Rindu adalah Rasa yang Curang, Sialnya Ia Tak Pernah Tahu Caranya Berkurang

Kehadiranmu seperti sinar cahaya di kala gelap, membuatku terjaga hingga lelap.

Entah mengapa rasa ini tiba-tiba menghantui dalam perasaanku. Aku baru seumur jagung mengenalmu, tapi terasa seolah kita saling mengenal sejak lama. Mungkin kehadiranku dan setiap pesan yang aku kirim padamu sangat mengganggu. Mungkin kamu belum bisa melupakannya. Sesosok pangeran arjuna nan indah bagimu. Mungkin kenangan-kenangan indah masa lalu dengannya tak bisa engkau lupakan. Maafkan aku.

Maafkan aku karena telah mencintaimu, sehingga membuat pikiranmu menjadi kacau dan merasa tak nyaman.

Entah mengapa perasaan rindu ini yang mendorong tanganku untuk mengirimkan pesan kepadamu. Namun, terkadang perasaan rindu itu tak pernah terobati ketika kamu tak membalas pesan dariku. Aku menunggu hadirmu, walau hanya dalam segores tulisanmu itu. Aku simpan rapat-rapat dalam memori pesan di ponseku. Aku baca setiap hari untuk sekadar mengobati perasaan ini.

Cinta, bayangmu selalu menaungi setiap langkahku, hingga aku tak mampu menghindar darinya. Aku sedang terjerembab dalam racun merah jambu yang meretas pikiranku. Namun semua orang tahu bahwa cinta adalah sifat alami manusia yang dianugerahkan Tuhan  pada setiap hambaNya.

Entah harus bagaimana untuk ungkapkan rasa rinduku yang mendalam kepadamu, mungkin hidupku hanyalah untuk mengagumi. Mengagumi keindahanmu, mengagumi ketegaranmu, dan mengagumi kekuranganmu. Mungkin aku seperti kumbang yang hanya mampu melihat keindahan pada setiap bunga yang mekar. Aku hanya bisa memandang.

Mungkin aku tak seberuntung lelaki lain yang bisa mengenalmu lebih dekat. Duduk di sampingmu, bercanda tawa denganmu, juga memetik senar gitar sambil mengiringimu bernyanyi. Aku hanyalah seseorang yang mengamatimu dari kejauhan, mengagumimu tanpa bisa mendekatkan. Entah mengapa, aku memang tak sanggup jika dekat dengan orang yang benar-benar aku sayangi. Perasaan ini seolah membakar aliran darahku, hingga membuat jantungku berdegup kencang, mengalir ke dalam otakku dan rasa gugup itu datang. Entahlah, mungkin penyakitku seperti ini, tak pandai merayu canda dengan lisan, namun hanya lewat tulisan ini aku mampu ungkapkan seluruh perasaan.

Aku bingung dengan perasaan ini, harus bagaimana aku ungkapkan lagi. Banyak tulisan terlahir dari perasaan, seolah-olah mereka melayang-layang di atas benakku. Tulisan tentangmu, tentang kerinduan kepadamu, pesonamu, juga keindahanmu, Permata.

Setiap orang pasti mempunyai mimpi, begitu pula denganku. Aku juga mempunyai segudang impian. Impian utamaku adalah mendapatkan seorang pendamping yang tegar dan mampu menghiburku saat gelisah. Perempuan yang mampu menyemangatiku saat kalah dan mampu membangkitkanku saat hancur. Dia adalah seorang yang salihah, dan mampu mendidik anak-anak menjadi orang-orang yang sukses kelak. Sukses di dunia, pun akhirat. Aku melihat sosok itu ada padamu, meski kasap mata. Kamu berbeda dengan yang lainnya. Hmm, mungkin impianku terlalu muluk, tapi itu yang aku doakan.

Haruskah aku menikahimu? Sedangkan aku tak tahu bagaimana perasaanmu. Terlepas dari semua itu,  mungkin aku belum siap untuk melengkungkan janur kuning di depan rumahmu. 

Kau begitu indah, hingga keindahmu tidak pudar di dalam pikiranku, hingga tidak lekang oleh waktu, dan seolah semakin bertambah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nikmati lezatnya rasa dan peristiwa yang terbalut kata-kata