kita melakukannya dengan khusyuk dan penuh kesadaran.

Aspek auto-sugesti; salat adalah sarana efektif untuk membimbing diri melalui proses pengulangan bacaan. Setiap pengulangan bacaan dan gerakan memberi efek psikologis yang dalam, sebentuk afirmasi dan proses internalisasian nilai-nilai kebaikan sehingga bisa tertanam di alam bawah sadar kita.

Aspek pengakuan dan penyaluran emosi (katarsis); sejatinya, ritual salat adalah sebentuk komunikasi yang intens serta langsung antara hamba dengan Tuhannya. Ketika itu, seorang hamba bisa curhat, mengeluarkan semua isi hatinya, mengadu, mengiba, serta mendekat kepada-Nya. Akibatnya, beban masalah yang membuncah di dalam dada bisa dilepaskan.

Rajin mengerjakan salat dan pelaksanaanya yang benar, merupakan cermianan terpatri di dalam jiwa. Salat adalah tangga orang yang beriman untuk menuju Tuhannya. Saat mengerjakannya, seluruh pikiran tentang dunia dan pengaruhnya terhadap jiwa pun ditinggalkan. Saat seorang hamba yang beriman meng hadap Tuhannya, jiwanya pun menjadi tenang, dengan hati yang penuh keikhlasan dan kerendahan diri, serta ruh yang khusyu’.


Niat merupakan simbolisasi kesiapan dan kepasrahan seorang hamba kepada Tuhannya. Konsentrasi hanya kepada Allah, sama halnya dengan bermeditasi.


Dalam bermeditasi tidak ada lagi perasaan was-was, gelisah, hilangkan perasaan yang dirundung malang, hilangkan dan tinggalkan segala emosi, bayang-bayang ketakutan, perasaan iri dengki, perasaan yang di bayangi rasa ketakutan, perasaan hilang pegangan dalam menjalani hidup dan kehidupan, pusatkan pikiran, dan siap berkomunikasi dengan Allah. Makna takbiratul ihram menggerakkan perasaan rendah hati, kesederhanaan dan ketaatan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE