Berproses dalam luka
Ketika hati seketika
Tidak mampu lagi berdoa
Untuk membentengi diri
Lalu mata hanya dapat
Menatap nanar pilu itu
Ketika pelukan justru menjadi pedang yang menikam ketahanan diri
Dalam dekapan yang bukan lagi seperti perlindungan melainkan nafsu yang merenggut
Lantas….
Dapat berbahagiakah ?
Jika derita itu belum tuntas
Dalam luka yang terlupakan
Dengan rasa sakit yang tak pantas di ceritakan
Dan berbalut rasa takut akan penghakiman
Atau…
Bisakah belajar melupa saja ?
Sampai akhirnya tidak mengingat lagi
Sejauh apakah lagi harus berlari
Jika pada akhirnya tetap terjatuh
Pada perasaan yang sama
Tidak bisakah kisah nestapa itu terurai bersama hujan yang menyejukkan
Agar setelahnya ada pelangi
Tidak ada lagi penyesalan
Tidak ada lagi kesesakan
Merdeka dari luka
Teruntuk hati yang remuk redam
Mari memerdekakan diri
Bersama senyum yang kian merekah
Tak peduli seberapa pilu itu
Memaksa untuk meratap
Mari terus tumbuh menjadi baru
Seperti bunga …
Tak peduli seberapa banyak
Yang memetiknya, mematahkannya
Bahkan mencampakannya
Saat sedang ranum ranumnya
Mari rayakan pembebasan
Dari segala belenggu yang membuat
Nafas tersengal-sengal nyaris terputus
Karna apapun bentuk penderitaannya
Kita tetap dikehendaki untuk berbahagia
Seperti Sang Penebus
Yang jauh lebih dulu telah
Mengasihi dan mengampuni kita
Dengan segenap luka dan kesakitannya
Sampai sepanjang masa …
@ceciliarita_
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”