#PuisiHipwee; Bibir Senja Masih Mampu Menanggung Anak-anak Angin yang Berlarian Menuju Laut Jauh

Bahwa segala sesuatu sudah digariskan. Kita-lah yang harus bijak memaknainya


PERPISAHAN dan GEJOLAK RASA


Bibir senja masih mampu menanggung anak-anak angin yang berlarian menuju laut jauh

Semerbak letih menjadi firasat rinduku padamu

Yang mengusik ketenangan dermaga

Yang luruh seumpama senyum delima

Perihal candu dan amarah

Aku hanya jadi penonton

Penonton yang turut merasakan sekat

Sekat yang membilah kata-kata

Kata-kata yang memangkas puisi

Puisi yang tak pernah mau

Tak mau beristirahat

Jika ombak itu berhenti melukis wajahmu

Heningkan aku dalam sebuah ketiadaan

Sebab jiwaku sudah lelah

Mata mimpiku rabun

Puing-puing tabah nyaris lumpuh

Hingga tak ada lagi yang kucintai

Kecuali perpisahan yang tak bisa dielak

Jombang, 25 Maret 2019

 

 


MENARILAH!


Pagi ini kukatakan padamu tentang alasan rindu yang seringkali tak kau mengerti

A, B, C, D dan seterusnya

Aku ingin mengajarimu bagaimana cara membaca angin

Orang tua mencari makna dengan membuka jejak-jejak lalu

Sementara para pemuda menulis sejarah dari pemuka laut yang ditinggalkan kapal

Maka dari itu menarilah!

Menarilah dengan gejolak rindumu!

Hingga raga ini tak kau perselisihkan lagi

Jangan kauartikan senja dengan perpisahan

Malam yang datang adalah perjalanan baru sang gelap yang mesti kau rajut

Tenanglah, kita punya sinar bulan untuk menerangi segala tangis dan kerinduan



Sumobito, 16 Oktober 2018

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis