Secarik Surat dari Perempuan-mu yang Sudah Tidak Perawan Lagi. Bisakah Kamu Terima Aku dengan Lapang Dada?

Hai kamu, lelaki yang akan menjadikanku masa depanmu. Aku seorang perempuan yang telah kehilangan ‘keperawanan’ pada masa lalu. Bisakah kamu terima aku dengan lapang dada?

Advertisement

Pada masa itu, perempuan-mu ini masih sangat polos. Hidup tanpa ajaran agama yang kuat juga minimnya bimbingan dari kedua orang tua. Ingin merasakan bebasnya kehidupan seperti burung yang terbang di langit, tapi malah tergerus pada jurang dosa.

Perempuan-mu ini terlalu polos untuk mengerti arti ‘pacaran’. Bermodalkan cinta, pada akhirnya membuat perempuan-mu rela memberikan ‘keperawanan’ pada lelaki yang kusebut pacar.

Perempuan-mu ini terlalu bodoh untuk mempercayai kata-katanya yang akan menjadikanku istrinya kelak. Saat kusadari dia telah mendapatkan apa yang dia mau, dia rela meninggalkan perempuan-mu ini seorang diri.

Advertisement

Dengan bangganya dia mencap dirinya lelaki sejati. Tanpa dia sadari telah melukai hati perempuan-mu yang paling dasar.

Pada akhirnya perempuan-mu sadar, bahwa ‘keperawanan’ adalah hal sangat wajib pada diri setiap perempuan. Memberikannya kepada lelaki yang bukan muhrimnya adalah kesalahan yang teramat besar. Tapi bisakah perempuan-mu ini memperbaiki diri? meresapi penyesalan pada masa lalu.

Advertisement

Air mata perempuan-mu ini telah kering untuk penyesalan yang tidak akan mengembalikan makhota yang sangat berharga. Adakah kesempatan bagi perempuan-mu dipersunting oleh-mu?

Perempuan-mu hanya berharap kamu terima dengan lapang dada. Tanpa perlu lagi melihat pada masa lalu. Untuk kemudian kamu bimbing pada masa depan menuju pada kebaikan.

Perempuan-mu tahu ini sangat berat bagimu, pun bagi kedua orang tua-mu, bisakah kamu berikan kesempatan kepada perempuan-mu untuk dapat menikmati hidup seperti perempuan yang telah di-sahkan oleh pernikahan.

Perempuan-mu percaya akan campur tangan Tuhan yang begitu nyata untuk aku yang sedang memperbaiki diri ini. Semoga Tuhan akan menunjukkan jalan kepada perempuan-mu ini untuk dapat kamu kasihi di masa depan tanpa perlu melihat pada masa lalu..

Dari perempuan-mu yang tidak ‘perawan’

yang sedang berusaha memperbaiki hidupnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

5 Comments

  1. Vani berkata:

    Miris jg ya mengalami hal yang sama. Qta merawat cinta tapi pria yg qta anggap pacar cinta ternyata busuk merusak endingnya menghempaskan tapi ttp saja pria macam itu tdk di hakimi masyarakat sbg perusak keperawanan. Berdamai dgn diri sndr adlh hal terberat untuk dilakukan, terpukul dlm batin tdk layak mendapat pria baik akibat dosa aib tsb. Perbaikan diri hanyalah sia sia tak merubah pandangan org suci yg tdk pernah melakukan aib tsb. Qta berusaha menggapai impian mendapat penerimaan tulus di masa depan di namun d bayangi keraguan dan remuk terdalam.

  2. Fia MarSya Ambareta berkata:

    ?

  3. Fia MarSya Ambareta berkata:

    Cba ada cwok baca ini pen tau pndpat nyaa

  4. ABCDEFG22 berkata:

    Saya menikahi wanita yang memberikan mahkotanya kepada orang lain

    Keperawanan bukan hal terpenting dalam pernikahan banyak faktor di dalam nya

    Namun tak bisa dipungkiri ada rasa kecewa yang teramat sangat yang selalu muncul & hilang, yang saya kira akan saya bawa seumur hidup

    Perlu diketahui saya laki” yg tak pernah berpacaran sekalipun sebelum bertemunya,ataupun ketempat pelacuran

    Kekecewaan ini memenang tak bisa dipungkiri, jadi utk perempuan” muda diluar sana yg masih memiliki mahkotanya, jaga utk suami sah mu, jangan ada kata menyesal dikemudian hari

  5. Pratama11 berkata:

    Jujur saja realitanya jauh lebih banyak laki-laki yang masih perjaka daripada perempuan yang masih perawan.Saya memang tidak punya data statistik kesimpulan ini saya dapatkan dari banyak teman2 saya yang maaf kata “sudah terlanjur terjerumus”. Hal ini pula yang menjadi beban saya selama ini dalam mencari pasangan sebagai laki-laki yang alhamdulillah mampu menjaga keperjakaan sampai usia 25 saat ini saya sudah beberapa kali menjalin hubungan dengan perempuan yg cukup ideal untuk ketahap yg lebih serius tapi ketika mendapat fakta mereka tidak lagi perawan itu membuat saya begitu kecewa dan menyesal hingga dengan berat hati saya perlahan meninggalkan mereka. Mungkin saya terlalu overthinking mengenai keperawanan tapi tetap saja perasaan terdalam dari seorang laki2 yg masih perjaka tentu ingin mendapat wanita yang masih perawan untuk menjadi istrinya. Hal sebaliknya mungkin berlaku pada pria yang sudah tidak perjaka, mereka akan mudah saja menerima perempuan yg sudah tidak perawan sebagai istri walau tentu tetap menginkan yg masih perawan. Untuk itu para wanita yang masih perawan jagalah mahkota kalian sebaik-baiknya jangan kalian lepas sebelum kalian menikah dan sekuat mungkin jauhilah pacaran karena pacaran adalah awal dari perzinahan dan untuk para pria perjaka tetaplah yakin laki2 baik hanya untuk wanita yang baik juga. Terimakasih

CLOSE