Sedikit Celotehan untuk Kalian yang Punya Relasi Buruk dengan Orang Tua

Hei kamu yang berusia 20 tahun ke atas, pasti pernah ngalamin konflik sama orang tua. Semakin bertambah usia rasanya konflik semakin banyak dan tidak terhindarkan. Kamu pasti ngerasa kok mereka kuno banget sih?? atau kok mereka ga pernah biarin aku ambil keputusan sendiri padahal kan aku uda "gede"? Kayanya hari-harimu ga lengkap tanpa adu mulut dengan mereka. Nah kalo kamu ngalamin hal-hal di atas, itu wajar banget kok secara mereka dididik di zaman yang beda dengan sekarang. Contohnya zaman dulu belom ada HP, laptop dan peralatan canggih lainnya. Anak-anak zaman dulu main sama teman-temannya (petak umpet, bekel, pasaran, dll) sedangkan anak zaman sekarang uda sibuk dengan gadget masing-masing sehingga uda ga peduli satu sama lain. Jadi apapun yang terjadi pasti akan terjadi perbedaan antara pemikiran orang tua dengan pemikiran kita. Tapi itu bukan berarti bisa jadi alasan kita untuk berantem bahkan sampai ga menghormati mereka sebagai orang tua. Ada kok cara-cara sopan yang bisa kita pakai untuk menghindari konflik dengan mereka. Kita bisa ajak mereka berdiskusi secara dewasa tanpa perlu merasa kesal dengan mereka. Lagian kamu juga ga mau kan terus-terusan berantem sama mereka? Rumah jadi berasa ga nyaman kalo gitu.

Advertisement

Nah melalui tulisan ini aku ingin berbagi pengalaman yang semoga bisa kalian terapkan supaya hubungan dengan oang tua jadi lebh harmonis.

Aku juga pernah ngalamin hal-hal kayak di atas. Aku dibesarkan di keluarga yang cukup protektif. Aku ingat saat aku SMP/SMA aku tidak bebas bepergian dengan teman-teman. Saat itu aku kesal karena hanya aku yang ga diijinkan pergi sedangkan teman-teman lain bisa pergi dengan bebas. Karena hal ini aku jadi jarang diajakin pergi oleh teman-teman, mungkin mereka uda tahu kalau aku jarang banget bisa ikut. Lalu kalau aku menginginkan sesuatu tidak dapat memperolehnya dengan mudah. Aku harus bisa menjelaskan untuk apa barang itu, apakah berguna atau tidak baru aku akan dibelikan. Intinya semua harus melalui prosedur yang ribet dan tidak sebebas teman-teman sebayaku. Saat menjalaninya aku kesal pada orang tuaku kenapa mereka berlaku demikian dan aku merasa jadi orang paling "aneh" di antara teman-temanku. Tidak jarang pula pendapatku berbeda dengan mereka dan akhirnya (seperti yang sudah kalian duga) pendapat merekalah yang harus terlaksana.

Di saat seperti itu aku tidak mengambil sikap konfrontasi langsung, namun sebaliknya aku memilih diam menuruti keinginan mereka sepanjang aku pikir itu masuk akal dan lebih baik dari pemikiranku. Namun jika aku punya pendapat berbeda aku tidak langsung memperdebatkannya saat itu juga. Aku mencari kesempatan lain saat mereka lagi senggang dan mencoba untuk berbicara dari hati ke hati. Ya walaupun tidak selalu mereka menyetujui pendapatku, namun dengan kesempatan bertukar pikiran aku jadi bisa belajar memahami jalan pikiran mereka yang mungkin emang beda denganku tapi maksudnya adalah untuk kebaikanku. Dan alhasil konflik atau adu mulut pun tidak terjadi.

Advertisement

Hari demi hari berjalan dengan sikapku yang demikian dalam menghadapi orang tuaku. Saat itu aku hanya menjalaninya saja tanpa bisa mengerti maksud yang sebenarnya sampai tiba saatnya aku harus merantau ke lain kota untuk bekerja. Aku bekerja di kota orang dan tinggal seorang diri. Seperti yang kalian tahu mau tidak mau aku harus bisa hidup mandiri untuk bisa bertahan hidup di kota lain. Di saat aku sudah tinggal sendiri inilah aku baru bisa memahami kalau selama ini didikan orang tua walaupun protektif dan terkesan kuno, tapi itu semua berguna buat bekal hidupku saat ini. Aku baru sadar kalau mereka melakukan semuanya karena sayang padaku dan tidak ingin aku terjerumus ke hal-hal negatif.

