Sebuah Cerita, Tentang Pengharapan yang Nyata dan (Semoga) Tanpa Sesal di Dalamnya

Aku tak pernah membayangkan bisa berada bersama kamu lagi, seperti saat sekarang ini. Aku tak pernah berharap akan kembali padamu lagi, di sini, di tempat yang sama saat kamu meninggalkan aku.

Entah apa yang ada di benakku sekarang ini, apa yang aku inginkan, dan apa yang aku rasakan, sekalipun aku telah memaafkanmu juga memaafkan diriku sendiri, sungguh ini tidak mudah. Sungguh tidak mudah. Aku berusaha sebisaku untuk menjadi biasa terhadapmu.

Aku coba mulai memberikan lagi seluruh perhatian, waktu, rasa, yang sudah lama sekali aku tinggal agar aku bisa sedikit saja merasa tidak bersalah padamu karena dulu telah semena-mena terhadapmu.

Menerimamu kembali, adalah keputusan yang cukup besar yang aku ambil dalam hidupku, mengingat kesalahanmu dulu yang menyakiti, aku tak ingin berada di posisi seperti ini. Sering aku merasa untuk tak hiraukan kamu lagi namun semua tak masuk secara logika, hatiku terkadang merasa ingin pergi dan lepas dari genggamanmu, tapi selalu dengan mudah kembali pada sisimu lagi.

Takdirkah atau aku yang bodoh, tak bisa menentukan pendirianku untuk berada tetap di jalanku.

Hampir 3 tahun sudah kita bersama, berbagi cerita, bahagia, keluh, kesah. Aku begitu bahagia saat itu bersamamu, sekalipun semua jauh dari kata mewah tak ada dinner romantis di sebuah cafe atau resto seperti kebanyakan pasangan muda seusia kita dulu, tak ada baju mewah, tak ada kendaraan bagus yang kita naiki, kamu yang selalu mendengarkan semua ocehan aku yang terkadang membuat sebal, mengatur kamu ini dan itu, tapi kamu juga yang dengan sabar mengiyakan semua yang aku mau.

Sampai akhirnya luka itu datang, kamu dengan nya.

Aku tak pernah membayangkan bahwa kamu akan melakukan hal seperti itu padaku. Membohongiku berulang-ulang mengatakan hanya sekedar teman dengan semua rumor dari orang sekitar yang berbanding terbalik, bantahan-bantahan sering aku dengar, dan sampai akhirnya kamu mengakuinya dengan alasan akulah penyebabnya.

Ah sudahlah aku sudah melupakan semua luka itu, aku harap.

2 tahun aku berpisah denganmu, aku merasa aku cukup kuat saat ini untuk memulai hubungan yang serius kembali bersama seseorang, meskipun sebenarnya aku pernah menjalin hubungan dengan beberapa pria tapi hasilnya aku masih belum bisa memaafkan diriku sendiri dan berbaik hati pada perasaanku.aku sudah melupakanmu. Aku sudah mulai terbiasa mendengar namamu tanpa rasa jengkel, mulai terbiasa.

Dan kamu kembali, sekuat hati aku menolak, berbagai cara. Semua cara aku lakukan agar kamu pergi jauh dari hidupku. Kata – kata kasar, jahat, cuek, semua sudah aku lakukan. Aku hanya ingin tenang, pikirku, aku tak ingin merasa terbebani lagi dengan perasaan itu, aku tak ingin.

Tapi kamu berusaha meyakinkan aku, bahwa kali ini tidak akan terjadi lagi.kamu meminta, dan akhirnya kita seperti sekarang ini. Ternyata aku masih belum bisa menghilangkan rasa ini.belum sekuat yang aku bayangkan.

Aku tak tahu apakah jalan yang aku ambil ini adalah langkah yang benar atau tidak, apakah jalan ini bisa membawa bahagia kelak untuk hidupku, apakah kamu adalah orang yang tepat? Banyak sekali keraguan yang datang masuk di pikiranku, aku bisa apa? Seperti inikah jalan hidupku? Apakah denganmu? Apakah kamu yang Tuhan takdirkan untukku? Apa aku bisa menjalani semua denganmu sampai akhir hidupku atau kau akan kembali meninggalkan aku?

Jika dia yang terbaik tolong jangan biarkan dia datang lalu pergi kembali dengan yang lain Tuhan,aku tak ingin bertatih-tatih lagi merasa sakit karena ditinggalkan, bukan karena aku begitu menginginkan dan mencintainya. Tidak, aku hanya ingin perjalananku ini tak menjadi sia-sia dan menyesal akhirnya.

Meski aku tau pada akhirnya semua adalah kehendakMu, semoga Engkau berkenan untuk mendengarkan doa dan harapanku ya Rabb.Amin.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini