Rasa Tanpa Dihargai, Karena Harta Segalanya

Kegitanku mengerjakan tugas akhir dan sedang mencoba merintis usaha untuk menanggung biaya hidup di kota perantauan ini.

Kisah Nyata (PART1– cuplikan)

Hey perkenalkan namaku Riantika kalian bisa panggil aku Tika. Aku mahasiswa akhir di suatu Universitas Negeri Islam di malang. Kegitanku mengerjakan tugas akhir dan sedang mencoba merintis usaha untuk menanggung biaya hidup di kota perantauan ini. Usiaku sekarang sudah menginjak 23 th, rutinitasku selalu belajar damai dalam keadaan apapun yang sedang terjadi disekitarku untuk menjadi pribadi yang baik.

Aku terkenal sebagai mahasiswa yang konyol, humoris, menyebalkan juga tergolong dalam sikapku hahahah. Menurutku aku adalah sosok wanita yang penuh dengan suatu ambisius dalam mengingingkan sesuatu, meskipun bukan termasuk mahasiwa yang tergolong pandai, hanya saja aku termasuk mahasiswi yang mudah bergaul.

Singkat cerita keadaanku sekrang adalah suatu keburuntungan bagiku , kenapa? karena aku bisa mensyukuri nikmat yang mungkin orang lain tidak merasakan itu; penuh perjuangan, penuh rintangan, penuh segala hal yang mungkin bisa membuatku gila maupun menyerah.

Tapi aku yakin dengan iman yang kuat, aku bisa melakukannya dengan menaklukkan nafsu diri sendiri yang mungkin orang tidak tau.

Berawal ketika aku merasa terdzholimi atas perkataan maupun perbuatan oleh temanku maupun keluargaku sendiri. Aku dari keluarga broken home, keluarga yang tak mampu, tapi berusaha untuk bangkit mengangkat drajat orang tua dengan membahagiakannya terutama melalui uang.

Sebagai anak, remaja, dewasa yang selalu salah dihadapan semua orang, teman maupun orang tua dengan penuh cacian, fitnahan, iri dengki hingga aku tak bisa berkata-kata kecuali menangis dan amarah. Menjadi terdhzolimi hingga aku tak tau arah solusi sebagai penenang dan penguat menuju hidup ini untuk bangkit dalam kepurukan ini.

Setiap hari aku merasa terpuruk dan menyalahkan Tuhanku, mengapa tuhan tidak adil? (aku berfikir seperti itu ketika aku belum mngerti), tapi aku selalu berfikir untuk keluar dari zona ini?. Karena kau tahu tidak ada satupun yang mempercayaiku. Suatu ketika aku tekat , yakin, dan optimis mencoba berbisnis dengan modal uang 200 ribu hingga akhirnya Allah memperbaiki keadaanku hingga bisa biayai kehidupanku di kota dingin ini.

Tapi bisnis ini tidak berjalan semulus yang kalian dan aku pikirkan. Saat itu bisnisku sudah diatas2nya, tapi tiba-tiba musibah datang kepadaku. Akhirnya aku sangat terpukul meskipun tidak begitu lama, cukup 1 hari penuh lalu aku berfikir terus mencoba dan memulai mengembangkannya. Kegagalan itu aku koreksi dan pelajari, apa yang salah pada diriku? dan bagiku kegagalan/jatuh itu suatu ilmu yang tak mungkin orang lain tau dan dapatkan.

Tapi di sini aku akan share untuk kalian, karena bagiku ini sangat bermanfaat banget buat kalian yang mungkin membutuhkan solusi. Intropeksi diri saat keadaan jatuh suatu hal yang mungkin orang tak mau mengakuinya? Tapi tidak bagiku. Dan aku menemukan dampak kenapa aku jatuh di saat Tuhanku menjujung tinggi rejekiku? Pertama adalah aku tidak membesarkan jasa kedua orang tuaku.

Aku merasa seenaknya dalam berlaku dan bertindak kepada orang tuaku karena, aku merasa punya uang (suatu kesalahn besar). Solusinya aku baru sadar, ridho ALLAH ada pada ridho orang tua. Tidak semestinya seperti itu, sebagaimana kita, sebesar apa kita, kita adalah milik ALLAH. Seharusnya apapun terjadi damai dengan masalalu adalah hal terbaik dalam hidup.

Kedua mungkin aku kurang bersyukur dan rajin dalam menjalankan bisnis, dan mungkin saja aku masih melakukan maksiat kecil hingga aku lalai dalam perintahnya. Allah menguji seorang hambanya dengan segala sesuatu, bisa jadi dengan hartanya maupun kecantikannya dan lain-lain.

Karena itu aku bersyukur dengan apa yang terjadi, aku tak bisa meyalahkan masalalu yang sudah terjadi, yang seharusnya berdamai dengan masalalu sejak dulu tapi itu baru ku akui.

Finally. sekarang aku lebih bahagia dari pada sebelumnya, perubahan yang signifikan, membuatku bersyukur atas segala rahmat ALLAH yang begitu besar yang telah dilimpahkan pada diriku, sehingga aku sekarang damai dengan diriku, damai dengan segala sesuatunya. tapi perlu kalian tau hidup itu bukan tentang aku, kamu dan siapapun.

Tapi tentang bagaimana kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi diri kita dan orang disekitar kita, dan tidak luput kekuatan manusia itu berasal dari Sang Pencipta. Karena itu sebagaimanapun kita, seburuk apapun orang itu kepada kita, kita cukup tau dan berdoa semoga dia diberi hidayah, dan kita tetap terus menjadi orang yang lebih baik tanpa batas.

Bagi saya tidak ada kesabaran dan ikhlas yang sia-sia, usaha tidak akan menghianati hasil. Walaupun mereka masih menghargai kita karena uang, tapi aku yakin Tuhanku bisa membolak-balikan hati hambanya. karena itu bagiku sekarang bukan suatu masalah jika mereka menghargaiku karena adanya uang. Suatu saat mereka akan tau bagaimana indahnya jika kita saling menghargai tanpa uang.

Dan aku akan melanjutkan kisah perjalananku, di part-part selanjutnya, ketika aku adalah kilau yang penuh debu hingga jadi KILAUAN.

ig: @dyramazna

Malang, 01 November 2018

CFR

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

jadilah insan yang bermanfaan bagi diri sendiri dan orang lain.