Senja Bukan Hanya sebagai Penanda Rasa Syukur kepada Sang Pencipta, melainkan Juga Menyimpan Banyak Cerita

senja penanda syukur kepada Sang Pencipta

Senja.

Kadang kau datang bersama luka. Penyesalan dalam satu hari berkumpul bersama. Alasan menangis dan memohon ampun pada Sang Kuasa. Berharap hari esok akan baik-baik saja. Kadang kau datang bersama bahagia. Tempat semua senyum dalam satu hari bermuara. Saat yang tepat untuk bersyukur kepada-Nya, sebenarnya. Namun seringnya, terlalu bahagia, hingga tak mengindahkan Sang Pencipta.

Mereka bilang kau gerbang kesunyian. Selesainya semua urusan bagi mereka dengan sejuta alasan. Mulai menghitung untung rugi pendapatan. Jika rugi yang didapat, bersiap menerima semprot dari atasan. Jika untung yang didapat, bersiap cari alasan, untuk mengeruk lebih banyak keuntungan. 

Yang lain bilang kaulah pintu kebahagiaan. Dimulainya obrolan dari hati bagi mereka yang sedang jatuh hati. Kadang sereceh pertanyaan,"ada cerita apa hari ini?" Namun, tak menutup kemungkinan akan serumit jawaban,"apa rencana kita setelah ini?"

Bagi para pengagum rahasia, kau gerbang galau yang terbuka. Serba salah, tak tahu harus melakukan apa. Ingin mengirim pesan tapi tak bisa. Cuma stalking saja pada akhirnya.

Bagi yang berada di masa pendekatan, kaulah sang waktu yang mengawali percakapan. Sibuk memikirkan bahan untuk melanjutkan obrolan. Tidak hanya satu atau dua jam saja. Karena waktu adalah ilusi bagi mereka.

Bagi yang berjuang di zona teman, kaulah akhir dari masa curhatan. Mereka membekukan tawa bersama dalam ingatan. Mulai mempersiapkan hati melihat dia tertawa bersama yang lain.

Senja.

Bagiku, kau adalah lelah yang harus selalu kurasa. Tenaga dikuras seharian di depan media. Ketika yang lain sudah bisa mengistirahatkan kepala, aku masih harus berjuang sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Kau pernah jadi penanda aku jadi orang gila. Senyum sendirian setelah membaca pesan darinya. Kata-kata rindu yang berserakan, pertanyaan kapan yang sering muncul ke permukaan, diakhiri dengan ucapan selamat malam dalam bahasa Jerman.

Belum mau udahan, tapi kantuk sudah mulai menyerang. Kau pun pernah jadi perantara aku dan dia. Saling mengungkapkan rasa yang ada di dada. Mencuri waktu dari lelah yang menyita, kemudian duduk berdua di depan Balai Kota. Dia suka aku, aku suka dia. Dan akhirnya, kami pun bersama.

Senja.

Saat ini, kaulah yang selalu kunanti. Setelah masing-masing dari kami mengais rezeki dari pagi, kata-kata manis darinya selalu membuat semangat kembali. Hanya dengan,"Dik, kangen," sudah cukup membuat baterai diri penuh terisi.

Bagi pejuang LDR seperti kami, kaulah anugrah terindah dalam sehari.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

une femme libre