#PuisiHipwee; Berlabuh atau Berlayar

Berlabuh atau berlayar

Berlabuh atau Berlayar

Advertisement

Andaikan aku menulis awan hitam pekat
Dan membangun jurang di antara setiap tatap
Akankah engkau tetap berlabuh
Pada setiap sendu
Atau engkau terus berlayar jauh
Melaut menuju larut rasa suka cita

Aku mungkin sendirian
Namun engkau tiada kesepian

12 November 2018
ONA T.

Advertisement

Bunga Memanggil Nama

Bunga yang mekar di bawah cahaya rembulan
Membisikkan namaku pelan
Melewati sekat malam

Advertisement

Dari kejauhan namaku terdengar asing
Dengan jarak yang tipis namaku terdengar rapuh
Apa yang salah dengan sebuah nama?

Jika aku mampu
Akan ku tanam ratusan puspa
Bila tiba waktu kelopak mengurai
Namaku akan dipanggil dalam malam dingin
Dengan cara itu
Aku 'kan jadi pemilik malam

Bungaku yang indah
Sampai jumpa di bawah sinar bulan

Matraman, 9 Juli 2018
ONA T.

Debu dan Pasir

Wahai engkau di belahan dunia yang tak ku tahu
Air mataku senantiasa rebas
Di bawah angin
Di antara cahaya rembulan
Di ujung malam dengan bulan tidur
Demi mengenangmu

Ketika engkau pergi
Aku hanya menepi di dermaga perpisahan
Aku 'tak kuasa pergi bersamamu
Engkau jua tak dapat tinggal di sisiku
Tapi ada rumah kita bersama
Dalam hati yang ikhlas

Kita berdua adalah kerapuhan
Kita seumpama debu dan pasir
Tak kuasa bertahan atas laju angin
Adakah takdir lebih kejam dari ini?

Debu dan pasir
Kita berdua debu dan pasir
Yang kecil,rapuh, tak punya kuasa
Diantara takdir menyedihkan ini
Ganas selayak badai
Buas laksana ombak pantai

Dimanapun engkau
Aku adalah debu
Yang mendoakan sebutir pasir
Dengan cinta tulus seterang purnama

Purnama di atas gunung
ONA T.

Siklus Hati

Aku mencintamu lagi
Secara singkat
Ketika wajahmu terlintas
Saat kita beradu rupa
Apabila namamu dibisikkan dengan syahdu
Dan kenangan gejolak itu kembali mewujud

Namun tak lama rasa itu ku lupakan
Mengecil, tertidur di atas meja putus asa
Karena kau tak ada rasa
Dan kau tak mencoba
Duhai, pemilik segenggam rindu

Tapi aku?
Aku selalu begini
Jatuh cinta, membenci, lalu jatuh cinta lagi

Hatiku seumpama pohon
Dedaunannya 'kan reras
Di satu musim muncul kuncup baru
Pohon akan tetap di situ
Tak beranjak
Tak ingin melangkah
Tetap berdiri 'tuk matahari yang Sama
Menyelami gravitasi pada bumi yang tak berganti

Maka seperti pohon aku ini
Mencintai
Kemudian membenci
Dan mencintai lagi
Hanya kepada orang yang sama

Adakah kau pernah paham?

Yogyakarta, 7 Mei 2018
ONA T.

Pemuda yang Baru Memangkas Rambut

Pemuda yang baru memangkas rambut
Duduk di sebelahku
Ada pensil di tangan kanan
Ada juga pena di tangan kiri

Tangannya bebas bercerita
Bersamaan dengan suara menari menggelegar
Dia menikmati tiap detik dengan arti

Banyak yang dipahami
Masih ada yang dicari makna
Tapi selalu ada satu yang dimengerti sendirian
Dan pemuda yang baru memangkas rambut
Memilikinya dalam hati

2018
ONA T.

Saat Hujan

Hujan
Hujan di halaman belakang
Hujan menyentuh pundakmu
Hujan menepi di bajuku
Hujan membungkam dirimu
Hujan bercerita kepadaku
Akan sejuk yang membungkus pertanyaan
Dan mengundang diam untuk bertamu

Jika aku jadi hujan
Seseorang akan kubiarkan berlalu
Dan yang lain kupersilakan menepi
Yang tersisa akan terus berlari
Dan yang terbaik akan kuajak berkisah
Hanya jika aku jadi hujan

Bila aku bukan hujan
Tiada yang akan berhenti
Atau singgah di pondok kecil
Waktu terus dikejar
Dan mereka berusaha menantang dunia
Bila aku bukan hujan
Tiada seorang perlu peduli

23 Januari 2018
ONA T.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE