Jusktaposisi
Subuh ini
Fajar menyembul di dadamu
Ketika aksara mengering ragu
Dan petromaks kehabisan waktu
Mencapai satu
Selimut itu hafal betul
Bagaimana langgam selalu muncul
Sebab hanya riak asa yang tersisa
Di antara geming
Yang asing
Lantas, apa yang kita lahirkan
Bila tak pernah bersetubuh?
Almanak bekerja saban hari
Dan ketabahan hampir jua permisi
Mengapa lebur tak ubahnya takhayul?
Tiap pagi
Repetisi menunggu kita di meja makan
Merontokkan fibrin
Di celah kertas dan aspirin
Di celah retak piring melamin
Begadang
Cheese cake adalah
Semai yang tak pernah tumbuh
Serta rinai yang tak pernah jatuh
Sebelum lidahmu mengantar ajalnya
Pada jalanan sebelum pagi
Etalase mengajari kita telanjang
Atau justru menata ranjang
Yang penuh ngengat juga tetesan kopi
Mungkin
Indomie tak kunjung habis
Menunggu kegusaran ditumis
Begitu pun ovaltine
Yang kadung tak manis
Kapan kita kenyang, Puan?
Bahkan ketika kantuk merasuk
Bersama puntung filter
Kurasa kita hanya menjaga kelu
Semalaman
Hafni Kusumawardhani
(@__lanina)
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”