Saat ini aku bisa merasakan dampak didikan mereka seperti aku terlatih untuk hidup hemat, tidak sembarangan membeli barang jika tidak memerlukan. Aku juga tidak jadi orang yang suka keluyuran pergi sampai lupa waktu. Aku selalu ingat tanggungjawab yang harus aku kerjakan di samping hang out bareng teman. Aku jadi orang yang punya prinsip dan pendirian yang teguh walaupun orang-orang di sekitarku berbeda.

Advertisement

Ya semuanya baru aku sadari saat aku hidup sendiri terpisah dari keluarga dan harus berjuang mengatasi kerasnya hidup. Aku yang selama ini jadi anak rumahan, manja dan hidup nyaman di rumah mau tidak mau harus berubah menjadi mandiri, kuat dan tahan banting untuk bertahan hidup. Kalau melihat ke belakang aku tidak menyesal sama sekali memiliki ornag tua seperti yang aku miliki sekarang. Aku justru bersyukur pada Tuhan karena sudah memberikan orang tua yang sangat sayang padaku dan aku bersyukur dilahirkan di keluargaku sekarang.

Dari pengalamanku aku ingin mengingatkan teman-teman muda (khususnya kalian yang berusia 20 tahun ke atas) untuk coba belajar melihat dari sudut pandang orangtua. Coba tempatkan diri kalian di pihak mereka dan kalian akan mulai mengerti mengapa mereka bersikap demikian. Awalnya memang ngeselin dan kalian pasti pengen marah, tapi daripada langsung konfrontasi dan membuat masalah lebih parah, coba kalian nurut dulu sama mereka.

Biar bagaimanapun mereka adalah orang tua kalian dan pasti ingin yang terbaik buat anak-anaknya walaupun caranya berbeda dengan kalian. Dengan kalian nurut itu sudah menunjukkan kalau kalian menghargai dan menghormati mereka sebagai orang tua dan dengan demikian mereka akan menghormati kalian juga dan pertengkaran bisa diminimalkan. Baru setelah itu kalian coba cari kesempatan untuk berdiskusi di lain waktu saat emosi sudah reda. Saat itu adalah saat dimana kalian bisa memahami maksud baik mereka, dan siapa tahu kalau kalian ternyata benar, permohonan/pendapat kalian bisa diluluskan/didengarkan. Intinya jangan membuat perlawanan terang-terangan tapi coba cari kesempatan untuk diskusi dan memecahkan masalah dengan kepala dingin. Alhasil masalah bisa selesai dengan cepat, pertengkaran bisa dihindarkan, dan hubungan dengan orangtua bisa lebih erat. Enak kan?? Satu cara sudah dapat 3 manfaat 🙂

Ingatlah teman orangtua sedingin dan sejahat apapun pasti sayang anak-anaknya dan ingin yang terbaik untuk mereka. Dan seperti yang kita semua tahu hidup di bumi ini terbatas waktunya. Jadi orangtua tidak akan selamanya menemani hidup kita. Suatu saat mereka akan pergi meninggalkan kita. Jadi jangan sia-siakan kesempatan yang Tuhan berikan untuk menghormati orangtua selama mereka masih ada. Kita ga akan ada di dunia ini tanpa mereka, guys. Percayalah teman, suatu saat kalian akan menyadari betapa sayangnya orangtua kalian dan mungkin kalian akan menyesal karena tidak menuruti nasihatnya.

Selamat mencoba Teman!! ^^

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

6 Comments

  1. Yenni Kasim berkata:

    Great article….. sekalipun kdg sulit terima pemikiran ortu, akan tiba saatnya utk mengerti n bersyukur…. minimal 1 hal yg perlu dipegang, bahwa mrk toh mengasihi kita

  2. Makasi ci Yen buat dukungannya

CLOSE